Mukmin sejati merupakan pribadi rendah hati. Tak ada dalam pikiran dan hatinya untuk meremehkan orang lain. Sekuat tenaga belajar menghindari kesombongan. Caranya dengan terus berusaha hormat pada sesama.
Santun dalam berinteraksi dan mau mendengar juga belajar. Tidak bebal, bersedia dinasihati agar dapat memperbaiki diri. Kebenaran diterimanya dengan senang hati. Saat dihinakan, tak ada pembalasan, selain ucapan dan balasan kebaikan.
Digambarkan dalam Surah al-Furqan ayat 63: “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan salam.”
Kemarahan dan kebenciannya segera dibungkus dengan kesabaran dan memaafkan. Bahagia atas segala nikmat yang dianugerahkan, diisinya dengan sikap syukur kepada Yang Maha Rahman.
Merasa tak ada yang patut dibanggakan, karena segalanya atas kuasa Tuhan. Kakinya menginjak bumi, hati dan akalnya diisi oleh zikir dan pikir. “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.” (QS al-Israa: 37).
Setiap hari selalu diisi oleh ibadah dan menebar kemanfaatan. Semua saudara, kerabat dan teman merasa nyaman, karena sikapnya ramah penuh kebajikan dan kebijakan. Selalu melihat kekurangan dan kelebihan teman dalam semangat kolaborasi saling membesarkan. “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong), dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyukai orang orang sombong dan membanggakan diri.” (QS Luqman: 18).
Keangkuhan akan membatasi kebaikan, merampas segala kemuliaan. Hina dan rendahlah martabatnya di mata manusia dan Tuhan. Jika pun terlihat ada sanjungan, itu hanya kepura-puraan. Surga yang suci tak sudi dimasuki. Sebagaimana disebutkan dalam surah az-Zumar ayat 60, pada hari kiamat, mukanya hitam dan tempatnya di neraka Jahannam. (QS al-Israa: 37).
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud RA, dari Nabi SAW: Beliau bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sifat sombong walaupun sebesar atom.” Lalu ada seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya seseorang senang pada pakaian bagus dan sandal bagus.” Lalu beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Yang dimaksud sombong adalah menolak perkara yang benar dan meremehkan orang lain.” (HR Muslim).
Iu Rusliana, dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Sumber, Hikmah Republika 27 September 2021.