PSJ 2014 Meriahkan Gazebo dengan Nuansa Romantis

[www.uinsgd.ac.id] Suasana Gazebo Fakultas Dakwah dan Komunikasi Sabtu (22/11/2014) malam itu amat ramai. Puluhan orang berdatangan berkumpul dan duduk lesehan di tengah Gazebo. Pernak pernik seperti lampion, dan tali yang dihias dengan aneka warna membentang menghiasi Gazebo.

Sejak maghrib, puluhan pasang mata tertuju pada pangggung berbentuk segi tiga di belakang Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Mereka setia menyaksikan suguhan musik di acara Pekan Seni Jurnalistik 2014, yang digelar oleh Hima Jurnalistik UIN SGD Bandung.

Diantara grup-grup musik yang tampil di acara itu, yakni Mapah Layung, Mustache and Beard, Fiersa Besari dan Tiga Pagi. Tak lupa dilengkapi dengan nyanyian dari grup paduan suara Riungan Suanten Jurnalistik (RSJ).

Sentuhan nada-nada mellow dari musik yang tersaji seolah membuat penontot terhanyut dalam nuansa romantis. Seperti konsep PSJ sendiri yakni ‘Never Romantic Story’ yang mengajak penontot untuk merasakan sensasi romantis yang sebenarnya.

”Lalu konsep tersebut kita balut dengan sajian seni yang variatif dari mulai dekorasi tempat artis band yang kita datangkan, dan sajian acara yang lainnya kita buat seromantis mungkin,” ujar Manajer acara, Arya Rusmana kepada Suaka, Minggu (23/11/2014).

Semakin malam, suasana Gazebo makin meriah. Adalah Fiersa Besari dan Tiga Pagi yang mengundang tepuk tangan dan mengajak penontot bernyanyi bersama. Beberapa di antara penonton ada yang berjingkrak girang mengikuti alunan musik.

Arya mengaku bersyukur dengan antusiasme penonton yang datang. Meski baru pertama kali digelar, acara tersebut terbilang sukses. Karena sebanyak 460 tiket dari 500 tiket terjual. “PSJ pertama dibuat tahun ini. PSJ sendiri merupakan rangkaian kegiatan yang di usung oleh Hima Jurnalistik bidang seni. Sekaligus merupakan bentuk kegiatan terakhir di kepengurusan Hima Jurnalistik 2014,” tutur Arya. Ia juga mengatakan penonton yang datang juga ada dari Yogyakarta dan Jakarta.

Arya pun menginginkan acara seperti PSJ bisa diselenggarakan lagi tahun depan. “Insya Allah tahun depan bakal ada lagi dengan panitia yang berbeda dengan konsep, talent dan bentuk kegiatan yang berbeda pula. Tentunya yang lebih kreatif dan inovatif,” kata mahasiswa Jurnalistik semester 7 itu.

Meski acara ini bernama Pekan Seni, tapi tidak berlangsung selama sepekan. Melainkan hanya sehari. Arya mengungkapkan alasannya. “Jadi kenapa Pekan Seni Jurnalistik, asumsi yang pertama adalah acara diadakannya akhir pekan, asumsi yang kedua adalah meskipun cuma satu hari, tapi sampai sepekan kemudian masih berbekas di pikiran para penonton,” pungkasnya. (Firda Firdianti Iskandar, Adi Permana/Suaka)

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *