(UINSGD.AC.ID) — Wakil Rektor I UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. H. Dadan Rusmana, M.Ag mengajak civitas akademika untuk terus meningkatkan publikasi ilmiah. Caranya mulai dari tata kelola jurnal ilmiah agar terakreditasi nasional, bereputasi internasional, terindeks Scopus, Kelas Menulis sampai bersiap menjadi Kampung Mendeley.
“Sebelumnya peningkatan publikasi ilmiah sudah menjadi komitmen bersama kepemimpinan. Ini sudah menjadi distingsi kampus UIN Bandung. Selama Pa Rektor sekarang menargetkan 10 jurnal terindeks Scopus. Sebagai bukti keseriusan dan komitmen pemimpin terhadap publikasi ilmiah agar tetap dapat peringkat Webometrics, Scimago,” tegasnya saat membuka Evaluasi dan Penyusunan Program Kerja Rumah Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung di Gedung O. Djauharuddin AR, Jumat (8/12/2023).
Wakil Rektor I menuturkan ikhtiar meningkatkan capaian prestasi dan pemeringkatan harus dimaknai sebagai ibadah akademika. “Hari ini mencoba melakukan identifikasi, kompilasi, evaluasi peningkatan publikasi, baik dalam artikel, buku, maupun prosiding. Semuanya memberikan kontribusi atas capaian publikasi, ada skema yang dapat ditingkatkan publikasi, baik Sinta, Scimago maupun Webometrics. Ini semuanya merupakan ibadah akademika yang sangat bernilai. Sesuai amanah Pa Rektor ikhtiar menjadikan jurnal terakreditasi Sinta, terindeks Scopus, tiada lain caranya dengan kolaborasi, terutama dengan kampus luar, pengelola jurnal, buka ruang terkait dengan internasionalisasi, jurnal, publikasi, keikutsertaan pada konferensi,” jelasnya.
Founder Kelas Menulis, Prof. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag kehadiran Kampung Mendeley diharapkan dapat memberikan solusi untuk meningkatkan publikasi ini. “Yuk mulai dari saat ini mari kita kampanyekan UIN Bandung siap menjadi Kampung Mendeley. Pro, kontra pasti ada tapi biarkan waktu yang menjawabnya untuk yang belum mendukung. Untuk di Fakultas Ushuluddin sudah membuktikan pentingnya Mendeley ini,” tandasnya.
Mendeley adalah merek perusahaan berupa perangkat otomatis untuk pengutipan (sitasi) ilmiah. Selain Mendeley, ada Zotero, Refwork, dan lain-lain.
Mendeley dan sejenisnya memiliki beberapa fungsi. Antara lain otomatisasi pelacakan sumber rujukan, sitasi ilmiah, dan penyusunan daftar pustaka
Mendeley adalah sebuah perangkat lunak untuk mengintegrasikan citation and reference manager. Sehingga peneliti di berbagai belahan dunia dapat melakukan sharing data penelitian.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung menganut jenis sitasi APA (American Psychological Association) style dalam pedoman penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jenis ini digunakan dalam dua bagian utama penulisan, yaitu pengutipan dalam teks (in-text citation) dan daftar pustaka. Karena itu, mahasiswa diarahkan untuk menguasai berbagai aplikasi pengutipan semisal Mendeley.
“Dengan adanya Kampung Mendeley ini kita pastikan semua mahasiswa terlatih menerapkan Mendeley melalui pendampingan laboratorium untuk memenuhi pedoman,” paparnya.
Koordinator Rumah Jurnal UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Hamdan Sugilar, M.Pd. didampingi Busro, M.Ag., Ferli Septi Irwansyah, M.Si., menuturkan kegiatan rapat evaluasi dan penyusunan program kerja dilaksanakan untuk melihat tingkat keberhasilan program yang telah direncanakan sebelumnya dan untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun kedepan dan penaksiran jumlah sumber-sumber yang dialokasikan pada setiap program. Melalui rapat evaluasi program sebelumnya diharapkan akan didapat rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan atas program yang dilaksanakan selanjutnya.
Menurutnya, penguatan mutu sumber daya manusia dan keunggulan sumber daya alam, guna meningkatkan pencapaian daya saing yang kompetitif di tingkat nasional, regional dan global sudah pada tahap akhir. “Cara ini sebagai menyiapkan diri untuk menciptakan sumber daya manusia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan peningkatan publikasi ilmiah baik di Sinta, Scimago, Webometrics, Kelas Menulis di setiap Fakultas atau Pascasarjana, Kampung Mendeley, sehingga banyak jurnal kita yang terindeks Scopus,” pungkasnya.