Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si mengukuhkan 3 Guru Besar: Prof. Dr. Hj. Rahayu Kariadinata. M. Pd Bidang Ilmu Pendidikan Matematika; Prof. Dr. H. Uus Ruswandi, M. Pd Bidang Pedidikan Agama Islam; Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah. M. Ed Bidang Ilmu Psikologi Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dalam acara Sidang Senat Terbuka yang digelar di Aula Pascasarjana UIN SGD Bandung, Selasa (27/3).
Dalam orasi ilmiahnya Prof. Dr. Hj. Rahayu Kariadinata. M. Pd bertajuk “Paradigma Pembelajaran Matematika di Era Digital: Tantangan dan Peluang”
Menyimpulkan dari uraian yang telah dikemukakan berkaitan dengan paradigma pembelajaran matematika di era digital adalah sebagai berikut :
1) Evolusi teknologi komputer telah menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna dan multi arah karena dilakukan secara inovatif dan kreatif 2) Paradigma pembelajaran di era digital telah menempatkan posisi guru sebagai pendamping dan fasilitator sekalgus pembelajar 3) Kemajuan teknologi menjadi tantangan sekailgus peluang bagi kalangan pendidik agar terus melakukan inovasi dalam proses pembelajaran 4) Pembelajaran matematika berbasis digital memudahkan peserta didik dalam mengekplorasi konsep-konsep yang abstrak melalui visualisasi 5) Model pembelajaran berbantuan teknologi digital dapat dirancang dengan mengkombinasikan tatap muka (konvesional, diskusi) dan perangkat teknologi (mulitimedia, internet) yang dikenal dengan blended-learning dan dilaksanakan secara berututan (sequential).
Dalam orasi ilmiahnya Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah. M. Ed bertajuk “Pendidikan Karakter dalam Peta Keilmuan dan Riset Pendidikan”
Peradaban unggul dibangun oleh seluruh elemen bangsa yang memiliki karakter kuat, postif, dan tangguh. Karakter Bangsa yang kuat merupakan produk dari pendidikan yang bagus dan mengembangkan karakter. Ketika mayoritas karakter masyarakat kuat, positif, tangguh maka peradaban yang tinggi dapat dibangun dengan baik dan sukses, sebaliknya jika mayoritas karakter masyarakat negatif maka karakter negatif dan lemah mengakibatkan peradaban yang dibangun pun menjadi lemah, sebab peradaban tersebut dibangun dalam fondasi yang amat lemah.
Karakter bangsa adalah modal dasar membangun peradaban tingkat tinggi, masyarakat yang memiliki sifat jujur, mandiri, bekerja-sama, patuh pada peraturan, bisa dipercaya, tangguh dan memilki etos kerja tinggi akan menghasilkan sistem kehidupan sosial yang teratur dan baik. Ketidak teraturan sosial menghasilkan berbagai bentuk tindak kriminal, kekrasan, teorisme dll.
Oleh karena itu pendidikan harus terus didorong untuk mengembangkan karakter bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat, sehingga pada gilirannya bangsa Indonesia akan mampu membangun peradaban yang lebih maju dan moderen yang berbasis pada empat hal yakni; induk budaya (mother culture) Agama yang kuat, sistem pendidikan yang maju, sistem ekonomi yang berkeadilan serta majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanis. Empat modal dasar tersebut Indonesia sudah memilkinya, tinggal bagaimana keempat modal dasar tersebut berjalan secara fungsional melalui pendidikan yang mengembangkan karakter bangsa.
Pendidikan karakter menempati posisi penting dalam peta keilmuan pendidikan berbasis humanistik. Pendidikan yang berbasis humanistik telah menempati ruang besar bahkan menjadi trend dalam praksis pendidkan dewasa ini. Dengan demikian, Pendidikan Karakter yang menjadi pilar penting kokohnya sistem pendidikan nasional membutuhkan riset dan pengembangan yang komprehensif serta berkelanjutan, maka peta jalan riset bidang kajian pendidikan karakter kedepan masih terbuka lebar untuk memberikan kontribusi pada pengembangan bidang keilmuan pendidikan yang lebih kokoh.
Dalam orasi ilmiahnya Prof. Dr. H. Uus Ruswandi, M. Pd bertajuk “Model Pendidikan Nilai Berbasis Karakter ‘Ibad Al-Rahman dalam upaya Membina Pribadi Akhlak Karimah”
Pengembangan pendidikan nilai berbasis karakter ‘Ibad al-Rahman sangat membantu terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah SMA Plus Pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya, yaitu kebijakan peningkatan mutu pembelajaran, kebijakan peningkatan mutu manajemen sekolah, serta kebijakan pengembangan kultur sekolah yang positif dan peningkatan iman dan takwa bagi warga sekolah.
Situasi dan kondisi yang diciptakan SMA Plus Pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya memudahkan terwujudnya tujuan pendidikan ‘Ibad al-Rahman yakni terwujudnya manusia yang menaati Allah dan beribadah kepada-Nya, menyibukkan pendengaran, penglihatan, lisan dan hatinya terhadap yang diperintahkan oleh Allah.
Proses pendidikan melalui pembiasaan dan peneladanan merupakan metode yang paling tepat serta dukungan yang cukup memadai baik internal maupun eksternal untuk menghasilkan karakter ‘Ibad al-Rahman. Evaluasi yang dilakukan dalam pengembangan pendidikan nilai berbasis karakter ‘Ibad al-Rahman di SMA Plus Pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya menjadi pertimbangan bagi program pengembangan akhlak karimah peserta didik di masa mendatang.
Penelitian ini hanya dikaji melalui dua disiplin ilmu tepanya Ilmu Pendidikan dan Sosiologi Pendidikan, tetapi tidak menyentuh aspek lain dari Pendidikan ‘Ibad al-Rahman. Oleh sebab itu ada peluang peneliti lain melakukan penelitian atas topik yang sama dengan sudut pandang lain. Demikian juga penelitian ini lebih berorientasi pada dua pendekatan, yaitu pendekatan pembiasaan dan peneladanan. Oleh sebab itu, masih terbuka untuk ditindaklanjuti dengan model pendekatan lain sehingga dapat diperoleh dan dikembangkan temuantemuan baru yang lebih kontekstual dan sempurna.[]