Menghadirkan Spirit Umrah Lailatul Qadr

Dalam kondisi normal, pemandangan tanah suci Mekah dan Madinah di sepuluh malam terakhir ramadhan adalah pemandangan tentang lautan manusia dengan gairah keagamaan yang membuncah. Seakan tak terpengaruh oleh biaya akomodasi perjalanan umrah yang teramat mahal, ribuan muslim dari berbagai penjuru bumi terus mengalir membanjiri kedua kota suci tersebut.

Ada dua hal yang ditengarai menjadi pemantik pemandangan keagamaan tersebut, yakni penegasan Rasululloh yang mengatakan bahwa, Umah Ramadhan sebanding dengan ibadah haji (HR Mulsim, No 1256) dan dambaan umat Islam untuk meraih lailatul qadar di tanah suci.

Dalam tujuan ini, seluruh gairah keagamaan difokuskan untuk menhimpun energi agar mendapatkan malam yang diyakinkan Allah lebih baik daripada seribu bulan. Dalam simpulan para ulama, ada tiga kata kunci yang menjadi spirit lailatul qadar dan menjadi semacam magnet yang menarik seluruh potensi diri para tamu Allah yang hadir di haramain larut bergabung dalam lautan manusia yang taqarrub kepada Allah.

Pertama, spirit al-lail, yakni semangat untuk menghidupkan waktu malam, tertama di sepuluh malam terakhir ramadhan. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, disebutkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam sepuluh hari akhir bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya.” Selain itu, Rasululloh pun bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir, jika salah seorang dari kalian merasa lemah atau tidak mampu, maka janganlah sampai terlewatkan tujuh hari yang tersisa dari bulan Ramadhan.” (HR. Muslim dari Ibnu ‘Umar radliyallahu ‘anhuma).

Dalam spirit ini, sepuluh malam terakhir dihidupkan oleh para tamu Allah dengan menjaga sholat fardu terutama isya dan subuh berjamaah. Pada semangat ini Imam Syafi’i dalam magnum opusnya, Al-Umm pernah menegaskan, “Menghidupkan lailatul qadar bisa dilakukan dengan menjaga shalat Isya’ berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah.”

Berikutnya, malam Al-Qadar dihidupkan oleh para tamu Allah dengan menjaga shalat taraweh, memanjatkan do’a khusus yang pernah dicontohkan baginda Nabi, Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi no. 3513) Keseluruhan ibadah dalam menghidupkan malam al-qadr itu dilakukan dengan i’tikaf di haramain (Qs. Al-Baqarah:187)

Kedua, spirit menjalin interaksi dengan al-qur’an. Pemandangan haramain di sepuluh hari terakhir adalah pemandangan tentang aktvitas para tamu Allah dalam melakukan, qira’ah, tilawah, tahfidz sampai kajian tafsir. Keyakinan bahwa lailatul qadr adalah malam turunnya Al-Qur’an, maka diatara cara untuk mendapatkannya adalah menjalin interaksi sedekat mungkin dengan Al-Qur’an. Dalam simpulan para ulama, “tidak ada lailatul qadr bagi siapapun yang jauh dengan Al-Qur’an.

Ketiga, spirit al-malaikah, yakni menghadirkan kepribadian dan misi malaikat menjadi kepribadian dan misi para tamu Allah. Diantara pribadi malaikat itu adalah, tidak durhaka atas apapun yang Allah diperintahkan kepada mereka (Qs. At-Tahrim :6). Sementara misi malaikat pada malam al-qadr adalah menebar kedamaian (Qs. Al-Qadr:5). Atas hal ini, pemandanga haramain pada sepuluh malam terakhir, adalah pemadangan tentang ketundukan para tamu Allah untuk taqarrub kepada Allah dan pemadangan tentang kebaikan mereka dalam menebar kedamaian bagi sesama, baik dengan perkataan, perbuatan maupun dengan harta.

Dalam kepungan pandemi covid 19, pemandangan tentang indahnya para tamu Allah dalam berburu lailatul qodar di haramain tidak seperti biasanya. Namun demikian menghadirkan spirit lailatul qadr dengan menghidupkan waktu malam, berinteraksi dengan Al-quran, dan menghadirkan pribadi dan misi malaikat bisa dilakukan oleh siapun dan dimanapun, termasuk di rumah kita. Semoga.

Dr. H. Aang Ridwan, M.Ag, Pembimbing Haji Plus dan Umroh Khalifah Tour dan Dosen FDK UIN Bandung


Sumber, Pikiran Rakyat 19 Mei 2020

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *