Pendiri UIN SGD Prof. KH.O.Taufiqullah Meninggal Dunia

[uinsgd.ac.id] Salah seorang pendiri Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD), Prof. KH. O. Taufiqullah meninggal dunia, Selasa (8/11) sekitar pukul 19.00 WIB di RS Al Islam. Jenazah Almarhum disemayamkan dan disalatkan di kampus UIN SGD pada Rabu (9/11) pukul 8.00 WIB sebelum dimakamkan di Majalengka.Salat jenazah dilakukan Rektor UIN SGD Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, para pembantu rektor, dekan, karyawan, dan para mahasiswa yang memadati Masjid Al Iqamah UIN SGD Jln. AH Nasution.”Kami semua merasa kehilangan atas kepergian Prof. Taufiqullah yang merupakan salah satu pendiri UIN saat bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) pada tahun 1968,” ucap Nanat sambil mengucurkan air mata karena pernah diajar Almarhum Taufiqullah.Sekretaris Senat UIN SGD, Prof. KH. Pupuh Fathurrahman, Almarhum meninggal pada usia 74 tahun yang sampai akhir hayatnya masih menjadi guru besar Ilmu Hadis Fakultas Syariah dan Hukum. “Insya Allah Almarhum meninggal dunia dalam keadaan syahid karena selain mengajar juga aktif di kegiatan sosial seperti Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Jabar,” ucapnya.Selain itu, Almarhum juga masih menjadi ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Siliwangi Cimahi. “Almarhum sempat menjabat di IAIN SGD dari kepala urusan pegawai, sekretaris IAIN, pembantu rektor, dekan Syariah, dan beberapa jabatan lainnya,” katanya.Sebagai seorang sahabat, menurut Pupuh, Almarhum terkenal rendah hati, sopan santun, dan ucapannya lembah lembut. “Saya tak pernah melihat Almarhum meluapkan kemarahannya di depan umum. Bahkan kepada mahasiswa dan bawahan juga tetap bersikap sopan,” katanya.Dengan meninggalnya Prof. KH. O. Taufiqullah berarti menyusul kepergian guru besar UIN SGD lainnya yakni Prof. Dr. H. Hendi Suhendri dan Prof.H. Wardi Bachtiar. “Dalam setahun ada tiga guru besar UIN SGD yang meninggal dunia sehingga kaderisasi guru besar harus dipercepat,” katanya.Saat ini jumlah guru besar UIN SGD hanya 34 orang yang masih aktif. “Jumlah guru besar UIN SGD memang masih banyak dibandingkan UIN Syarif Hifayatullah Jakarta maupun UIN Sunan Kallijaga Yogyakarta. Kami merasa miris dengan makin berkurangnya jumlah guru besar,” katanya. (A-71/das)Sumber, Pikiran Rakyat Rabu, 09/11/2011 – 17:08

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter