Konstruksi tujuan pendidikan anak oleh orang tua dewasa ini, mengalami perubahan orientasi. Fokus penelitian ini adalah mencari cara untuk mengatasi ekses negatif dari berubahnya orientasi orang tua terhadap tujuan pendidikan anak tersebut. Asumsinya, bahwa harus ada metode dan perlakuan yang tepat dari orang tua kepada anaknya, agar anak dapat mendapatkan kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Maka, penelitian ini menemukan momentumnya, yakni untuk mendapatkan hasil tentang: (1) Faktor-faktor yang menstimulasi perubahan orientasi keluarga terhadap tujuan pendidikan anak, (2) Peran orang tua dalam pencapaian tujuan pendidikan anak, dan (3) Aktualisasi peran orang tua dalam pendidikan anak menurut Islam.
Teori medan Kurt Lewin digunakan untuk mengupas faktor pengubah orientasi keluarga. Lewin menyatakan bahwa perilaku (B) = diri (P) dan lingkungan (E). Kemudian teori William C Goode tentang sosiologi keluarga, dipakai untuk melihat peran orang tua. Dan ketiga, teori besar al-Ghazali tentang pendidikan anak, dijadikan sumber utama untuk melihat teori pendidikan anak menurut Islam.
Prosedur penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana peneliti sebagai instrumen utamanya. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah literature research. Karena sumber data utama penelitian ini adalah buku, maka analisisnya menggunakan analisis isi.
Hasil penelitiannya adalah; (1) Faktor internal dan eksternal dalam diri seseorang, saling berhubungan dan mempengaruhi dalam mengubah orientasi orang tua. (2) Sepatutnya orang tua berperan sebagai al-mua’allim al-awwal, dan keluarga menjadi al-madrasah al-ula bagi anak-anaknya, dan (3) Mendidik anak dalam Islam merupakan perwujudan dari upaya menshalehkan kembali. Dan metode talqin diketengahkan sebagai model hipotesis dalam menyelesaikan masalah pendidikan anak.
Istilah talqin yang digunakan bersumber dari khazanah tarekat. Dimana dari proses talqin tersebut, diadopsi beberapa langkah sebagai metode mendidik anak, yakni; (a) Memulai dengan niat yang tulus karena Allah, (b) Mencari ruang dan media yang tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran, (c) Menciptakan suasana yang mendorong konsentrasi dan intensitas pembelajaran, (d) Menyampaikan materi yang berisi, sesuai dengan kondisi anak -khususnya masalah keimanan-, (e) Memberi teladan baik langsung maupun tidak, dan (f) Senantiasa menstimulasi anak melakukan hal-hal yang baik (mendisiplikan anak).