Resti Pratiwi, Mawar Muda Pemimpin Menwa

[www.uinsgd.ac.id] Wanita beralis tebal itu tak ragu. Matanya tajam tak sayu. Suara dan katanya lugas. Gelagatnya bak tarian elang di selasar langit: tenang. Siap menerjang. Resti Pratiwi, nona muda pemimpin Resimen Mahasiswa (Menwa). Menjadi Srikandi di kampus Islami.

Brosnya bukan bunga dan bentuk hati. Namun sederet lencana yang diperjuangkan sepenuh hati. Menwa UIN Bandung lebih manis sejak kedatangannya. Mahasiswi Jurusan Matematika Fakultas Saintek itu menjelma menjadi pemimpin yang dihormati. Mengambil alih komando untuk periode 2013-2014. Laksana mawar yang cantik dan berduri, Resti sosok yang menarik dan disegani.

UKK Menwa adalah unit kegiatan khusus yang berfungsi untuk menjaga keamanan kampus. Di luar kampus pun Menwa dilibatkan dalam berbagai acara gabungan yang dilaksanakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kini Menwa beranggotakan 40 orang dari berbagai tingkatan, mulai dari angkatan remaja, angkatan muda, angkatan madya, dan angkatan pratama.

Cerita Resti di Menwa barawal ketika dia menginjak semester tiga. Awalnya dia tak kenal soal Menwa di UIN Bandung. Orangtuanya yang kemudian memotivasi Resti untuk mendaftar sebagai anggota Menwa. Dia mendaftar tahun 2011 dan baru menjadi anggota enam bulan setelahnya. Karena pendidikan dasar saat itu diundur akibat bentrok dengan jadwal Ujian Akhir Semester.

Ketertarikannya terhadap dunia kemiliteran telah muncul sejak SMA. Dia bercita-cita untuk menjadi polisi wanita (Polwan) dan berencana untuk menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol). Namun keinginannya itu belum terlaksana. “Masuk Menwa juga supaya ada pembekalan jika akan lanjut ke Akpol nanti,” ucapnya ketika ditemui Suaka di Sekretariat Menwa, Sabtu (17/5/2014).

Sebagai pemimpin perempuan, memimpin sebuah organisasi kemiliteran yang mayoritas anggotanya laki-laki tak membuatnya canggung. Dia menjelaskan, justru merasa dibantu dan dilindungi oleh anggotanya. Dalam organisasi ada komitmen untuk saling menghargai dan taat pada kesepakatan yang telah dibuat. “Jangan pandang saya sebagai perempuan, pandang saya sebagai pemimpin,” tegasnya.

Ketika ditanya perihal program kerja Menwa dibawah kepemimpinannya selama satu tahun ke depan, dia mengaku telah merealisasikan program kerjanya yang pertama yaitu Pelatihan Dasar (Diksar) dan Khusus Administrasi Umum (Susminu).

Program kerja selanjutnya adalah melaksanakan Kursus Dinas Staf (KDS) se-Indonesia. Dia ingin mengembalikan tradisi yang telah hilang. “Dulu kan UIN SGD Bandung terkenal dengan KDS-nya,” kata Resti.

Berbicara tentang perempuan yang ikut organisasi kemiliteran, ia berharap seorang perempuan jangan takut untuk ikut dalam organisasi kemiliteran seperti Menwa. Menurutnya, Menwa bukan hanya sebuah organisasi tapi kehidupan. Membuatnya lebih dekat dengan masyarakat, melatih kedisiplinan dan mampu melatih menghadapi hidup yang keras nantinya.

“Saya ingin menjadikan menwa lebih baik lagi dengan menjalankan program kerja yang dibuat, kita sakutan visi dan misi bersama,” pungkasnya. [Robby Darmawan, Adam Rahadian Ashari/Suaka]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter