Sinergi Kemenag dan BSI Dorong Masjid Berdaya Ekonomi Umat

UINSGD.AC.ID (Humas) — Senior Vice President (SVP) Islamic Ecosystem Solution Bank Syariah Indonesia (BSI), Muhammad Syukron Habiby mengatakan, pihaknya siap bersinergi dengan Kementerian Agama (Kemenag) untuk menjalankan visi misi dalam pemberdayaan masjid. Ia menilai, kesiapan tersebut sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi.

“Presiden Jokowi menginginkan Indonesia memiliki satu bank syariah besar yang mampu menjangkau lebih luas. Menjawab keinginan itu, BSI, yang didirikan pada 2021, membentuk Islamic Ecosystem Solution Group yang fokus pada delapan ekosistem, salah satunya ekosistem masjid,” ujarnya dalam kegiatan Sarasehan Kemasjidan dan Lokakarya Nasional Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) yang digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Jakarta, dikutip dari Kemenag, Jumat (19/7/2024).

Menurutnya, masjid memiliki potensi dana sangat besar. Ia menjelaskan, pihaknya melihat potensi luar biasa dari donasi salat Jumat. Menurut perhitungan BSI, dengan lebih dari 700 ribu masjid di Indonesia dan kebiasaan jemaah berdonasi Rp2.000 tiap Jumat, BSI memperkirakan dana yang terkumpul bisa mencapai lebih dari Rp4 triliun per tahun. Karenanya, BSI tengah mengembangkan model pengelolaan ekosistem pengumpulan dana (termasuk zakat dan wakaf) dalam satu kerangka sosio-bisnis.

“Kami pernah menghitung kekuatan dari donasi salat Jumat. Jika umat Muslim berdonasi senilai Rp2.000 saja, dikali empat dalam sebulan dan dikalikan setahun, dana terkumpul berkisar Rp4 triliun,” paparnya.

Selain itu, imbuh Syukron, pihaknya menyediakan platform BSI Mobile yang memungkinkan masjid untuk terdaftar sebagai penerima donasi yang dapat diatur secara mingguan atau bulanan, dengan catatan memiliki rekening BSI. Misalnya, Masjid Al-Husna di Pekanbaru yang rutin mengumpulkan donasi setiap Jumat.

“Contohnya, Masjid Al-Husna Pekanbaru. Setiap Jumat, jemaahnya gencar melakukan donasi. Ada yang lima ribu, sepuluh, ribu, seratus ribu, bahkan ada yang satu juta,” ungkapnya.

Selain model tersebut, Syukron memperkenalkan pendekatan serupa yang bisa diterapkan saat salat Jumat dengan cara mempertemukan para pedagang dan UMKM dengan jemaah. Melalui BSI Mobile, jemaah dapat bersedekah Jumat dalam bentuk makanan gratis. Ia menilai, upaya tersebut dapat menghidupkan ekonomi para pedagang dan UMKM di sekitar masjid yang sejalan dengan visi Kemenag yaitu masjid berdaya.

“Misalnya, satu rumah makan ditargetkan untuk menyediakan 50 porsi, jika ada 20 rumah makan rakyat, pembelian dilakukan melalui BSI Mobile untuk meramaikan masjid. Maka, para duafa yang datang ke masjid dapat mengambil makanan secara gratis. Salah satu kunci kesuksesan masjid adalah keramaian, dan salah satu cara agar masjid menjadi ramai adalah dengan menyediakan makanan gratis,” ucapnya.

Sementara itu, Kasubdit Kemasjidan, Kemenag, Akmal Salim Ruhana menyambut baik kesiapan BSI untuk menjadi salah satu mitra sinergi pemberdayaan masjid. Menurutnya, dalam kolaborasi pentahelix, usaha menjadi sektor pemberdayaan yang perlu lebih agresif dan produktif melakukan peran kolaborasi.

“Tidak hanya BSI, mitra lain juga diharapkan bisa membuka komunikasi dan bisa bersama-sama membersamai transformasi masjid,” pungkas Akmal.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *