Salju di Aqsha

Sabda Rasulullah Saw : Jangan pernah mengunjungi tempat atau negara manapun kecuali mendahulukan kunjungan ke Masjidil Harom Mekkah, Masjid Nabawi Madinah, dan Masjidil Aqsha Palestin.”

Tak pernah terbayangkan sebelumnya, salju melanda wilayah pelestina dan yordania (hampir dalam kurun selama 120 tahun). Cuaca dingin dan penuh hamparan salju menyelimuti sebagian besar kedua negara tersebut. Bahkan di awal bulan desember 2013, Bandara Internasional Queen Alia Yordan sempat ditutup menyusul tragedi badai salju. Di sebagian wilayah palestin, seperti hebron, betlehem, masih terdapat beberapa hamparan salju, termasuk ketika kami berziarah ke makam Ibrahim as di hebron.

Suhu udara di sekitar komplek masjidil Aqsha Palestin masih sangat dingin, bahkan di malam hari sampai mencapai 0 derajat, dan di siang hari 3 derajat. Begitupun di sebagian wilayah ziarah yordan, seperti laut mati (dead sea), makam nabi Syu’aeb as, Goa Ashabul Kahfi (the seven sleepers) dsbnya masih masih terasa sangat dingin. Kondisi alam tersebut sempat kami rasakan bersama 44 jamaah umrah plus Aqsha Qiblat Tour pada tgl 27 Des 2013 s.d 7 Januari 2014.

Kendati cuaca sangat dingin, tidak mengurangi semangat dan antusiasme para jamaah untuk dapat berziarah ke masjidil Aqsha. Sejak awal perjalanan, alhamdulillah kami dapat memperoleh banyak kemudahan dan kelancaran. Hal tersebut ditandai dengan sangat singkat dan mudahnya kami melewati perjalanan menuju perbatasan Yordan dan Israel. Biasanya, di Boarder hampir memakan waktu rata-rata 2-3 jam.

Alhamdulillah kami mampu mengatasinya hanya 30 menit. Perjalanan kami lanjutkan menuju makam Nabi Musa as, dan dilanjutkan menuju tempat utama yakni masjidil Aqsha. Komplek Masjidil Aqsha, sebuah tempat yang amat suci (Kota suci ke-3 umat Islam) karena pernah menjadi arah qiblat umat Islam sebelum kembali ke Bauitullah Ka’bah al-Musyarrifah. Di komplek tersebut juga terdapat beberapa tempat bersejarah lainnya, seperti dome off the rock, masjid Buraq, dan beberapa tempat bersejarah lainnya.  

Pada hari berikutnya, kamipun sempat mengunjungi makam nabi Ibrahim as, Siri Sarah, Nabi Zakaria, Nabi Yunus as, di wilayah hebron dan sekitarnya serta mengunjungi Betlehem (baitullahmi). Melalui jasa tour guide (Mr.Nidal), kami mendapatkan banyak penjelasan tentang hal ihwal sejarah dan peradaban Palestin, terutama yang berhubungan dengan perjalanan dan perjuangan para Nabi dan Rasul terdahulu.

Begitupun ketika kami mengunjungi Kota Yordan Mr. Magdi banyak memberikan penjelasan dan pembelajaran tentang beberapa situs penting perjalanan dan peradaban Islam di Yordania. Selanjutnya. Setelah 2 malam di Palestin, dan semalam di Yordania, perjalanan kami lanjutkan ke Kota Suci ke-2, Madinah al-Munawaroh, dan berakhir dengan melaksanakan ibadah umrah ke Kota Suci pertama, Mekkah Al-Mukarromah.

Beberapa catatan penting yang dapat kami share, antara lain : Pertama, betapa masjidil Aqsha menjadi tempat yang amat suci dan istimewa karena pernah menjadi arah qiblat umat Islam. Ia menjadi sangat penting untuk dikunjungi karena berhubungan dengan spiritualitas yang dilandasi pada semangat perjuangan dan perngorbanan para nabi dan rasul terdahulu. Ia juga pernah menjadi ‘jembatan emas’ ketila Rasulullah Saw melakukan misi ‘Mi’raj-nya’ ke Sidrotul Muntaha. Palestin dan Yordan menjadi ‘Kotanya’ para Nabi dan Rasul. Di sana terdapat beberapa situs penting peninggalan para nabi dan rasul terdahulu. Jika saja umat Islam Indonesia, khususnya di wilayah Jawa sering melakukan ‘ziarah wali songo’, maka ke Palestin dan Yordan, kita dapat melakukan ziarah ke para nabi dan rasul  terdahulu. Luar biasa nikmatnya.

Kedua, kondisi politik yang menghangat dewasa ini terutama konflik di wilayah Pelestin seperti Tepi Barat, Gaza, Ramalah, dsbnya, seseungguhnya tidak berpengaruh terhadap kunjungan ke Masjidil Aqsha. Hal tersebut ditandai dengan semakin mudahnya akses menuju Masjidil Aqsha meskpiun menggunkana izin dan visa Israel. Dalam salah satu pesannya, tour guide Mr. Nidal, mengungkapkan : “Masjidil Aqsha bukan milik umat Islam Palestin. Ia menjadi milik umat Islam sedunia. Kunjungan kita Masjidil Aqsha berarti merupakan kontribusi signifikan terhadap keberlangsungan dan keberadaan Masjidil Aqsha. Sampaikan kepada segenap umat Islam (Khsusunya Indonesia), mari sama-sama kita jaga dan pelihara Kota Suci Umat Islam ke-3 dengan mengnjunginya dan mendoakannya”.

Ketiga, berdasarkan Hadits Rasulullah Saw di atas, kita masih punya ‘hutang spiritual’ untuk dapat mengnjungi Masjidil Aqsha. Kota suci ke-3 umat Islam yang patut dikunjungi sebelum kita berkunjung ke daerah atau negara lain. Jika selama ini, para alumni jamaah haji sering berumrah, maka sempurnakanlah dengan  mengunjungi Masjidil Aqsha. Semoga ada manfaatnya. Amin yra. Waallahu a’lam bi al-showab.   

H. Aden Rosadi, Pembimbing Haji dan Umrah Qiblat Tour Bandung, Dosen FSH UIN SGD Bandung.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter