Tanggal 22 Oktober 2020, saya mendapat undangan menghadiri Rapat Persiapan Sosialisasi Perpustakaan online kepada para mahasiswa UIN SGD Bandung. Acara ini sangat penting karena termasuk bagian mempersiapkan UIN Bandung menjadi smart campus.
Smart Campus ditandai dengan–di antaranya–pemanfaatan sistem informatika yang berbasis isternet. Pak Rektor, Prof. Mahmud, memang sedang mengarahkan biduk ke sana.
Sebenarnya, tanpa adanya masa pandemi ini pun, perpustakaan online harus tetap dipersiapkan dengan baik. Ada banyak alasan kenapa itu harus dilakukan. Di antaranya, beralihnya hasrat manusia dari literasi manual ke literasi digital. Ini tentu saja dipicu oleh era digitalisasi dan internet for All.
Mau tidak mau, UIN Bandung pun harus menyesuaikan dengan tantangan tersebut jika tidak ingin ditinggalkan oleh konsumen.
Konsep Perpustakaan online adalah konsep perpustakaan digital. Dosen atau mahasiswa tidak perlu lagi datang secara fisikal ke perpustakaan jika membutuhkan literatur. la tinggal buka laptop atau gadget yang terhubung internet. Di perpustakaan online ia bisa mengunduh literatur apa saja yang dibutuhkan.
Problemnya, seberapa banyak Perpus UIN menyediakan literatur digital yang dapat diakses? Ini penting. Tidak mungkin kan dilakukan sosialisasi Perpus Online sementara literatur digitalnya tidak ada atau jumlahnya minim.
Karenanya, harus ada perubahan kebijakan dari pengadaan literatur manual ke literatur digital.
Ada beberapa saran, segera bekerjasama dengan penerbit2 buku yang sudah mulai memproduksi e-book. Membeli atau meminta mendermakannya secara free untuk para pembaca. Pasti selalu ada yang bersedia.
Perpus Online adalah perpustakaan masa depan. Kita tidak lagi hanya fokos mengurus perpustakaan manual. Seiring dengan perubahan trend online, saya kira lama-lama para pencari literatur sdh mulai meninggalkan perpustakaan manual nondifital.
Tengok beberapa Situs yang menyediakan literatur digital, seperti waqfeya, maktabah syamilah, tafsir.com. Ini adalah sebagian yang sudah move on. Ada ribuan–mungkin juga jutaan–literatur digital dalam bentuk PDF yang dapat dibaca atau diunduh secara free.
Para mahasiswa pasti mencari e-book buku daras di
perpustakaan online ini. Ini pasti sulit. Karena umumnya Buku Daras terkait dengan copyright penerbit. Dosen, si penulis buku daras tersebut, juga tidak mungkin menyerahkan filenya begitu saja ke perpustakaan, karena-sekali lagi–menyangkut copyright tersebut.
E-book buku daras itu juga sulit ditemukan melalui mesin pencarian google.
Jadi, jika Perpustakaan Online UIN Bandung ingin banyak dikunjungi para mahasiswa, maka sediakan buku e-book daras selengkap mungkin.
Cara yang paling mudah adalah Kampus menganggarkan subsidi untuk penulisan Buku Daras dengan catatan hasilnya akan dijadikan e-book yang menjadi koleksi di perpustakaan.
Cara Iain agar Perpustakaan Online UIN Bandung banyak dikunjungi adalah terkoneksi dengan perpustakaan universitas-universitas ternama di Iuar negeri. Ini harus diusahakan meski tidak mudah.
Jaya Perpustakaan Online UIN Bandung. Terus maju menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag., Warek I UIN Sunan Gunung Djati Bandung.