[www.uinsgd.ac.id] Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional, Dharma Wanita Persatuan (DWP) UIN SGD Bandung bekerjasama dengan Pusat Studi Wanita (PSW), PT. Askes dan Klinik Prodia Ujungberung menggelar Seminar Sehari bertajuk “Upaya Hidup Sehat Sampai Pascamenopause” bersama Dr. dr. T. Agoestina, SpOG. M. Kes, ahli kebidanan, penyakit kandungan dan menopause yang dipandu oleh Teti Tedi Priatna di ruang Sidang Al-Jamiah, Rabu (14/11)
Menurut Fatmawati Deddy Ismatullah, Ketua DWP UIN SGD Bandung menjelaskan terselenggaranya acara ini, “Merupakan langkah pengabdian masyarakat dari program kegiatan Dharma Wanita yang bekerjasama dengan PSW, PT. Askes dan Klinik Prodia Ujungberung. Mudah-mudahan dengan adanya seminar sehari ini kita dapat menambah wawasan dan informasi tentang menopause yang disampaikan oleh Bu Agoestina yang ahli kebidanan, penyakit kandungan dan menopause,” tegasnya.
Fatmawati berharap “Seluruh peserta yang hadir pada acara seminar ini bisa bertanya lebih dalam tentang segala keluhan yang dialami dan dirasakan, karena menopause tidak hanya terjadi pada usia 50 tahun ke atas tapi yang usia 40-an pun bisa mengalami menaupose,” paparnya.
Agoestina menuturkan bahwa dalam proses tua, perempuan mengalami berbagai tingkat kehidupan seperti pubertas, usia reproduktif, menopause dan masa senil. “Menaopause bukan saja merupakan sinyal berakhirnya fungsi reproduksi perempuan, tetapi juga dimulainya suatu asal baru dimana seorang perempuan mempunyai kebebasan untuk menghargai kualitas kehidupanya sendiri.”
Sudah jelas keadaan fisik da mental selama masa kehidupan ini merupakan konsekuensi akibat kejadian pada masa sebelumnya dan keadaan ini berpengaruh secara bermakna pada tahun-tahun kehidupan yang akan datang. “Rentan usia menapause ialah antara 45-55 tahun, di Amerika Serikat usia rata-rata menapause 51,4 tahun,” katanya.
Pada tahun 1990, jumlah populasi perempuan pascamenaupose di dunia adalah 476 juta. Suatu analisis mengenal distribusi perempuan generasi ini menunjukkan bahwa 40% diantaranya hidup di negara maju. “Diperkirakan bahwa jumlah total perempuan menaopose pada tahun 2030 adalah kira-kira 1.200 juta, proporsi perempuan yang hidup di negara berkembang akan meningkat menjadi 76%,” tambahnya.
“Menopause atau transisi menaupose didefenisikan sebagai suatu penghentian yang permanen dari menstruasi akibat dari hilangnya aktivitas folikuler ovarium,” jelasnya.
Gejala dari menopause diantaranya; pertama, haid tidak teratur, difisiensi estrogen menjadi nyata dalam berbagai bentuk. Ciri-ciri klinis yang umum dari transisi meliputi siklus menstruasi, sistem urogenitalis dan sistem neuroendoktrin. Perubahan mens adalah gejala yang sering dialami dalam perimonaupose,” tegasnya.
Mengenai masalah kesehatan yang sering terjadi masa menopause. “Masalah kesehatn jangka panjang yang berkaitan dengan menaupose ialah berupa penyakit osteoporosis sampai patah tulang, penyakit kardiovaskuler (jantung pembuluh darah). Gejala yang berkaitan dengan terjadinya menaupose itu akan terus berkembang mempengaruhi hampir seluruh sisitem tubuh,” ujarnya.
Caranya dengan pemberian terapi hormon (TH) yang paling populer adalah berupa tablet peroral, dengan cepat diabsorpsi melaui pencernaan dan harus melalui hati sebelum sirkulasi umum. “Proses ini merupakan metabolisme hati yang cepat, dikenal sebagai presistemik atau first-pass effect. Karena itu fungsi hati harus normal pada pengguna TH oral,” solusinya
“Oleh karena itu, perlu peningkatan kesadaran, konseling dan pendidikan bagi masyarakat awam tentang kesehatan perempuan menaupose dan penting mencegah, mengobati gejala-gejala dan resiko beberapa penyakit terutama dengan TEP/TH agar tetap sehat sampai tua,” sarannya.
Rencanaya setelah selesai acara seminar ini, “Kita semua bisa diperiksa pap smear secara gratis di klinik Prodia Ujungberung. Untuk itu, mudah-mudahan kita bisa mengikuti acara ini secara bersama-sama dan semoga berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang kita harapkan,” pungkas Fatmawati. [Ibn Ghifarie]