Robot Penentu Arah Kiblat

Artikel ini merupakan hasil sebuah penelitian bentuk perjumpaan antara kearifan masa lalu dan kemajuan teknologi masa kini. Melalui artikel ini, penulis berusaha untuk mengintegrasikan algoritma arah Kiblat yang diperkenalkan oleh Abu Rayhan Muhammad ibn Ahmad al Biruni (973-1050 M) sekitar seribu tahun yang lalu dalam kitab Tahdid Nihayat al-Amakin Listashih Masafat al-Masakin dengan kemajuan teknologi mikrokontroler modern.

Dalam penelitian yang saya lakukan, saya melakukan analisis terhadap karya al-Biruni serta mengimplementasikan algoritma arah Kiblat al-Biruni dalam pembuatan Q-BOT ver.3 yaitu instrument digital untuk menentukan arah Kiblat dan waktu sholat secara otomatis.

Abu Rayhan al-Biruni dikenal sebagai “al-Ustadz fil Ulum” karena kepakarannya dalam berbagai bidang ilmu. Al-Biruni hidup pada masa Imperium Dinasti Ghaznavid (Ghaznawiyah) yang dipimpin oleh Sultan Mahmud al-Ghazni (971-1030 M).

Aal-Biruni atau Biruni lahir di Khwarazm (Kara-Kalpakskaya A.S.S.R), 4 September 973 M dan meninggal di Ghazna (Ghazni, Afghanistan) setelah 1050 M. Dia adalah sarjana dan polymath yang banyak berkontribusi pada bidang astronomi, matematika, fisika, ilmu alam, sejarah, kronologi, geodesi, filsafat, antropologi India, dan farmakologi.

Kontribusinya bidang matematika geografi untuk menentukan arah Kiblat suatu Lokasi diterbitkan pada kitab Tahdid Nihayat al-Amakin Litashih Masafat al-Masakin pada bab XXIII (manuskrip berbahasa Arab dapat ditemukan di Museum Suleymaniye, Fatih 3386, Turki). Dalam kitab tersebut al-Biruni memperkenalkan empat metode matematika dan dua analema yang berbeda untuk menentukan arah Kiblat di Ghazna (Ghaznavid Empire).

Pada penelitian ini, data koordinat Ghazna (Ghazni, Afghanistan) dan Masjid Ikomah dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia diperoleh dari Google Maps untuk mendapatkan nilai arah Kiblat. Perhitungan arah Kiblat menggunakan metode al-Biruni dan metode modern segitiga bola (sebagai pembandingnya) diproses menggunakan program 2 Python.

Hasil penentuan arah Kiblat berbasis metode al-Biruni dan metode modern ditunjukkan pada Tabel 1 dan Ilustrasi untuk menentukan arah Kiblat di Ghazna dan Masjid Ikomah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung ditunjukkan pada Gambar 1

Dari Tabel 1, hasil dari algoritma metode pertama al-Biruni untuk menentukan arah Kiblat memiliki akurasi yang sesuai dengan metode trigonometri bola modern. Oleh karena itu, metode pertama al-Biruni untuk menentukan arah Kiblat masih dapat digunakan pada masa kini.

Setelah itu, algoritma metode al-Biruni telah diterapkan untuk mengembangkan instrument
digital penentu arah Kiblat bernama Q-Bot Ver. 3 berbasis board mikrokontroler Arduino, modul GPS, dan kompas digital, skematik ditunjukkan pada Gambar 2 (a). Q-Bot Ver. 3 digunakan untuk menentukan arah Kiblat Masjid Ikomah di UIN Sunan Gunung Djati 3 Bandung.

Hasil dari penentuan arah Kiblat berdasarkan metode al-Biruni dan metode modern menggunakan Q-Bot Ver. 3 ditunjukkan pada Tabel 2, sedangkan Gambar 2 (b) menunjukkan penentuan real-time arah Kiblat suatu Lokasi di Masjid Ikomah UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang ditampilkan pada LCD.

Dari hasil pengukuran menggunakan metode al-Biruni menunjukkan kesesuaian dengan hasil pengukuran yang ditunjukkan pada hasil perhitungan arah Kiblat menggunakan metode modern, hasil pengukuran juga sesuai dengan hasil perhitungan numeriknya.

Sehingga algoritma pengukuran arah Kiblat menggunakan metode al-Biruni dapat diterapkan pada teknologi saat ini. Selain itu, desain yang ringkas membuat Q-Bot Ver. 3 dapat dibawa kemana saja (portable).

Q- Bot Ver. 3 juga dilengkapi dengan speaker yang dapat berbunyi saat perangkat menghadap arah Kiblat, sehingga sistem ini dapat digunakan oleh tunanetra. Penelitian masa depan akan meningkatkan antarmuka dan membangun sistem alat pengukur arah Kiblat dengan ukuran yang diperkecil. (AA)

Mada Sanjaya WS, Ph.D., dosen Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Bandung.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter