Sosialisasi Pilgub Jabar Harus Lahirkan “Political Figure”

[www.uinsgd.ac.id] Sebanyak 100 pelajar se-Bandung Timur dan mahasiswa mengikuti Sosialisasi Pilgub Jabar “Meningkatkan Kesadaran dan Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2013” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UIN SGD Bandung yang bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung dengan menghadirkan nara sumber; Drs. Heri Sapari (KPU Kota Bandung) dan Dr. Sahya Anggara, Drs., M.Si (Dekan FISIP UIN SGD Bandung) yang dipandu oleh moderator Drs. Hamzah Turmudzi, M.Si dan dibuka secara resmi oleh Rektor, Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, SH., M.Hum. di Aula Al-Jamiah, gedung Rektorat lantai II, Selasa (29/1).

Dalam sambutannya Rektor menuturkan, “Pada dasarnya sangat menyambut baik acara sosialisai Pilgub Jabar ini dalam rangka pendidikan politik sedini mungkin dan harus disampaikan kepada pemilih pemula. Oleh karena itu rule of law dan rule of game pemilu ini harus dipahami oleh mereka dengan baik dan benar,” tegasnya.

Dalam konteks kampus yang perlu dijadikan arahan itu,  “Politik education, bukan praktis apalagi pragmatisme politik, sepetri memberikan sembako, uang karena itu bukan hal yang bagus dan tidak mendidik pada pemilih pemula dan masyarakat,” jelasnya.

Mengenai tugas partai politik, Rektor menuturkan; “Pertama, Harus bisa menjadi politik articulation yang menjelaskan tentang kebermaknaan arti partai dan ideologi partai. Kedua, Politik agrigation yang berusaha menjelaskan program-program pemerintah kepada rakyat. Ketiga, Politik comunication yang bisa menjelaskan komunikasi politik terhadap rakyat dan arti penting tentang politik.”

Rektor berharap “Dengan adanya acara Sosialisasi Pilgub Jabar ini bisa melahirkan political figure dengan kriteria yang dikenal, akuntable, kredibel,” tegasnya.

Bagi Sahya, upaya menciptakan pemerintah yang baik (good governance) harus mengedepankan partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efektifitas dan memperlakukan semua sama. Untuk itu perlunya pendekatan baru dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan yang terarah pada terwujudnya pemerintahan yang baik. “Proses pengelolaan pemerintah yang demokratis, profesional, menjunjung tinggi supremasi hukum dan HAM, desentralistik, partisipatif, transparan, keadilan, bersih dan akuntable, selain peningkatan daya saing bangsa,” paparnya.

Berkenaan dengan pemilih pemula kita mesti hati-hati dalam memberikan hak suaranya, “Karena Subbanul Yaum Rijalul Ghod, Pemuda Hari ini, Pemimpin di Masa Depan. Untuk itu, apa pun tindakan hari ini, akan menentukan nasib 5 tahun ke depan. Maka berati-hatilah dalam pemilihan ini,” pesannya.

Pentingnya sosialisasi ini supaya pemilih pemula ikut andil dalam menentukan masa depan Jawa Barat,  Heri berpesan “Jangan terima uangnya, jangan terima materinya, dan jangan pilih orangnya. Akan tetapi, jadilah insan pemilih yang cerdas,” tagasnya.

Menyikapi banyaknya perilaku menyimpang seperti pembagian uang, sembako dari calon pada saat Pilgub, Pilkada. “Ini membuktikan salah satu kegagalan fungsi partai politik dalam memberikan pendidikan politik bisa dilihat dari maraknya penyimpangan-penyimpangan, sehingga wajar jika masyarakat lebih memilih calon dari jalur perorangan atau independent daripada partai politik karena tidak bisa menyalurkan aspirai dan kepentinga rakyat. Buktinya ketika menjadi pemimpin hanya aktif dan memperjuangkan golongan atau kelompoknya,” keluhnya.

Untuk Pilgub Jabar yang akan dilaksanakan pada 24 Februari 2013 dengan nomor urutan pasangan Gubernur dan wakil Gubernur; 1) Dikdik Mulyana Arief Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib. 2) Irianto MS Syafiuddin-Tatang Farhanul. 3) Dede Yusuf-Lex Laksamana. 4) Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar. 5) Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki.

“Mari kita Lupakan Pil KB, Ingat Pilkada, ungkap Hamzah saat mengakhiri Sosialisasi Pilgub Jabar. [Ibn Ghifarie, Zacky]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *