(UINSGD.AC.ID)- Lebih setahun pandemi mendera negeri. Berbagai kesulitan menyelimuti, mulai dari aktivitas yang dibatasi hingga urusan ekonomi. Tak sedikit di antara kita dibuat tak berdaya.
Saat seperti ini, bergandengan tangan dan saling membantu akan menguatkan tenaga. Ingatlah, dalam kondisi sempit sekalipun, manusia bertakwa tetap berusaha saling meringankan. Ikatan persaudaraan keislaman, kemanusiaan dan kebangsaan menyatukan.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesama Muslim itu bersaudara. Oleh karena itu, jangan menganiaya dan jangan mendiamkannya. Barangsiapa yang memperhatikan kepentingan saudaranya, Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barangsiapa yang melapangkan satu kesulitan sesama Muslim, niscaya Allah akan melapangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa yang menutupi keburukan seorang Muslim, Allah akan menutupi keburukannya pada hari kiamat,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis tersebut menegaskan pentingnya saling membantu dan menghormati saudara seiman. Sadarilah, kemampuan kita itu terbatas. Teruslah bersilaturahmi dan tolong menolong dalam kebaikan. Dilarang melakukan kerja sama dalam perbuatan dosa dan keburukan.
“… Dan tolong menolong lah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” (QS al-Maidah: 2).
Kebaikan dan ketakwaan tidak sebatas ibadah yang bersifat ritual-vertikal semata. Melainkan segala hal yang menunjang ibadah terlaksana. Meringankan kesulitan orang lain, mencukupi kebutuhan sesama, saling menjaga keamanan dan kenyamanan merupakan implementasi kebaikan dan ketakwaan.
Sudah semestinya, setiap kita berusaha bahu membahu keluar dari situasi pandemi yang berat ini. Ikut terlibat mensukseskan segala upaya pencegahan. Mematuhi protokol kesehatan adalah bentuk kebaikan. Tolong menolong dan sabar menjalani sembari berikhtiar dengan vaksinasi adalah kunci.
Hiasi diri dengan kesabaran paripurna, agar terhindar dari kecewa dan putus asa. Sabar adalah pelita dari gelapnya harapan dan derita. Allah SWT berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada oraang-orang yang sabar,” (QS al-Baqarah: 155).
Manusia hanya mampu berdoa dan berusaha, Allah SWT-lah yang punya kuasa. Masa pandemi ini momen tepat untuk belajar dan mengoreksi diri. Bersatu adalah kekuatan, bercerai itu kelemahan.
Kolaborasi atau berjamaah menjadi kunci, tanpa harus menonjol identitas diri atau organisasi. Jangan pernah lelah menebar kebaikan karena buahnya adalah keberkahan.
Iu Rusliana, Dosen Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Sumber, Republika Senin 23 Maret 2021