(UINSGD.AC.ID)-Dalam menghadapi situasi seperti sekarang, civitas akademika UIN Sunan Gunung Djati Bandung harus tampil memberikan solusi dan bermanfaat di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Untuk urusan Covid-19 bisa menggunakan dua pendekatan. Pertama, secara lahir (medis) mengikuti aturan-aturan protokol Covid-19, yakni jaga jarak, bermasker, cuci tangan, di rumah aja. Kedua, pendekatan batin (agama) seperti berdoa setiap pagi dan sore, menjaga wudhu, jangan mendatangi tempat yang sudah terkena wabah, dan banyak beristighfar.
Pernyataan itu disampaikan oleh Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Dr H Mahmud MSi, CSEE dalam Upacara Penghormatan Bendera Merah Putih dan Doa yang digelar secara luring di Taman Kujang, depan Gedung Anwar Musaddad, Kamis (17/02/2022).
Prof Mahmud menegaskan upacara 17 setiap bulan ini dalam rangka hormat bendera dan doa bersama yang merujuk pada instruksi Menteri Agama Nomor 2 tahun 2021.
Dalam amanatnya, Rektor mengajak civitas akademika untuk selalu bersyukur atas karunia Allah yang telah memberikan nikmat kesehatan, sehingga kita bisa melaksanakan apel 17 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. “Pertama, Mari kita terus bersyukur kepada Allah SWT karena atas izinnya kita masih diberi kesehatan untuk mengikuti upacara bendera dan doa bersama ini,” tegasnya.
Kedua, “Saya atas nama pimpinan mengucapkan selamat kepada civitas akademika yang berhasil menghantarkan posisi kampus menjadi terhormat. Oleh karena itu, bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku, sesuai dengan potensi masing-masing,” paparnya.
Dalam menghadapi wabah Corona yang belum selesai ini mari kita bekerja melalui pendekatan lahir yang secara medis agar mengikuti protokol kesehatan, cuci tangan, menjaga jarak. Sedangkan pendekatan batin, yakni keagamaan yang mengingatkan kita semua untuk selalu berdoa, berwudhu, beristighfar. Untuk itu pesan-pesan agama ini harus kita laksanakan, mudah-mudahan wabah yang melanda dunia, Indonesia ini cepat diangkat penyakit,” jelasnya.