Prodi MKS Bersama PINBUK Siap Berkiprah Dampingi Usaha Kecil dan Menengah di Jawa Barat

(UINSGD.AC.ID)-Ketua Program Studi Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN SGD Bandung, Dadang Husen Sobana resmi dilantik sebagai Manajer Pengembangan SDM Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) wilayah Jawa Barat periode 2022-2026, di Gedung ICMI Orwil Jabar, Sabtu (08/01/2022).

Kegiatan Pembekalan dan Rapat Kerja PINBUK ini mengusung tema besar “Reinventing dan Empowering Ekonomi Umat dengan Digitalisasi untuk Jabar Juara Lahir Batin”, yang berlangsung sejak Sabtu sampai Minggu (08-09/01/2022).

Pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua ICMI Orwil Jawa Barat, Moh. Najib, dengan pembacaan surat keputusan penetapan pengurus dan pembacaan ikrar oleh Ketua PINBUK Pusat, Aslichan Burhan. Ketua terpilih sebagai PINBUK Jawa Barat adalah Yayat Nurhidayat dan sekretaris PINBUK Jabar adalah Herlan.

Ketua Prodi Manajemen Keuangan Syariah, Dadang Husen Sobana menegaskan bahwa Prodi Manajemen Keuangan Syariah mendukung penuh program kemitraan dan kolaborasi serta sinergitas antara perguruan tinggi dengan PINBUK Jabar. “Prodi MKS akan menyiapkan silabi  dan panduan yang mendukung penguatan ekonomi umat ini  dengan pendampingan usaha kecil menengah, BMT (Koperasi Syariah)  di era digital ini. Dan melakukan MoU dengan PINBUK,” ungkapnya

Dadang Husen Sobana kembali menguatkan bahwa harapan besar kemajuan ekonomi umat melalui PINBUK dan kemitraan yang dibangun bersama MKS. Selain itu, menurutnya ini juga bisa menjadi wadah pengabdian bagi para dosen sebagai implementasi tri dharma perguruan tinggi.

Ketua PINBUK Wilayah Jabar terpilih, Yayat Nurhidayat, menyampaikan sambutannya bahwa saat ini PINBUK Jabar hadir di era disrupsi digital. Dimana digitalisasi mendistrupsi Lembaga-lembaga sosial seperti hadirnya crowd funding, lalu UMKM digital.  “Ini merupakan sebuah tantangan bagi PINBUK untuk menjalankan programnya yang tentu tidak bisa menggunakan cara lama lagi. PINBUK harus menggunakan cara baru yaitu digital platform,” ungkap Yayat, Sabtu (08/01/2022).

Yayat Nurhidayat selaku ketua mengatakan, sebagai langkah pertama menjalankan PINBUK Jabar ini maka harus me-reborn pola-pola yang lama menjadi pola-pola yang baru dengan program yang menyongsong digitalisasi 4.0. Sehingga digitalisasi program menjadi fokus utama PINBUK Jabar untuk ke depannya

Ketua PINBUK Pusat,  Aslichan Burhan turut mengamini tantangan disrupsi digital yang telah disampaikan oleh Ketua PINBUK Wilayah Jabar, Yayat Nurhidayat.  Dia menegaskan bahwa format PINBUK lima tahun ke depan harus berbeda, yaitu PINBUK 4.0.

“Kita perlu melakukan transformasi, untuk mendorong hal tersebut maka perlu penguatan kelembagaan. Kita bias menginkubasi beberapa sektor kelembagaan yaitu inkubasi baitul maal, inkubasi baitul tamwil, dan inkubasi baitul tijarah. Namun ini juga perlu didukung dengan SDM yang mumpuni,” jelas Aslichan Burhan.

Selain fokus pada penguatan kelembagaan, PINBUK Jabar juga akan memperkuat kerja sama dengan birokrasi dan kemitraan dengan komunitas seperti masjid, pesantren, dan perguruan tinggi. Ia berharap, hal tersebut didukung dan tertuang dalam program kerja PINBUK Jabar.

Selanjutnya, Ketua ICMI Orwil Jabar, Moh. Najib dalam sambutannya mengatakan, berbagai usaha, strategi dan kemampuan sudah dilakukan termasuk dengan membentuk lembaga-lembaga dan  organisasi-organisasi yang menggerakan ekonomi umat. Namun perkembangannya masih sangat lambat.

Moh. Najib selaku Ketua ICMI Orwil Jabar sekaligus Guru Besar UIN SGD Bandung mengusulkan untuk PINBUK lebih memprioritaskan program-program untuk mencetak pengusaha. “Salah satu caranya dengan menyusun silabi untuk pelatihan kewirausahaan atau mencetak entrepreneur supaya ada pelaku usaha,” katanya

Menurut Moh. Najib kelemahan Indonesia adalah pada pelaku usaha ekonomi. ICMI pernah memprakarsai pendirian lembaga perbankan syariah sebagai bagian instrument dari pengembangan ekonomi umat. Karena dulu di analisis bahwa salah satu kelemahan penguasa pribumi dan pengusaha muslim ialah tidak ada lembaga keuangan syariah maka didirikan Bank Muamalat.

“Ketika dibentuk Bank Muamalat itu menjadi pemicu untuk membentuk lembaga dan instrument ekonomi dan keuangan syariah lainnya. Sayangnya, saat ini  justru kita kekurangan pelaku usaha. Sehingga perlu menciptakan entrepreneur,” tegasnya.

Kekurangan sumber daya manusia maka dibentuklah program studi pada perguruan tinggi yang mendorong ekonomi syariah, seperti prodi ekonomi syariah,  akuntansi syariah, manajemen keuangan syariah di perguruan tinggi Islam dan di bawah Kemendikbud. “Untuk itu perlu ada keseimbangan pelaku usaha ekonomi syariah, perguruan tinggi dengan membangun konektivitas, sinergitas, dan koloborasi antar institusi termasuk PINBUK,” pungkasnya.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *