Team Robot UIN Juarai Parahyangan Robotic Competition

[www.uinsgd.ac.id] Komunitas yang menamakan dirinya Robotika Fakultas Sains dan Tekhnologi UIN SGD Bandung memenangkan kompetisi robot dalam Parahyangan Robotic Competition (PRC) di Kota Baru Parahyangan Padalarang, Bandung, tiga hari yang lalu. Minimnya biaya tak jadi kendala Robotika menciptakan Robo UIN. Dengan robot bernama Robo UIN mereka mengalahkan 13 pesaing dari berbagai kota, kategori Underwater Robot tingkat nasional, Selasa (19/8/2014).

Aturan pertandingan, robot harus memindahkan mur melalui track yang dipasang rintangan. Karena banyak dari peserta yang tidak mampu memindahkan mur itu maka aturan diubah menjadi seberapa jauh robot bisa melewati rintangan itu.

Biasa tapi luar biasa. Robo UIN yang diciptakan oleh lima orang yakni Endah Kinarya, Hanif, Dian Permana, Faisal dan Hikmadi terbuat dari barang bekas berupa botol plastik, paku, kaca plastik dan propeler ditentengnya menuju arena pertandingan.

Pertandingan dilaksanakan dengan tiga sesi, “Penilaiannya dari sesi pertama, awal di cemplungin baru ada reaksi, beberapa detik kemudian tenggelam langsung, gak mau gerak dan mogok,” keluh Endah tersenyum. “Ternyata robot terlalu berat, jadi kita langsung bongkar, karena awalnya takut mengambang jadi dikasih pemberat berupa satu trafo dan ternyata terlalu berat. Kemudian kita ganti dengan dua dynamo kecil,” tambah Hanif.

Sesi kedua, Robo UIN mengalami perkembangan dan bisa maju beberapa jarak melewati rintangan . “Pas selesai sesi kedua ada air yang masuk, abis itu langsung dikeluarin, abis itu kita ubah teknik aja, Jika sesi pertama dan kedua mengaktifkan magnetnya ketika di dalam air, di sesi ke tiga meangkatifkan magnetnya sebelum robot dimasukkan ke air baru deh airnya gak masuk lagi” imbuh Endah.

Akhirnya Robo UIN berhasil menempuh jarak sekitar 1,5 meter dan berhasil menumbangkan 13 robot elit lainnya.

Khas Robo UIN

“Kalo dilihat sepintas secara fisik ini unik, soalnya dari sekian robot yang dilombakan tidak ada robot yang seperti ini, memanfaatkan barang bekas” ungkap Endah.

Karena Robo UIN untuk kategori Underwater Robot, jadi dibuat dengan tiga motor, tiga propeler. Pemproses datanya menggunakan microphone stroller arduino. Sementara untuk pengendalinya digunakan aplikasi App Inventordisambung ke Bluetooth dan dioperasikan melalui Android.

“Kita satu-satunya peserta yang menggunakan Android untuk mengontrol robot, sementara peserta lain menggunakan remot kontrol. Tetapi ada juga yang gak pake remot dari ITB, dia mengaktifkan robot secara otomatis,” pungkasnya lagi.

Fungsi robot ini memindahkan mur dan merupakan miniatur, realisasinya “jika ada musibah pesawat jatuh ke laut bisa diangkat oleh robot dengan fungsi seperti ini,” tambah Endah.

Ini kali keempatnya Robotika mengikuti perlombaan tingkat nasional setelah tiga tahun kebelakang tidak mengikuti lomba. Tiga kali Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan pada 2008-2010 dan kemarin yang keempat diselenggarakan oleh PRC. Vakumnya dari perlombaan disebabkan adanya kebijakan baru Dinas Pendidikan pada 2011 bahwa perguruan tinggi di bawah Depag termasuk UIN SGD Bandung tidak diperbolehkan ikut KRCI.

Walaupun minim dana mereka tetap optimis. Dana didapat dari senat dan uang saku mereka sendiri. “Sebetulnya biaya minim. Kita ngajuin dana ke Depag cuma dikasih gocap. Kita sharing dengan mereka (peserta lain. Red-) dan mereka emang mendapatkan support dana dari universitas, bahkan rata-rata mereka beli robot yang sudah jadi, terus dirakit sendiri dikasih tambahan-tambahan gitu” tutur Endah. [dede/robbi-suakaonline]

 

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter