Sherly Annavita dan Herdi Herdiansyah Konstruk Jiwa Kaum Milenial di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

(UINSGD.AC.ID)-Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sastra Inggris (Sasing) Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar acara puncak dari serangkaian kegiatan syukuran Milad Jurusan Sasing yang ke-23, yaitu National Webinar of Organization and Youth melalui Zoom Cloud Meeting, Sabtu (5/6/2021).

Webinar ini menghadirkan pembicara yang fenomenal di kalangan milenian yakni Sherly Annavita Rahmi, S.Sos., M.SIPh dan Herdi Herdiansyah, S.Hum. Acara dipandu langsung oleh Moderator Sri Anci. Acara ini dipandang spesial oleh Andang Saehu, Ketua Jurusan Sasing. Dalam sambutannya, Andang memaparkan tema yang disajikan sangat seksi untuk diulas. Selain itu tema ini juga memperkuat sebuah hasil penelitian yang menyatakan bahwa pemuda menjadi salah satu tolok ukur masa keemas an Indonesia di 2045. “Indonesia akan menjadi negara terhebat ke tiga di dunia pada tahun 2045 jika pemuda memiliki skill, produktif, inovatif, dan kompetitif” paparnya.

Hal ini senada dengan yang dipaparkan oleh Sherly Annavita yang menyatakan bahwa “pemuda hari ini adalah pemuda generasi emas untuk masa keemasan Indonesia di tahun 2045. Apa yang harus kita lakukan di tahun 2045? kenapa kita? karena kita adalah generasi emas untuk menuju 2045.”

Sherly Annavita juga mengutip Nelson Mandela dalam pemaparannya yang menyatakan the youth of today are the leaders of tomorrow. Pemuda itu harus selalu menjadi versi terbaiknya, bukan versi terbaik orang lain. Bahkan Sherly lebih menegaskan agar para pemuda mampu menjadi manusia yang excellent yakni manusia yang bermanfaat bagi orang lain, manusia yang mengajak orang lain ke arah kebaikan, manusia yang berrevolusi bukan evolusi, manusia yang melakukan perubahan meskipun perubahan itu kecil.

Herdi Herdiansyah juga menyoroti tentang kesiapan mahasiswa untuk berorganisasi yang sehat karena masa-masa milenial ini cenderung terjadi dinamika dan dialektika. “Sudah saatnya kita menjadi agent of change dalam sebuah organisasi untuk menyeimbangkan dinamika dan dialektika, bukan menjadi pemuda yang baperan” paparnya.

Tampak hadir pada acara webinar tersebut dari berbagai provinsi di Indonesia dengan jumlah 524 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan civitas akademika dari berbagai universitas di Indonesia. Acara semakin meriah ketika para pembicara berupaya interaktif dengan para audien melalui chat box dan bertegur sapa juga bertanya langsung. Harapan terbesar dari acara ini adalah menjadi manusia yang produktif dengan cara-cara yang kreatif dan inovatif.

“seseorang bisa saja punya tujuan yang sama dengan yang lainnya, namun memiliki cara dan strategi yang berbeda untuk sampai di tujuan tersebut. Misal kita sama-sama mau berangkat ke Eropa, yang satu berangkat dari Indonesia yang satu lagi berangkat dari Amerika. Apakah rutenya sama? Jelas berbeda. Tapi targetnya sama hanya strateginya yang berbeda.” Papar Sherly.

Semoga acara ini dapat menjadi pemantik untuk membangun jiwa kaum milenial agar semakin siap menghadapi dinamika dan dialektika di sekolah, di perkuliahan, di tempat kerja dan dimanapun berada.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter