Al-Qur’an adalah sebuah dokumen ajaran kaum muslimin yang berisi petunjuk, program dan pesan-pesan hidup dan kehidupan, baik yang berkenaan dengan aspek keyakinan (aqidah) akhlak atau budi pekerti maupun hokum yang mengatur manusia dalam berinteraksi dengan Tuhannya, sesamanya, dirinya serta dengan alam sekitarnya.
Isi kandungan Al-Qur’an tersebut disampaikan langsung oleh dirinya melalui beberapa cara, baik yang bersifat informative, fakultatif (tuntutan), dialogis, demontratif maupun simbolitik
Dari sekian cara tadi, maka metode tamtsil merupakan cara yang lebih menekankan pada penalaran mendalam (tafakkur). Pada sisi lain, pesan-pesan Al-Qur’an yang disampaikan dengan metode tamtsil mencerminkan hikmah yang tersembunyi yang dapat dipahami secara logis sehingga nampak karakter-karakter yang ada di dalam suatu pesan. Karena itu, kajian terhadap ayat-ayat tamtsil cukup mendapat perhatian di kalangan ahli tafsir (mufassir) terutama tafsir-tafsir yang bercorak ijtihad (pendekatan akal sehat) seperti Imam Fakhruddin al-Razy dalam karyanya, kitab Tafsir Mafatih al-Ghaib.
Al-Razy memandang bahwa metode tamtsil adalah suatu cara yang digunakan al-qur’an dalam menyampaikan pesan-pesan yang harus disampaikan secara simbolitik. Objek kajian dari metode ini adalah ayat-ayat amtsal, yakni ayat-ayat yang menggunakan kata-kata matsál, amtsál, mitsil, mustlá, mutsallát, tamatsil, dan tamatsala.
Al-Razy menafsirkan ayat-ayat tersebut secara spesifik dalam pengertian suatu sifat (al-shifah), kelakuan (al-hal), cerita (al-qishshah), pelajaran (al-ibrah), kemiripan (al-tasybih) dan lainnya.
Al-Razy menafsirkan ayat-ayat simbolis sehingga memiliki makna yang lebih khas seperti itu tidak lepas dari paradigma dan pendekatan yang dipakainya. Hal ini merupakan masalah penting dalam penelitian ini. Artinya, perlu diketahui sejauh mana dan pendekatan apa yang ditempuh al-Razy di dalam menafsirkan ayat-ayat tamtsil (simbolis).
Penelitian ini ditempuh dengan menggunakan metode deskriptif, suatu metode yang berusaha memberikan gambaran objek penelitian mengenai penafsiran al-Razy terhadap ayat-ayat tamtsil dengan melalui tahapan: menghimpun data dengan cara memilah dan memilih kata matsál, amtsál, mitsil, mustlá, mutsallát, tamatsil, dan tamatsalá.
Data yang terhimpun dari kitab tafsir al-Razy, Mafatih al-Ghaib, tentang ayat-ayat tamtsil menunjukkan jumlah kata yang variatif, yaitu 47 surat, 133 ayat,. Rinciannya: 56 kata matsál, 15 kata amtsál, 65 kata mistil 1 kata tamatsil, 1 kata tamatsala dan 1 kata mutsallát
Dari hasil pembahasan terhadap penafsiran al-Razy mengenai ayat-ayat tamtsil berdasarkan pendekatan kebahasaan dan kontek sosiokultural diperoleh kesimpulan bahwa kata matsal atau amtsal menunjukkan karakter atau perilaku atau kisah yang berkenaan langsung dengan jati diri suatu objek. Sedangkan kata mitsil merupakan kata bntu (alat) yang berfungsi untuk penyerupaan antara karakter yang satu dengan yang lainnya.