(UINSGD.AC.ID)-Bagi jemah haji mabrur pahala yang Allah janjikan adalah surga. Motivasi Ilahiyah ini, telah memantik kerinduan seluruh calon jemaah haji untuk segera menunaikan ibadah yang diyakini sebagai penyempurna keiman dan keislaman. Namun membuncahnya kerinduan untuk mencium Hajar Aswad menyertai pelaksanaan seluruh rangkaian ibadah haji yang indah, lagi-lagi harus ditanguhkan. Badai Pandemi covid 19 telah memaksa seluruh calon jemaah haji untuk menahan kerinduan itu.
Surga yang dirindukan, dalam informasi Al-Qur’an ternyata hanya diperuntukan bagi para pemenang bukan para pecundang. Dalam narasai para ulama disimpulkan, para pemenang adalah mereka yang berani mengambil sikap untuk hidup, kemudian ia memiliki keberanian untuk menanggung segala resiko ujian kehidupan. Sementara para pecundang adalah mereka yang berani mengambil sikap untuk hidup, namun hilang keberanian untuk menanggung segala resiko ujiannya.
Surga sangat identik dengan ujian dan cobaan. Dalam Qs. Al-Baqarah ayat 214, Allah menegaskan, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu ujian sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka, kesengsaraan serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan, sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. Dalam Qs. Al-Baqarah ayat 155, Allah menegaskan pula, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”.
Kehadiran pandemi covid 19, benar-benar tengah menguji seluruh penduduk bumi dengan paket ujian yang sangat komplit. Kehadirannya tidak hanya menjadi hantu yang menakutkan, tetapi telah membuat kelaparan yang teramat sangat, hilangnya harta kekayataan, serta pecahnya tangis pilu yang teramat menyesakan setelah orang-orang yang dicintai dijemput maut karena keganasan pandemi. Tidak hanya itu, panen raya yang sejatinya dipetik oleh para pelaku dunia usaha, harus rela hilang dari genggaman karena dihempas dan dirampas oleh kehadiran covid 19.
Dalam balutan kerinduan untuk bertamu ke Baitullah yang dikepung oleh getirnya suasana pandemi covid 19, mari kita tafakuri firman Allah dalam Qs. Ali Iman ayat 142, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar’.
Dalam spirit ayat ini, sekali lagi Allah ditegaskan, bahwa surga yang bisa diraih dengan mabrurnya ibadah haji, itu hanya diperuntkan bagi mereka yang telah benar-benar berjihad menghadapi ragam ujian dengan penuh kesabaran.
Karena itu, kehadiran pandemi covid 19 yang telah nyata menangguhkan keberangkatan ke tanah suci, sejatinya bisa menjadi medan jihad sekaligus guru kesabaran bagi calon jemaah haji. Setiap kandidat tamu Allah mutlak dihajatkan memiliki kesabaran. Kepemilikan kesabaran ternyata sangat membutuhkan kehadiran guru. Guru kesabaran itu bernama pandemi covid 19.
Dalam spirit berguru kesabaran kepada pandemi, tanamkan keyakinan dalam hati, bahwa besarnya pahala berbanding lurus dengan beratnya ujian. Ketika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan menimpakan ujian (HR. Ibnu Majah). Yakini bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Qs. Al-Baqarah:286). Berikuntnya, yakini sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Al-Insirah: 5). Selamat berguru anda pasti bisa.
Dr. H. Aang Ridwan, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Sumber, 13 Juli 2021