Sekali Praktikum, Prodi SPI Terbitkan 30 Judul Buku Karya Mahasiswa

(UINSGD.AC.ID)- Era Pandemik Covid-19 bukanlah hambatan bagi Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung untuk tetap berkarya produktif. Di tengah pembatasan kegiatan perkuliahan, praktikum mahasiswa tetap berjalan dengan semestinya. Dengan cara mengubah model, mahasiswa tetap bisa melaksanakan praktikum dan menghasilkan output berupa karya ilmiah, dalam bentuk jurnal.  

Karya ilmiah atau hasil penelitian mahasiswa, selain dimuat di jurnal-jurnal   bereputasi nasional, juga didokumentasikan dalam bentuk bunga rampai dan buku. Di akhir tahun 2020, tidak kurang dari 30 judul buku karangan mahasiswa sudah diterbitkan.

Buku-buku tersebut hasil dokumentasi dan apresiasi para mahasiswa atas penelitiannya di berbagai pelosok daerah. Dari 30 judul, sebanyak 21 judul berupa bunga rampai hasil praktikum profesi lapangan (PPL) mahasiswa semester lima; dan Sembilan buku lagi adalah pengembangan dari jurnal-jurnal hasil praktikum mata kuliah semester tiga.

Salah satunya adalah buku berjudul “Peranan Tokoh Pergerakan Perkembangan Politik, Sosial, Budaya Islam”. Dalam buku tersebut dibahas beberapa tokoh yang berperan dalam perkembangan politik, sosial, budaya, dan Agama Islam di Indonesia. Di antaranya seperti KH Ahmad Jumhur dari Banjaran, Suwarsih Djojopuspito seorang tokoh perempuan pada masa pergerakan, Laksamana Malahayati dari Aceh, dan ada juga Raden Aria Wira Tanu I Bupati pertama Cianjur.

“Alhamdulillah, di akhir tahun 2020, Prodi SPI telah menerbitkan 30 buku hasil karya mahasiswa. Tentu, buku-buku tersebut semuanya berbasis penelitian. Mereka luar biasa. Mereka produktif. Dan, mereka sudah berkontribusi besar kepada Prodi SPI,” ujar Ketua Prodi SPI, FAH UIN SGD Dr Samsudin, M.Ag; didampingi sekretaris Dr Widiati Isana, M.Ag.

Dr Samsudin memastikan buku-buku karangan mahasiswa ini bukan abal-abal, karena dalam penyusunannya dibimbing oleh para dosen, juga diterbitkan oleh penerbit ternama, dan semuanya sudah memiliki International Standard Book Number (ISBN).

“Buku-buku ini sebenarnya tinggal diperbanyak, karena bias dijadikan acuan perkuliahan, sebagai referensi, dan sumbangsih bagi dunia pendidikan. Bahkan bagi dosen, bisa lebih produktif dalam mengembangkan dunia keilmuan. Secara tidak langsung ini akan menunjang karir para dosen ke arah yang lebih bagus,” jelasnya.[nanang sungkawa]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *