Perbuatan Terbaik

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr ra: Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, “Perbuatan apakah yang paling baik dalam Islam?” Beliau menjawab, “Memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR Muslim).

Begitu indahnya Islam, bukan hanya bersifat individual spiritual, dimensi sosialnya kokoh dan Nabi Muhammad SAW memberikan senyatanya teladan. Tentu saja, memberi makan mengandung makna luas, tidak saja saat berkecukupan kepada yang kekurangan, tapi juga saat kita kelaparan dan sedang kesempitan. Berbagi itu tidaklah mudah. Diilustrasikan seperti mendaki, berat dan susah.

Mengucapkan salam bukan sekadar secara lisan. Tapi, juga mau memaafkan, menebar kebaikan, berbagi kemanfaatan, mendamaikan, membuat saudara nyaman, tetangga dan umat manusia merasa aman. Islam hadir sebagai rahmat bagi sekalian alam.

Belum sepekan ibadah Ramadhan 1441 H kita tinggalkan. Apakah ketakwaan masih membekas dalam keseharian, atau menghilang begitu saja seperti tulisan di pasir pantai disapu ombak lautan?

Berusahalah sekeras mungkin agar pada wisuda Ramadhan ini nilai-nilai kebaikan dan keberkahan tetap terjaga. Memang tidaklah mudah, tapi ikhtiar harus dimaksimalkan. Seperti menulis di batu, sulit dihapus, kuat melewati berbagai musim kehidupan.

Mari kita renungkan lagi, dua perbuatan terbaik menurut Rasulullah SAW itu adalah intisari ketakwaan. Ibadah berdimensi sosial ini dapat diperoleh sebagai buah dari latihan Ramadhan. Dengan demikian, Ramadhan tak hanya menjadi ibadah formal, tapi juga sebagai esensi tindakan dalam keseharian.

Manusia bertakwa itu digambarkan sebagai mukmin yang beriman kepada hal yang ghaib, mendirikan shalat, dan selalu menafkahkan sebagian rezekinya. Mereka juga orang yang beriman kepada kitab Alquran dan kitab yang diturunkan kepada nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. Serta, meyakini keberadaan hari akhir.

Manusia bertakwa juga digambarkan selalu menebar kebaikan kepada sesama dalam kondisi lapang dan sempit. Ruang memaafkannya luas. Mampu menahan kebencian dan berbuat baik kepada yang telah zalim kepadanya sekalipun. Ciri manusia bertakwa tersebut jelas mencerminkan perbuatan terbaik sebagaimana disampaikan Rasulullah SAW.

Alquran menyebut orang yang bertakwa dengan menggambarkan mereka sebagai yang mendapatkan petunjuk dan dicintai Allah SWT. Mereka akan mendapatkan kebahagiaan abadi, kemenangan, dilindungi selalu oleh Allah SWT.

Sebagaimana dijanjikan Alquran, manusia bertakwa akan diberikan kelebihan, dianugerahi petunjuk untuk membedakan kebenaran dan kesalahan.Mendapatkan jalan keluar saat menghadapi kesulitan. Serta, dimudahkan segala urusan dan limpahan berkah dalam kehidupan.

Demikianlah janji Allah SWT bagi mereka yang bertakwa. Mari luruskan niat, perbaiki kualitasnya, dan konsisten dalam kebaikan. Berusahalah menjaga nilai ketakwaan dengan terus taat syariat dalam ibadah harian. Tidak kendur berbagi, menebar kebaikan, kemanfaatan, kebahagiaan, dan kedamaian. Wallaahu a’lam.

Iu Rusliana, dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Sumber, Hikmah Republika 28 Mei 2020

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *