Meniti Kedamaian: Rutinitas Kehidupan Spiritual di Mahad Tahfidz UIN Sunan Gunung Djati Bandung

UINSGD.AC.ID (Kampus III) — Mahasantri Mahad Tahfidz UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang beralamat di Jl. Raya Cileunyi, telah terbiasa memulai rutinitas harian dengan shalat subuh berjamaah yang dilanjut dengan rutinitas tadarus Al-Quran.

Terhitung sejak awal Ramadan, Selasa (12/3/2024) hingga hari ini, Ahad (17/3/2024) agenda para mahasantri ini bertambah dengan pelaksanaan kultum (kuliah tujuh menit) yang diisi oleh asatidz dan asatidzah harian Ma’had Tahfidz.

Kegiatan tambahan yang dilaksanakan khusus di bulan Ramadan ini tentunya memberi esensial siraman rohani untuk mengisi hati mahasantri sebelum memulai aktivitas harian.

 

Kultum menjadi momen penting untuk mengasah kemampuan berdakwah dan momentum membenahi diri dengan butiran hikmah di pagi hari.

Berlanjut dengan tadarus Al-Quran yang juga sebagai bentuk upaya meditasi atau penenangan diri bagi para mahasantri sebelum bergelut dengan rutinitas padat berikutnya.

Setelah menjalani runtutan sesi keagamaan tersebut, para mahasantri diberi kebebasan untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik mereka, melaksanakan kewajiban masing-masing sebagai mahasiswa dan tak lupa sebelum berangkat ke kampus, mereka berkewajiban membersihkan lingkungan Mahad atas kesadaran diri masing-masing.

Agenda Mahad kembali berlanjut ketika petang tiba, seusai mahasantri berbuka puasa. Kegiatan dimulai dari shalat isya beserta shalat tarawih berjamaah. Kemudian dilanjut dengan tadarus Al-Quran bersama, setoran ziyadah, dan murojaah hingga pukul 22.00 WIB, rutinitas ini merupakan agenda harian wajib yang menunjukkan dedikasi tinggi para santri terhadap penghafal Al-Quran.

Selain rutinitas harian, Mahad Tahfidz juga melaksanakan agenda mingguan seperti olahraga bersama pada hari Ahad dan sholawat bersama setiap malam Jumat, mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan di antara mahasantri.

Tak ketinggalan, momen penting bagi para mahasantri adalah ujian akhir semester penentuan kelulusan, di mana beberapa di antara mereka berkompetisi untuk mendapatkan “golden tiket” dengan syarat mampu tasmi minimal 5 juz sekali duduk.

Kedisiplinan mahasantri Mahad Tahfidz ini dibuktikan dengan prestasi yang dicapai baik akademik dan non akademik. Seperti Juara MHQ Nasional, Kompetisi Tilawah nasional hingga tingkat Internasional. Tak ketinggalan, prestasi akademik sebagai peraih Adhi Djati Utama (Wisudawan Terbaik UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Dengan segala kegiatan dan rutinitas yang terstruktur dengan baik, Mahad Tahfidz UIN Sunan Gunung Djati Bandung menjadi tempat mahasantri yang tidak hanya mengasah ilmu agama, tetapi juga mengembangkan kepribadian dan kedisiplinan yang kokoh.

Hasna Zahra Annabilah, Musyrifah Mahad Tahfidz UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

 

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *