[www.uinsgd.ac.id] “Selamat datang di kampus perjuangan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yang akan menegaskan diri sebagai kampus muslim community” sambut Rektor UIN Sunan Gunung Djati, saat menerima anggota DPR RI dari komisi VIII bidang keagamaan di Aula Al-Jami’ah pada Selasa (17/07/2012).
Anggota Dewan tersebut adalah, Nurul Iman dari Fraksi Demokrat, Emanuel dari Fraksi PDI Perjuangan dan Jazuli Juwaeni dari Fraksi PKS.
Rektor menyampaikan bahwa UIN Sunan Gunung Djati Bandung memiliki 4 informasi yang harus diketahui, yaitu; pertama, keilmuan yang utama di UIN adalah bagaimana mengintegralkan ilmu agama dan ilmu umum. kedua, kami mempunya 7 fakultas, termasuk yang akan diresmikan pada tanggal 19 Juli 2012. Ketiga, kami akan menyerahkan program pengembangan dan rencana strategis UIN Bandung ke komisi VIII, konsepnya adalah pembangunan keunggulan berbasis perbedaan. Dan selanjutnya yang dipikirkan oleh UIN adalah bagaimana memikirkan konsep untuk mempertahankan dan memperkuat jurusan agama yang mengalami erosi setelah perubahan IAIN ke UIN.
“Ada beberapa program pengembangan keunggulan yang dilakukan oleh UIN yaitu lulusanya harus menguasai IPTEK atau pendidikan berbasis komputerisasi, kebahasaan yakni bahasa Arab dan Inggris yang harus memiliki skor TOEFL dan TOAFL 400, mahasiswa jurusan agama harus mampu membaca kitab kuning, dan hapal Al-Qur’an,”jelas Rektor.
Menanggapi tentang kegiatan legislasi yang dilakukan oleh DPR, Rektor menanggapi bahwa produk hukum yang terkait dengan kepentingan umat harus melibatkan umat Islam yang mayoritas,” yang terkait dengan produk legislasi, harus ada pelibatan umat Islam, khususnya berkaitan dengan umat Islam agar berjalan secara rahmatan lil’alamin,”ujar Rektor.
Rektor juga menyampaikan bahwa ciri khas UIN ke depan akan dikembangkan tentang kajian hukum Islam atau Islamic law.”Di UIN banyak guru besar bidang hokum Islam. Sementara produk hukum positif kita dipengaruhi oleh Belanda. Bagaimana agar hukum Islam yang kami kembangkan dapat memandu hukum positif tersebut,”tegasnya.
Rektor memberi alasan yang universal bahwa program-program tersebut untuk mencetak kader bangsa,”Kita ingin mencetak kader bangsa agar ke depan kader bangsa bias memecahkan persoalan bangsa yang luar biasa ini,”jelasnya.
Menanggapi terjadinya erosi jurusan keagamaan di lingkungan PTAIN, Dekan Fakultas Syariah, Prof. Dr. Oyo Sunaryo, M.Si memberikan solusi agar didorong dengan penyediaan beasiswa yang tidak hanya berupa bidik misi saja. Sementara itu, Dekan Fakultas Ushuludin berpandangan bahwa program studi harus bersifat aplikatif agar bisa diterima di dunia kerja yang memerlukan perhatian dari pemerintah.
Sementara itu Prof. Juhaya S. Praja memandang hal tersebut sebagai sesuatu hal yang universal. Dan Dekan Fakultas Dakwah & Komunikasi melihatnya perkembangan UIN tersebut merupakan potensi untuk dimanfaatkan agar bias mengembangkan jurusan-jurusan agama sebagai upaya saling menyeimbangkan.
Nurul Iman berharap bahwa seluruh masukan dari UIN dapat dijadikan bahan kekuatan untuk disampaikan kepada kementerian.***[Dudi, Ibn Ghifarie]