Penelitian Bidang Hadis

Dari Subjek Ke Fokus Utama
Penelitian bidang hadis dibagi dua, yaitu penelitian ilmu hadis dan penelitian hadis.

Penelitian ilmu hadis meliputi eksplorasi, pendalaman, dan pengembangan. Penelitian hadis mencakup otentisitas, pemaknaan, dan pengamalan.

Penelitian bidang hadis tidak selalu karena ada masalah. Penelitian bidang hadis tidak selalu untuk penyelesaian masalah. Penelitian bidang hadis tidak selalu berupa pemasalahan.

Penelitian bidang hadis dapat dimulai dari subjek penelitian apakah subjek ilmu hadis ataukah subjek hadis. Setelah menentukan subjek kemudian menentukan topik umum, tema khusus, dan fokus utama.

Topik lebih umum dari tema. Di dalam tema khusus pasti ada celah yang menjadi fokus utama penelitian. Penelitian bidang hadis tidak selalu karena adanya masalah, tetapi dapat dimulai dari ditentukannya atau terdapatnya fokus utama.

Adanya fokus utama penelitian berarti menghendaki sebuah penelitian yang spesifik, menukik, dan tajam.

Teori, Metode, dan Analisis
Penelitian apa pun subjeknya mestilah dipayungi teori.

Teori adalah kumpulan pengetahuan tentang sesuatu. Penelitian bidang hadis pasti dipayungi teori ilmu hadis.

Secara umum, teori ilmu hadis dibagi dua, yaitu ilmu periwayatan dan ilmu kesahihan. Ilmu periwayatan meliputi pembentukan, pertumbuhan, dan perkembangan kesejarahan ilmu hadis. Ilmu kesahihan meliputi pengujian, pemaknaan, dan pengamalan hadis.

Setiap teori pasti melahirkan metode. Metode adalah skenario bagaimana ilmu tentang sesutu dihasilkan.

Penelitian sejarah periwayatan hadis dapat digunakan metode sejarah. Penelitian kesahihan hadis dapat digunakan metode tahrij. Penelitian pemaknaan hadis dapat digunakan metode syarah, tematik, dan ma’ani. Penelitian pengamalan hadis dapat digunakan metode living hadis.

Metode saja tidak cukup perlu ditambah analisis. Secara operasi, analisis adalah pelaksanaan interpretasi dengan pendekatan tertentu.

Penggunaan metode sejarah dapat dibantu dengan analisis sejarah. Metode tahrij dapat dibantu dengan analisis rijal (keadilan dan kedhabitan), analisis tahamul ada, analisis persambungan dan keterputusan sanad, analisis syahid dan mutabi, dan lain-lain.

Metode syarah, tematik, dan ma’ani dapat dibantu dengan analisis kebahasaan seperti mufradat, mantik, semiotik, hermeneutik, dan lain-lain.

Metode living hadis dapat dibantu dengan analisis antropologi, sosiologi, arkeologi, genealogi, etnografi, dan lain-lain.

Dari Eksplorasi Ke Postulat Baru
Penelitian bidang hadis merupakan penelitian materi dasar. Meskipun penelitian bidang hadis dapat dilanjut ke penelitian materi terapan.

Peta jalan penelitian materi dasar meliputi eksplorasi, pendalaman, dan teori atau postulat baru. Adapun peta jalan materi terapan meliputi development, pemanfaatan teknologi, produk, dan market.

Penelitian materi terapan di bidang hadis di antranya perancangan aplikasi hadis. Dimulai dari indentifikasi masalah untuk development kemudian dilanjut memanfaatkan teknologi untuk perancangan produk aplikasi. Produk ini dengan berbagai prototype-nya diuji dan terakhir dipasarkan.

Penelitian bidang hadis dapat dimulai dari peta jalan penelitian materi dasar. Sarjana diarahkan untuk eksplorasi. Magister diarahkan untuk pendalaman. Dan doktor diarahkan untuk penemuan postulat baru.

Postulat baru paling memungkinkan ditemukan melalui penelitian bidang hadis dengan studi lapangan. Mula-mula penelitian dipayungi teori. Akan tetapi, studi lapangan tidak menutup kemungkinan menghasilkan postulat baru.

Postulat baru dapat berupa kelanjutan teori-teori ilmu hadis. Disebut pengembangan teori ilmu hadis.

Bandung, 05 Juli 2020

Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag, akademisi Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter