Pentingnya Literasi Keuangan bagi Mahasiswa agar Terhindar dari Pinjol Ilegal

UINSGD.AC.ID (Humas) — Program Studi Ilmu Komunikasi Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Talkshow My Ilkom bertajuk “Cerdas Keuangan Terjaga Masa Depan” yang berlangsung di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Selasa (12/11/2024).

Talkshow hasil kerja sama dengan OJK, BI, dan media Inilah Koran ini dalam rangkaian Road Show Literasi Keuangan Goes to Campus yang menghadirkan tiga narasumber: Direktur pemberitaan Inilah Koran Zulfirman Tanjung; Analis Junior Deputi Direktur Perilaku PUJK, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Jawa Barat Nova Almaida; Satgas Anti Rentenir Saji Sonjaya.

Saat memberikan sambutan Tantan Sulthon Bukhawan, Direktur Utama Inilah Koran mengatakan bahwa nantinya diharapkan target teman-teman gen z yang menjadi target pinjol dan hoaks di zaman ini bisa merangkum nilai positif yang bisa di ambil dari rangkaian Talkshow ini.

“Dan juga saya berharap temen-temen ketika keluar ruangan ini bisa mengetahui bagaimana bahaya pinjol dan nilai nilai positifnya nanti dan bagaimana temen-temen bisa memilih bagaimana itu kebutuhan dan keinginan yang harus dikelola,” tegasnya.

Wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Dr. H. Dudy Imanuddin Effendi, M.Ag. berharap para mahasiswa calon jurnalis dapat menghadirkan transparansi dan akuntabilitas keuangan dengan teknik investigasi agar bisa mengedukasi masyarakat lewat tulisannya.

“Lahirnya transparansi dan akuntabilitas data keuangan itu dapat sampai kepada masyarakat, termasuk kita sebagai calon jurnalis, dan transparansi menjadi problem yang paling berat. Tapi karena pintarnya jurnalis dengan teknik investigasinya dapat menyampaikan hal ini kepada masyarakat,” jelasnya.

Nova Almaida dari OJK Jawa Barat menegaskan bahwa mahasiswa adalah salah satu target utama dalam program literasi keuangan. Menurutnya, penanaman pengetahuan tentang pengelolaan keuangan pada mahasiswa akan lebih efektif, karena mereka berada dalam usia yang rentan terhadap berbagai jebakan finansial, termasuk pinjaman online.

Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 yang menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan Indonesia mencapai 65,43%, sedangkan indeks inklusi keuangan berada di angka 75,02%. Namun, meskipun akses ke lembaga keuangan semakin mudah, pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan keuangan masih tergolong rendah. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan literasi keuangan agar masyarakat dapat mengelola keuangan dengan bijak.

“Indeks inklusi keuangan idealnya harus mencapai angka 90%. Dengan literasi keuangan yang tinggi, masyarakat bisa lebih memahami risiko dan kewajiban dalam mengakses produk keuangan,” ujarnya.

Nova memberikan tips bijak dalam mengelola keuangan, di antaranya adalah mengikuti prinsip 2K — Kebutuhan dan Kemampuan. Prinsip ini mengajarkan agar setiap keputusan finansial didasarkan pada kebutuhan nyata dan kemampuan untuk membayar.

Terkait maraknya pinjol ilegal, Nova menekankan pentingnya untuk memilih pinjaman yang legal dan terdaftar di OJK. “Jangan pernah meminjam untuk kebutuhan konsumtif atau gaya hidup. Ingat, utang harus dibayar, jadi pastikan pinjaman Anda sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan,” tambahnya.

Saji Sonjaya, Ketua Harian Satgas Antirentenir Kota Bandung, mengungkapkan beberapa faktor yang memicu maraknya pinjol ilegal, seperti kesenjangan ekonomi, terbatasnya akses ke lembaga keuangan formal, serta dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak orang kesulitan finansial.

Prinsip 2L & Camilan diharapkan dapat membantu masyarakat memilih pinjol yang aman. Prinsip ini terdiri dari Legal (pastikan lembaga terdaftar di OJK), Logis (pastikan bunga dan keuntungan masuk akal), dan Camilan (camera, microphone, dan location, untuk memastikan keamanan data pribadi saat mengakses layanan).

Zulfirman Tanjung, Direktur pemberitaan inilah koran menyampaikan pematerian perspektif jurnalistik pada literasi keuangan peran jurnalistik sebagai pembuat kebijakan dan advokasi menjadi salah satu peran penting bagi jurnalistik dalam menyikapi segala bentuk kebijakan pemerintahan.

Yang pastinya hal tersebut dilakukan dengan dasar dasar prinsip dan juga etika kejurnalistikan. “Bagaimana jurnalistik dapat menghasilkan produk jurnalistik yang komprehensif dengan mempertimbangkan cover bothside atau berimbang agar dapat menghasilkan berita yang bisa mengedukasi masyarakat,” tuturnya.

Talkshow yang didukung oleh bank bjb, mahasiswa tampak menikmati sesi yang semakin meriah dengan kehadiran komika lokal Kota Bandung, yang turut menyemarakkan acara. “Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya pengelolaan keuangan dan menghindari jeratan pinjaman online ilegal yang merugikan,” pungkasnya.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *