Plh Rektor: Jadikan 3 Pesan Gus Dur untuk Menjemput Kesuksesan dan Karier Cemerlang

UINSGD.AC.ID (Humas) — Pelaksana harian (Plh) Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Dudang Gojali, M.Ag menegaskan Gunung Djati Job Fair dan Seminar Persiapan Karier ini menjadi ikhtiar bersama pimpinan dalam menjemput kesuksesan, karier cemerlang, menjembatani kebutuhan informasi dunia kerja dan dunia usaha, menjawab tantangan, membantu pemerintah guna pemetaan penyelarasan kebutuhan dunia kerja dengan Perguruan Tinggi (PT).

Dengan tetap berpijak pada tiga pesan Gus Dur, (Abdurrahman Wahid) Presiden RI ke-4 untuk merawat akal sehat, belajar empati dan terus melakukan kreativitas tanpa batas.

Pernyataan itu disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Bandung saat membuka Gunung Djati Job Fair dan Seminar Persiapan Karier bertajuk “Prepare Your Best and Get a Better Future” yang digelar Career Development Center (CDC) di Aula Anwar Musaddad, Kampus 1, Rabu (25/9/2024).

Dengan menghadirkan narasumber: Widya Agsari, ST, M.Sc, Pusat Pasar Kerja; Danilo Dia Quintas Dos Santos, S.Pd., Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat; Dr. Rosaria Mita Amalia, M.Hum, Kepala Pusat Pengembangan Karier Unpad; dan Dr. Lina Aulina, Sekretaris Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar.

Prof Dudang mengajak mahasiswa dan lulusan UIN Bandung untuk menjemput kesuksesan agar meraih karier cemerlang. “Dunia lapangan kerja mungkin tidak terbayangkan sebelumnya. Akan tetapi keberadaan mahasiswa menjadi wajah terdepan dari kampus tercinta ini, tentu saja punya tanggung jawab dan pasti melekat nama UIN, I-nya Islam yang yang paling melekat. Mumpung jadi Plh Rektor, izinkan saya untuk memberikan nasihat dalam mempersiapkan kehidupan yang lebih maju, karier cemerlang, punya harapan dan maju,” tegasnya.

“Oleh karena itu, nasihat saya dari Rasulullah melalui Gus Dur, ada tiga pesan: Pertama, Pentingnya menjaga akal sehat, karena akal jadi alat ukur yang membedakan kita dengan binantang. Hari ini godaan untuk berpikir tidak sehat jauh lebih banyak, mari kita maksimalkan akal sehat, termasuk dalam pilihan karier harus sesuai minat bakat, keahlian,” jelasnya.

Kedua, Soal empati, perasaan menghormati selain dirinya, “karena selama ini kita asyik dengan dunia diri sendiri, mari kita belajar menghargai orang lain yang beda, yang tak kalah penting itu perasaan menghargai derita, senasib seperjuangan sangat penting,” paparnya.

Ketiga, Kesadaran tentang kreativitas, “sebab menunjukkan ada, eksistensinya hadir, lawanna kuuleun, diem dalam bahasa Sunda, tidak mau berinovasi. Lapangan kerja menuntut kreativitas agar menjadi jembatan untuk dihargai, dihormati, sehingga kariernya maju dan berkembang,” tandasnya.

Jembatan Kampus dengan DUDI

Wakil Rektor III UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Dr Husnul Qodim MA menyampaikan “Saya mengapresiasi dengan adanya kegiatan job fair yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Karier, Alhamdulillah CDC UIN Bandung ini banyak kegiatan yang sudah dilakukan ada campus hearing, sosialisasi tracer study, bursa kerja. Terimakasih kepada semua pihak, mitra kerja yang terlibat dalam acara job fair,” ujarnya.

Tujuan diselenggarakan job fair ini, “Pertama, dalam rangka memfasilitasi, membantu, mempertemukan para lulusan dengan dunia usaha, dunia industri, sehingga capai serapan kerja perguruan tinggi ini bisa terdorong dan tercapai. Kedua, dalam rangka menyesuaikan, menyelaraskan antara dunia perguruan tinggi dengan dunia usaha, dunia industri. Mudah-mudahan teman-tema semua baik yang sudah lulus maupun calon lulusan mendapatkan manfaat dari kegiatan ini yang bisa langsung konsultasi karier dengan HRD dari beberapa perusahaan. Tentu akan mendapatkan gambaran tentang profesionalisme dunia kerja, apa yang dibutuhkan dunia kerja, dunia usaha, dunia industri dan yang terakhir bisa mendaftarkan langsung bursa kerja,” tuturnya.

Kepala CDC, Dr. Heri Gunawan, S.Pd.I., M.Ag menuturkan Gunung Djati Job Fair dan Seminar Persiapan Karier yang berlangsung dua hari (Rabu-Kamis, 25-26 September 2024) ini dirancang untuk menyediakan lebih dari 1000 lowongan kerja dari berbagai perusahaan ternama dan membantu para mahasiswa serta alumni dalam mempersiapkan langkah terbaik menuju masa depan yang cemerlang.

“CDC berusaha menjembatani jendela lulusan dengan jendela DUDI (dunia usaha, dunia industri), instansi lain. Oleh karena itu dari aspek lulusan berusaha melayani, memfasilitasi konsultasi, pelatihan soft skill sesuai kebutuhan di era sekarang ini, agar lulusan siap berkarier dan bekerja sesuai jurusan, bakat minat, dan potensinya. Salah satu caranya dengan menggelar Gunung Djati Job Fair dan Seminar Persiapan Karier. Selama dua hari. PT Redy membuka lowongan untuk 1000, bisa konsultasi pasar kerja, dengan BJBS rekan mitra, Mandiri berikan lowongan. Untuk itu, mahasiswa dan alumni yang diikuti oleh 1000 peserta bisa mendaftar langsung, siang harinya bisa melakukan pendaftaran lamaran pada boot masing-masing stand perusahaan,” bebernya.

Inovasi Bersama Pasar Kerja
Dalam pemaparannya, Widya Agsari, S.T.,M.Sc, membahas tentang Pasar Kerja Nasional Peluang dan Tantangan Bekerja di Era Industri 4.0. “Industri 4.0 adalah fenomena transformasi dari segala lini produksi dalam industri. Menggabungkan teknologi digital dan otomatisasi sehingga menciptakan smart factory,” ujarnya.

Menurutnya, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam tingkat kesiapan kerja (work readiness rate) yang masih rendah karena adanya skill mismatch.

Tantangan bangsa Indonesia dalam menghadapi era teknologi: “Pertama, Menyiapkan SDM yang unggul dan berdaya saing tinggi. Kedua, SDM unggul adalah kelompok angkatan kerja Indonesia yang profesional, produktif, mampu bersaing dan siap menghadap tantangan global serta revolusi industri saat ini,” tegasnya.

Saat bertanya kepada peserta tentang pilihan pengalaman atau gaji dalam bekerja. “Untuk yang menjawab pengalaman, kelebihannya investasi jangka panjang, pengembangan diri, dan kredibilitas profesional. Kekurangannya soal gaji lebih rendah dan waktu yang dibutuhkan. Sedangkan yang jawab gaji, kelebihannya stabilitas finansial, kepuasan jangka pendek. Kekurangannya keterbatasan pilihan karier dan risiko kehilangan peluang pengembangan,” bebernya.

Terdapat tiga terobosan penting yang diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam mengatasi tantangan yang ada.

Pertama, Penguatan Pendidikan dan Vokasi. Peraturan Presiden No.68 Tahun 2022 terkait penguatan pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan industri dan keterampilan tenaga kerja.

Kedua, Wajib lapor lowongan pekerjaan. Peraturan Presiden No.57 Tahun 2023 yang mewajibkan perusahaan melaporkan lowongan pekerjaan yang tersedia kepada pemerintah

Ketiga, Sistem informasi pasar kerja. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.5 Tahun 2024 terkait Sistem Informasi Pasar Kerja yang merupakan salah satu inovasi di bidang ketenagakerjaan.

“Untuk mencari tahu soal Pusat Pasar Kerja bisa diakses melalui laman siapkerja.kemnaker.go.id, karirhub.kemnaker.go.id, jobfair.kemnaker.go.id, paskerid.kemnaker.go.id, talenthub.kemnaker.go.id,” jelasnya.

Tips Hadapi Dunia Kerja
Danilo Dias Quintas Dos Santos,S.Pd menyoal Persiapan dan Tantangan Generasi Z dalam Memasuki Dunia Kerja.

Mengingat tantangan ketenagakerjaan di Jawa Barat; Pertama, kualitas pendudukan usia kerja seperti struktur dan kualitas tenaga kerja jawa barat yang masih rendah. Kedua, kebutuhan keterampilan dan model pembelajaran, dimana kualitas sdm harus mendapatkan prioritas utama untuk ditingkatkan dan dikembangkan dan dikembangkan agar dapat bersaing.

Ketiga, resesi ekonomi global, dimana masih berlangsungnya konflik geopolitik, tingginya inflasi, perlambatan ekonomi di berbagai kawasan, penurunan volume perdagangan dunia, dan selanjutnya disrupsi rantai pasokan global sangat berpengaruh terhadap kondisi ketenagakerjaan secara umum. Keempat, tantang era disrupsi digital,

“dimana percepatan digitalisasi bisnis dan industri, menciptakan peluang beragam dan mendorong koordinasi lintas sektor dan lintas badan pemerintah, yang dilaksanakan melalui 4 pilar, talenta digital, riset dan inovasi digital, infrastruktur digital dan fisik, serta penguatan kebijakan, regulasi dan standar yang mendukung,” ujarnya.

Diakunya, terdapat tantangan ketenagakerjaan di Jawa Barat mulai dari kurangnya pengalaman kerja, ketidakcocokan keterampilan dengan kebutuhan dunia industri (link and match), persaingan yang semakin ketat, ekspektasi yang tinggi terhadap karier, keinginan untuk berkembang dan bertumbuh dalam karier, keinginan untuk memberikan dampak dan kemajuan dalam karier, sampai keinginan untuk memiliki jalur yang jelas untuk kemajuan.

Berdasarkan data dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Barat menyebutkan tantangan terkait karakteristik generasi z, “dimana data menunjukan 65% pemberi kerja mempertimbangkan phk untuk gen z. Pertama, 1 dari 8 gen z mengundurkan diri dalam seminggu pertama bekerja. Kedua, 41 % gen z dan milenial lebih memilih menganggur daripada bekerja di lingkungan yang tidak membuat mereka bahagia. Ketiga, sebanyak 59 % sebanyak gen z juga merasa mengalami gangguan kesehatan mental,” jelasnya.

Untuk mempersiapkan generasi Z dalam menghadapi dunia kerja, ikuti 5 tips berikut ini:

Pertama, Memiliki kemampuan komunikasi baik verbal maupun tertulis.
Kedua, Memiliki kemampuan bekerja sama dengan tim.
Ketiga, Memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan cepat dan efektif.
Keempat, Memiliki kemampuan manajemen waktu dengan baik sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Kelima, Kemampuan berpikir kritis untuk mengambil Keputusan yang tepat.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *