[www.uinsgd.ac.id]Selamat Datang di kampus perjuangan, ada tiga hal yang sedang diperjuangkan oleh UIN hari ini; UIN sedang berjuang untuk mencetak kader ulama dan intelektual, kedua UIN sedang melaksanakan pembangunan fisik, dan ketiga UIN sedang mensinergikan program-program yang diselenggarakan oleh pusat maupun daerah.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor kepada Sekda Kota Bandung, Edi Siswadi, para camat beserta beberapa lurah yang berada di lingkungan Kota Bandung, pejabat FISIP UIN serta ratusan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung, pada acara Stadium General “Pelayanan dan Perizinan Satu Atap di Kota Bandung” di Aula Utama UIN pada Rabu, (28/11).
Ia menyampaikan bahwa sebetulnya Sekda Edi Siswadi telah menjadi bagian dari keluarga besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung. “Pak Edi Sis, pada dasarnya sudah termasuk keluarga besar UIN karena ia ikut memperjuangkan keberadaan UIN. Pada saat tanah yang ada di pinggir Polda belum keluar izin AMDALnya, saya lapor Pak Edi, dan ia akan menyelesaikannya dalam waktu satu minggu,”ujar Rektor.
Rektor UIN mendukung program-program yang diselenggarakan oleh Kota Bandung,” Kami siap membantu Kota Bandung dengan mensinergikan melalui program penelitian-penelitian kemasyarakatan,”tegas Rektor.
Ia menyampaikan bahwa misi kepemimpinan seseorang harus bersandar pada dua hal, pertama adalah misi kesejahteraan rakyat. “Hal ini juga tercantum dalam UU yang diistilahkan dengan welfarestate. Keberhasilan seorang pemimpin dilihat dari sejauh mana mampu mensejaterakan rakyatnya,”ujarnya.
“Misi kedua, seorang pemimpin adalah sebagai bayangan Allah, ia menjadi wakil Allah di muka bumi, oleh karena itu di muka bumi seorang pemimpin harus menjadi tempat berlindung rakyatnya”,jelas Rektor.
Ia meminta bahwa ilmu politik yang dipelajari harus disinergikan dengan pemikiran Islam. Oleh karena itu menurutnya mahasiswa FISIP harus lulus mata kuliah pemikiran politik dalam Islam di samping itu harus mampu menghapal Al-Qur’an.”Yang belum hafal maka tidak boleh dulu wisuda”, harapnya.
Menurut Rektor, bagaimana menjalankan kepemimpinan sesuai dengan tuntutan, Al-Qur’an telah memberikan rambu-rambunya. “Empat pesan penting untuk pemimpin yang terdapat dalam surat Al-Balad atau surat tentang Negara. Konsep membangun Negara tersebut adalah; Pertama, bebaskan manusia dari sistem perbudakan yang disebabkan oleh kebodohan dan kemiskinan. Kedua, memperhatikan Sembilan bahan pokok. Sebab jika sembako tidak diperhatikan akan membuat kacau keadaan masyarakat. Ini menjadi tanggung jawa pemimpin. Ketiga, mempehatikan anak yatim. Dan keempat, kemiskinan tidak boleh dieksploitasi.
Pada tempat terpisah, saat diwawancarai oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI), Rektor menyampaikan bahwa output dari FISIP UIN akan berbeda dengan FISIP di Perguruan Tinggi lain. Ia memiliki nilai plus, yakni jika ia menjadi birokrat, akan menjadi birokrat yang memiliki akhlak karimah.
Dekan FISIP, Dr. Sahya Anggara, M.Si sebelumnya, menyampaikan bahwa FISIP UIN ingin menjadi silaturahmi dengan pemerintah karena sebagai mitra bestari dengan pemerintah karena ke depan, mahasiswa FISIP UIN merupakan calon-calon birokrat.
“FISIP UIN sama dengan FISIP UNPAD, UI, atau Brawijaya dan PTN lainnya. Tapi kami mempunyai nilai plus yaitu mengawinkan ilmu umum dan ilmu agama”, jelas Sahya.
“Kami mendukung 7 program prioritas kota Bandung yang diantaranya adalah Bandung Cerdas. Dengan diselenggarakannya Stadium General ini merupakan jembatan agar masyarakat kota Bandung menjadi masyarakat yang cerdas”, jelasnya.
“Mudah-mudahan Bandung menjadi Jakartanya Indonesia untuk Jawa Barat”, harapnya.***[Dudi, Ibn Ghifarie]