Perjalanan Umrah dan Drama Hidup

(UINSGD.AC.ID)-Pandemi COVID-19 sampai awal tahun 2022 ini terus menjadi problem serius, khususnya bagi perjalanan umrah dari Indonesia. Vaksinasi massif tidak berbanding lurus dengan izin pemerintah untuk membuka perjalanan umrah lebih longgar. Ditambah dengan varian baru COVID-19 -omicron-memukul ulang para agen travel umrah. Maka, awal tahun 2022 pembukaan perjalanan umrah begitu sangat terbatas.

Perjalanan umrah di Indonesia pada masa pandemi, seperti drama hidup. Naik turun, kadang membahagiakan, juga banyak membuat sedih. Membahagiakan, saat para calon jamaah umrah dengan niat karena Allah, tetap membulatkan tekadnya untuk mengunjungi dua tanah haram. Dan jika para pengelola perjalanan umrah masih dapat bertahan dalam gelombang ketidakpastian, bahkan dengan berbagi kebahagiaan dengan yang lain. Dan ini talah dilakukan oleh PT. Qiblat Tour, pun travel lainnya.  

Membuat sedih, saat pengelola melihat para calon jamaah umrah terus turun kadar keimanannya karena pandemi COVID-19, bahwa virus ini lah yang akan mengakhiri hidup seseorang. Padahal batas hidup dan mati adalah domain Allah swt sebagai Dzat Yang Maha. Semakin bertambah sedih, saat para penentu kebijakan tidak memberikan ruang yang lebih luas bagi muslim untuk berdoa di tempat mustajab (raudhah dan multazam) melalui perjalanan umrah. Bahwa faktor kesehatan menjadi prioritas adalah pilihan merupakan kebijakan penting, namun menjadi kurang proporsional jika dibandingkan dengan keterbukaan pada bidang pariwisata domestik dan internasioanal.  

Drama hidup yang dialami manusia pun demikian, plus minus. Ada sedih pasti ada bahagia. Manusia pasti pernah tersenyum, pun dihampiri oleh keadaan yang membuat meneteskan air mata. Manusia akan berinteraksi dengan lingkungan yang paling kecil, pun dengan paling besar. Mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat. Individu-individu yang dihadapinya-pun senantiasa berbeda. Terkadang mereka membuat kita tertawa, atau kerap menjadikan kita bersedih. Drama hidup seseorang tidak bisa disamakan dengan drama hidup orang lain secara otentik. Akan tetapi, ada nilai-nilai universal yang menjadi pedoman hidup setiap orang dalam mengarungi kehidupan. Pun bagi para pengelola perjalanan umrah.

Drama hidup pasti berubah, ada kalanya di atas, dan pasti pernah berada di bawah. Konteks ini bukan hanya persoalan material, juga immateri. Pada suatu saat, kita akan merasa sangat dihargai oleh banyak orang, tapi pada saat lain kita bahkan didown grade oleh orang yang sama. Dan Islam sesungguhnya mengajarkan itu pada pelaksanaan ibadah solat. Dari sini, saat siapapun sedang merasa “di atas” untuk tidak paling superior, sehingga menghalalkan segala cara. Atau sebaliknya merasa paling inferior -bahkan menistakan dirinya sendiri- karena karena berada pada fase paling menyedihkan. Dan yakinlah Allah SWT yang punya kuasa atas hal itu, karenanya dunia pasti berputar.

Keyakinan kepada Allah SWT, adalah hal mendasar. Itu adalah nilai universal. Jika seseorang sudah tergerus keyakinan itu, maka akan mudah terombang-ambing, dan bahkan masuk pada titik terendahnya. Keyakinan itu harus juga diinternalisasi secara bertahap dan secara hanif. Begitupun pengelola perjalanan umrah, dapat dibayangkan jika tanpa keyakinan kepada Allah, maka -dalam masa pandemi COVID-19- membuat pengelola perjalanan umrah tidak membumi.

Nilai kedua adalah bertindak solutif. Setiap diri dan entitas pasti memiliki masalah, kecil atau besarnya masalah sangat tergantung perspektif. Jika dengan COVID-19, memberikan ruang solusi lain maka itulah yang telah banyak dilakukan selama ini, misalnya peningkatan on line shop dan sebagainya. Maka inovasi-inovasi menjadi keniscayaan. Seperti apa yang -salah satunya- telah dilakukan oleh PT. QIblat Tour Islami, dengan membuka gerai Qiblat Mart.

Mudah-mudahan drama perjalanan umrah ini dimaknai biasa sebagaimana kita memaknai drama hidup masing-masing manusia. Wallahu ‘alam  

Dindin Jamaluddin, Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Gunung Bandung dan Pembimbing PT. Qiblat Tour Islami.

Sumber, Pikiran Rakyat 26 Januari 2022

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *