Pendaftaran SPAN PTKIN Mulai Februari 2020

Kementerian Agama merilis pelaksanaan Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) dan Ujian Masuk (UM) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Rilis SPAN-UM PTKIN ini dilakukan oleh Menag Fachrul Razi di Auditorium HM Rasjidi Gedung Kementerian Agama, Jakarta.

Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin dalam laporannya mengatakan bahwa pendaftaran SPAN PTKIN akan dimulai 3-28 Februari 2020. Adapun pendaftaran UM PTKIN akan berlangsung dari 15 April – 29 Mei 2020.

Menurut Kamaruddin, ada lima jalur penerimaan mahasiswa PTKIN. Pertama, seleksi siswa-siswi berprestasi bersama dengan Kemendikbud. “Ini untuk menjaring mahasiswa prodi (program studi) umum yang ada di UIN, seperti kedokteran, kesehatan, Saintek dan lainnya,” kata Kamaruddin di Jakarta, Jumat (20/12).

Kedua, ujian masuk Peguruan Tinggi bersama Kemendikbud. Ini juga dikhususkan bagi seleksi mahasiswa untuk pilihan program studi umum.

Ketiga, jalur SPAN PTKIN. Jalur ini untuk menjaring mahasiswa dari madrasah tanpa seleksi. Jadi penjaringannya tidak tertulis karena berdasarkan prestasi siswa-siswi di sekolah dan madrasah dengan melihat nilai raport dan prestasi lainnya. 

Keempat, jalur UM PTKIN. Proses ini dilaksanakan secara nasional. “Ketua UM-PTKIN tahun 2020 adalah Rektor UIN Bandung dan ini tahun pertama,” papar Kamaruddin.

Kelima, jalur Mandiri. Perguruan Tinggi melakukan ujiannnya sendiri-sendiri, dan hanya 20 persen yang diterima lewat jalur Mandiri. “58 PTKIN secara serentak akan melaksanakan SPAN UM-PTKIN 2020,” kata Kamaruddin.

Kamaruddin menambahkan bahwa PTKIN telah berkontibusi secara fundamental dalam meningakatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Nasional dan Human Develompment Indonesia. Saat ini, APK Indonesia sudah mencapai 34,5 Persen. Artinya, sebanyak 34,5% anak Indonesia yang berumur 18-23 tahun telah mendapat kesempatan kuliah di perguruan tinggi.

Meski masih kecil, namun menurut Kamaruddin, sudah ada kemajuan luar biasa. Indonesia masih harus memperluas akses masuk perguruan tinggi karena masih tertinggal dari Singapura (82%), Malaysia (39%), Thailand (hampir 40%), dan Korsel (hampir 92%).

“Di Indonesia secara nasional baru 34,5 persen,” tegas Kamaruddin.

Pembangunan Human develompent Indonesia juga mengalami peningkatan, sudah mencapai 71,3%. Secara rata-rata nasional, ini sudah  termasuk tinggi. “Ini semua atas kontribusi PTKI dalam melaksanakan pendidikan di Indonesia,” tegas Kamaruddin.

Sumber, Daulat 21 December 2019, 10:00

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter