Jangan Mau Jadi Istri Presiden
[www.uinsgd.ac.id] Anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka menegaskan, para mahasiswa harus senantiasa unjuk gigi kepada publik dengan berbagai ilmu yang dimiliki. Setiap mahasiswa harus bermanfaat di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Khusus bagi mahasiswi, jangan mau jadi istri presiden, tetapi harus menjadi presiden.
“Satu kuncinya bagi mahasiswa untuk berhasil, yakni harus bersungguh-sungguh. Kalau kita yakin bisa, pasti bisa,” tandas anggota DPR RI, Rieke Diah Pitaloka saat memberikan pembekalan kepada para mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, khususnya fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP).
Kehadiran kader dari PDI Perjuangan tersebut mendapat sambutan antusias dari para mahasiswa baru pada Orientasi Pengenalan Akademik (Opak) FISIP di Aula UIN SGD Bandung, Jalan A.H. Nasution, Jumat (29/8).
Pemeran Oneng dalam serial Bajaj Bajuri ini sempat membacakan puisi serta mengajak bernyanyi bersama yang disaksikan Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, S.H., M.Hum. dan didampingi Dekan FISIP, Dr. Sahya Anggara, M.Si. beserta jajaran pimpinan FISIP lainnya.
“Saya sangat antusias dengan pertanyaan-pertanyaan para mahasiswa baru yang begitu kritis saat tanya jawab,” kata Oneng.
Selain itu, lanjut Oneng, ia terkesima saat melihat-lihat ruangan FISIP UIN SGD dengan berbagai fasilitas yang dimilikinya. “Ih geuningan teu nyangki ruang kuliah di FISIP UIN Bandung meni sae pisan,” kata Oneng dengan logat Sundanya.
Pada kesempatan tersebut, Oneng juga menceritakan perjalanan hidup saat kuliah di UI, mengingat latar belakang orang kurang mampu. Namun, ia terus giat belajar agar bisa bermanfaat di masyarakat.
Selain itu, khususnya untuk mahasiswi, Oneng berpesan, 5 tahun, 10 tahun, atau 15 tahun para mahasiswi UIN Bandung harus berani tampil di depan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.
Oneng menegaskan, mahasiswi jangan sekali-kali terpikir untuk menjadi istri dari presiden, menteri, rektor, dekan, BEM. “Tapi jadilah perempuan itu sebagai presiden, menteri, rektor, dekan, BEM karena perempuan dan laki-laki itu sama saja,” tegas Oneng yang disambut tepuk tangan mahasiswi.
SARA
Oleh karenanya, kata Oneng, bila berbicara Indonesia berhentilah mengedepankan masalah suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Apa pun persoalan yang ada tetap harus bangkit untuk berjuang. “Bukannya membawa ayat-ayat Alquran atau tarang hideung, namun korupsi dilakukan,” sindir Oneng.
Sementara Rektor, Prof. Dr. H. Deddy Ismatullah, S.H., M.Hum. mengatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan Opak FISIP sesuai dengan latar belakang pembicara yang dihadirkan.
“Saya mengucapkan selamat datang kepada Ibu Rieke Diah Pitaloka, anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan karena sangat tepat dengan latar belakang Ibu Rike yang concern terhadap kajian politik dan mengurus masalah kesehatan, tenaga kerja, dan transmigrasi,” kata Deddy.
Sementara Dekan FISIP, Dr. Sahya Anggara, M.Si. mengharapkan kehadiran Rike bisa memberikan motivasi, inspirasi terhadap mahasiswa baru supaya ikut terlibat dalam memecahkan segala persoalan yang dihadapi masyarakat.
Selain itu, kehadiran politikus tak lain sebagai bentuk praktik secara langsung di lapangan agar mahasiswa tidak merasa kaget.
(B.46)**
Sumber, Galamedia Sabtu 30 Agustus 2014