(UINSGD.AC.ID) — Religious Studies pada Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung dinobatkan sebagai yang terbaik di Indonesia versi The Scimago Institutions Rankings (SIR) 2023.
The Scimago Institutions Rankings merupakan lembaga pemeringkatan pendidikan. Dikutip dari rilis SIR, Senin (11/12/2023), penghargaan ini didasarkan atas kinerja positif Religious Studies pada aspek penelitian, inovasi, dan dampak sosial yang diukur melalui visibilitas web.
Pemeringkatan Scimago memperhitungkan keterpenuhan tiga faktor, yaitu: penelitian (50 persen), inovasi (30 persen), dan dampak sosial (20 persen). Untuk faktor penelitian, diukur 11 indikator, antara lain normalized impact, excellence with leadership, dan scientific leadership.
Pada sektor inovasi, sekurangnya tiga indikator yang dilihat, yaitu innovative knowledge, patents, dan technological impact. Begitu pada aspek dampak sosial, terdapat tiga indikator yang diperhatikan, yaitu altmetrics, inbound links, dan web size.
“Menurut catatan scimagoir.com tahun 2023, UIN Bandung berada di urutan 1 terbaik di PTKN dan ke-16 terbaik di PTN Indonesia. Scimago juga mencatat bahwa untuk Religious Study, UIN Bandung tidak saja terbaik di PTKN, tetapi juga terbaik di PTN Indonesia. Adapun untuk kajian Art and Humanity, UIN Bandung terbaik di kalangan PTKN dan ke-3 di PTN Indonesia. Dan ini prestasi UIN Bandung selama empat tahun berturut-turut versi perangkingan Scimago,” terang Rektor UIN Bandung Prof Rosihon Anwar.
“Ini adalah prestasi yang patut disyukuri di tengah upaya UIN Bandung untuk mendapatkan rekognisi internasional. Kami memang terus melebarkan sayap untuk mendapatkan rekognisi internasional sebanyak-banyaknya,” sambungnya.
Menurutnya, penobatan UIN Bandung sebagai kampus pemilik Religious Studies terbaik tidak terlepas dari kinerja riset yang dilakukan civitas akademika yang dipublikasikan dan diakses secara luas. Ada beberapa riset yang belakangan menjadi isu utama di UIN Bandung, di antaranya Moderasi Beragama, Islam dan Kearifan Lokal, serta Fenomena Keberagamaan, khususnya di Jawa Barat.
“Khusus terkait dengan moderasi beragama, isu ini menjadi minat banyak peneliti di UIN setelah beberapa riset menunjukkan Jawa Barat sebagai daerah yang tentan dengan intoleransi,” sebutnya.
“Ke depan, riset akan terus dipertahankan dan bahkan dipadukan dengan kajian kolaborasi dengan multidisplin keilmuan,” lanjutnya.
Terkait kajian Arts and Humanities, kata Prof Rosihon, UIN Bandung menempati posisi ke-3 dari seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia. Kajian ini merujuk kepada tema-tema yang terkait dengan isu-isu kemanusiaan.
“Saya kira itu yang kami miliki dengan merujuk kepada nama prodi di UIN Bandung. Namun, boleh jadi beberapa peneliti juga melakukan riset terkait isu-isu tentang seni,” terangnya.
“Saya sebagai rektor tentunya ingin mengucapkan selamat kepada civitas akademika UIN Bandung atas prestasi ini. Kalian layak mendapatkannya,” tandasnya.