Panjat Pinang Wujud Budaya Sunda

[www.uinsgd.ac.id] Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Bandung mengadakan lomba Panjat Pinang sebagai salah satu rangkaian acara hiburan dari acara tahunan Dema yang bertema ‘Asih Dina Hiji Sasih’. Acara tersebut dilaksanakan di depan Aula Baru , Selasa (07/04).

Acara panjat pinang ini diikuti oleh seluruh mahasiswa UIN  Bandung, baik dari fakultas , jurusan atau dari UKM .  Selasa (07/04).

“Kalau yang mewakili tidak dibatas, satu jurusan boleh dua regu. kebetulan ada 10 sampai 11 regu yang barusan maen, satu regunya 4 orang, durasinya yang pertama 2 menit, kalah 3 menit lanjut lagi 4 menit dan lanjut lagi  5 menit,” ujar salah satu penanggung jawab acara, Lisna Novita, Selasa (07/04).

Dengan jargon yang dimiliki Dema yaitu kabinet berbudaya maka diadakan salah satu perlombaan tradisional tersebut. Tujuan diadakannya acara ini tidak lain untuk membangun silaturahmi lebih erat lagi anatra Mahasiswa UIN Bandung.

“Acara ini tujuannya, untuk mengakrabkan, mendekatkan, saling berkaitan antar UKM UKK, SENAT, HMJ dan seluruh mahasiswa UIN Bandung. Dari Dema itu sendiri jargonnya kabinet berbudaya, salah satu lomba tradisional ini dijadikan sebagai wujud dari budaya sunda, karena sekarang kan sudah jarang yang kaya gini, makanya kita mengeluarkan kembali wujud dari budaya sunda yaitu panjat pinang,” kata Lisna Novita, Selasa (07/04).

Salah satu peserta panjat pinang,  Iyus Firmansyah mengungkapkan antusias terhadap acara Dema ini. “Rasanya senang , bisa ikut memeriahkan acara Dema, pokoknya senang nya itu pas nyampe puncaknya, keluhannya cukup menguras tenaga, tubuh juga agak-agak sakit, rame juga karena ada kekompakan, itu juga waktu mau naik itu kita bikin strategi dulu, agar bisa nyampe ke puncaknya,” ungkapnya, Selasa (07/04).

“Harapannya lebih maju lagi buat Dema, lebih kreatif lagi dari acaranya, sampai melibatkan dari  semua fakultas ada, ya meriah juga lah ”  tandas Iyus. [Elang Ratnasari, Novi Nurliyas/Jurnalpos]

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter