Pesan Menag pada Grand Opening PESONA I PTKN 2022 di UIN Sunan Gunung Djati Bandung: Jaga Sportifitas

(UINSGD.AC.ID)-Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas resmi membuka even Pekan Seni dan Olahraga (PESONA) I Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) tahun 2022 di kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Selasa (09/08/2022) malam.

Kirab Nusantara, karnaval budaya lengkap dengan baju adat dan memainkan angklung menjadi pembuka PESONA I PTKN yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Kemenag Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T., Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Prof. Dr. Suyitno, M.Ag., Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Irjen Suntana, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Kepala Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat, Ajam Mustajam, Rektor PTKN dan Wakil Rektor se-Indonesia.

Dalam pidato sambutannya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan apresiasinya atas terlaksananya even besar pertama yang melibatkan 61 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri di Indonesia.

Gus Yaqut menyampaikan pertandingan olahraga merupakan pertandingan prestasi. Melalui PESONA ini, kita jadikan sebagai ikhtiar untuk memotivasi kalangan akademisi dan masyarakat untuk mencintai olahraga. Apakah itu olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga rehabilitasi, dan olahraga prestasi.

Setidaknya even ini dapat dijadikan sebagai piranti mengembangkan olahraga prestasi yang bertujuan untuk meraih prestasi dengan cara mengikuti pertandingan atau perlombaan.

Gusmen berpesan, terutama kepada para peserta dan kontingen PESONA I agar menjaga sportifitas.
“Olahraga dan agama adalah tarikan nafas yang tidak dapat dipisahkan. Seperti saat kita menyaksikam pertandingan sepak bola, jika ada pemain yang mencetak gol maka secara spontan dia akan melakukan sujud syukur untuk yang beragama Islam atau memalangkan tanda salib untuk yang beragama Nasrani ataupun menadahkan tangan untuk berdoa. Olahraga itu mencari prestasi, siapa yang ulet dia yang menang,” jelasnya.

Dalam pertandingan olahraga hampir bisa dipastikan bahwa yang tampil menjadi pemenang adalah yang ulet berlatih. Akan tetapi, para atlet meskipun mereka tahu kemampuan mereka dalam satu bidang olahraga ketika mau tanding itu mesti berdoa dulu belum, yakin bisa memenangkan pertandingan kalau belum berdoa ini artinya apa dari olahraga antara olahraga agama dan Tuhan tidak terpisahkan.
Menurutnya, olahraga, seni, dan agama tidak dapat dipisahkan dan Allah mencintai keindahan.

“Saya minta ini jangan putus, apalagi sudah ada piala bergilirnya, jangan nanti Dirjen ganti atau Direktur nya naik eselon 1 ini ditinggalkan,” ujarnya.

Gusmen menutup sambutannya dengan sebuah pantun. “Ikan hiu geter-geter, se you latter,” ujarnya.

Dirjen Pendis Prof Dhani, sapaan akrabnya menegaskan jika menilik sejarah perkembangan peradaban manusia, setiap kemajuan selalu beriringan dengan capaian-capaian gemilang pada bidang seni dan olah raga. “Berkesenian menghiasi kehidupan manusia, agar tampil lebih berwarna dan indah. Allah Maha Indah dan Mencintai keindahan (Allâh jamîl, yuhibbul jamâl). Oleh karena itu, pada hakikatnya, seni itu indah dan membangun (konstruktif), bukan merusak (destruktif),” tegasnya.

Salvador Dali, seorang pelukis dunia dari Spanyol, menyatakan bahwa sejatinya para seniman bukanlah orang yang terinspirasi, tetapi orang yang menginspirasi orang lain.

Olah raga identik dengan latihan tubuh, pikiran, dan jiwa agar kuat dan sehat, di mana mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (Al-Mukmin al-qawi khairun min al-mukmin al-dla’if). “Sehatnya tubuh terpancar pula aura positif dan pikiran yang bersih, al-‘aql al-Sâlim fi al-jism al-Sâlim atau dalam bahasa Latin dikenal Men Sana in Coropore Sano (jiwa yang sehat ada pada tubuh yang kuat). Oleh karena itu, pendidikan dalam Islam tidak hanya dimaksudkan untuk pengetahuan (basthatan fî al-‘Ilm), tetapi juga basthatan fi al-jism (kuat jiwanya),” jelasnya.

Tentu, kita semua sangat berharap, semoga PESONA ini dapat memesona dalam semua aspeknya. Memesona dari kegiatan pembukaannya, memesona pada berbagai pertandingan dan perlombaannya. “Hal yang paling penting adalah memesona dari aspek akhlak karimah para penyelenggara dan peserta Pesona ke-1 ini. Mari kita tunjukan bahwa nilai-nalai keagamaan dan lokal wisdom kita mampu menjadi asas fundamental untuk moralitas, kejujuraran, dan sportivitas,” paparnya.

Dengan semangat bulan inspirasi dan kemerdekaan, bulan agustus, mari berbagai perlombanan, pertandingan, dan kompetisi pada setiap cabang ini tetap menjunjung tinggi moralitas, kejujuran, dan sportivitas. “Saya berharap, PESONA ke-1 ini akan menjadi cikal bakal seniman dan atlet yang berkualitas,” tandasnya.

Gubernur Jawa Barat, Kang Emil sapaan akrabnya berharap acara yang diselenggarakan dari tanggal 8-13 Agustus ini dapat berjalan dengan lancar.

“Saya doakan acara ini harus sukses, selamat dan sukses untuk PESONA I,” ungkapnya.

Mengingat masih dalam suasana pandemi yang masih meningkat, Kang Emil mengajak kepada hadirin yang hadir agar tetap menjaga protokol kesehatan. “Covud-19 tidak akan hilang akan menyertai kita seperti flu, insyaallah hidup kita segera normal,” tuturnya.

Kapolda Jabar Irjen Suntana mengatakan, jajaran Polda Jabar siap membantu apapun kegiatan yang digelar di UIN SGD Bandung. Terutama dalam urusan SDM, kehadiran UIN Bandung sangat membantu dalam proses rekrutmen anggota polisi di Jawa Barat.

“Dosen hingga profesor ikut (andil) rekrutmen polisi di Polda Jabar, semoga kerjasama ini berlanjut dan kota prinsipnya berkolaborasi dan membangun bersama. Sebagai Kapolda yang mengawasi keamanan dan ketertiban, kami tidak dapat bekerja jika tidak ada bantuan dari berbagai pihak,” ujarnya.

Sebagai tuan rumah penyelenggaraan PESONA I PTKN, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si menyampaikan PESONA merupakan bentuk transformasi dari kegiatan semula yang bernama PIONIR yang kemudian menjadi 2 even, yaitu OASE di Aceh dan PESONA di Bandung.

Semangat berkompetisi (fastabiqul khairat) yang berbasiskan solidaritas dan persaudaran antar mahasiswa PTKN menjadi suatu keharusan. Karenanya PESONA menjadi program strategis bagi generasi muda yang kritis, kreatif dan inovatif sehingga menjadi bekal mahasiswa dalam menyongsong Indonesia maju 2045.

Tema yang diusung dalam Pesona I PTKN 2022 adalah “Transformasi Nilai-Nilai kebermanfaatan dalam bingkai kebersamaan untuk Indonesia Unggul. Dengan tagline adalah “Spirit of Harmony”

Pekan Seni dan Olahraga Nasional (PESONA) I PTKN 2022 memperlombakan diperlombakan dan dipertandingkan sebanyak 22 cabang yang terdiri 12 bidang seni dan 10 pertandingan olahraga. Untuk bidang seni, ada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), Musabaqah Hifzhil Qur’an (MHQ), Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ), Pop Solo Islami, Cipta Lagu Islami, Musikalisasi Hadits, Puitisasi Terjemah Al-Qur’an, Qasidah Modern, Kaligrafi, Film Pendek, Stand Up Comedy, dan Monolog.

Untuk bidang olahraga ada 10 cabang pertandingan yaitu; Tenis Meja, Catur, Pencak Silat (seni), Karate (Seni/Kata), Taekwondo (seni), Volley ball, Bulu Tangkis, Basket ball, Futsal, dan Panjat Tebing.

“PESONA I yang diikuti oleh 61 PTKN dengan jumlah peserta 3459 atlit. Saya harap kegiatan ini berjalan lancar, PESONA PTKN mampu tampil mempesona dalam konteks menjaga NKRI. Semoga kehadiran Bapak Ibu mendapatkan keberkahan. Terutama atas hadirnya PTKN, mulai dari Islam, Kristen, Hindu, sampai Konghucu,” pungkasnya.

Dalam acara pembukaan diluncurkan Buku Grand Design Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Tahun 2020-2045. Melalui Direktorat DIKTIS diharapkan Grand Design ini sebagai peta jalan bagi para pengambil kebijakan dan praktisi pendidikan tinggi keagamaan Islam berdasarkan visi, strategi, milestones, dan program kerja yang sistematik dan terukur untuk mencapai World Class University (WCU) yang berdaya saing nasional dan global.


WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *