KHUTBAH I’DUL FITRI 1433 H
FAIZAL PIKRI, SS.M.Ag.
Masjid Sunan Gunung Djati UIN SGD Bandung
MEMELIHARA AMALIAH TAQWA
السلام عليكم ورØمة الله وبركاته,
الØمد لله كثيراً، والله أكبر كبيراً وسبØان الله بكرة وأصيلاً. الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، وأشهد أن لا إله إلا الله ÙˆØدَه لا شريك له تعظيمًا لشأنه، وأشهد أنّ سيّدنا ونبيّنا Ù…Øمّدًا عبده ورسوله الدّاعي إلى رضوانه، اللهمّ صلّ وسلّم وبارك عليه، وعلى آله وأصØابÙÙ‡ وإخوانه.
أمّا بعد: Ùيا أيّها المسلمون، أوصيكم ونÙسي بتقوى الله جلّ وعلا Ùمن اتقاه ØÙظه ÙÙŠ دنياه وأخراه.
واعلموا أن أصدق الØديث كلام الله ØŒ وخير الهدي هدي نبينا Ù…Øمد صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور Ù…Øدثاتها، وكل Ù…Øدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة ÙÙŠ النار.وعليكم بالجماعة Ùان يد الله مع الجماعة . قال عَزَّ وَجَلَّ يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا Ø¥Ùنْ تَتَّقÙوا اللهَ يَجعَلْ Ù„ÙŽÙƒÙÙ… ÙÙرقَانًا ÙˆÙŽÙŠÙÙƒÙŽÙÙ‘Ùرْ عَنكÙÙ… سَيّÙئَاتÙÙƒÙÙ… وَيَغÙÙرْ Ù„ÙŽÙƒÙÙ… وَالله٠ذÙÙˆ الÙَضل٠العَظÙيم٠الله٠أَكبر٠الله٠أَكبرÙØŒ لا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلاَّ الله٠وَالله٠أَكبرÙØŒ الله٠أَكبر٠وَلله٠الØَمدÙ
Ma’asyiral Mukminin Sidang idul fitri rahimakumullah
Tidak ada lagi kalam yang paling sempurna terawali keluar untuk membasahi bibir kita di pagi yang penuh kenikmatan dan kekhusuan selain ucapan yang akan mempertebal dan memperberat timbangan kebajikan kita diakhirat kelak yakni mengucap tahmid Alhamdulillah (segala puji bagi Allah SWT) dan sebuah kalimat yang apabila dilantunkan dalam satu alunan, maka Allah SWT akan membalas dengan sepuluh kebajikan dan mengangkat sepuluh derajat yakni bersahalawat kepada baginda uswah tauladan kita dan suri tauladan bagi seluruh ummat berperadaban yakni Nabi Muhammad, SAW.
Sidang idul fitri yang semoga dirahmati Allah, marilah kita meningkatkan kualitas taqwa kita dengan lebih mengikhlaskan segenap jiwa dan raga kita dalam bentuk aplikatif nilai-nilai ketaqwaan (input value) tertuang dalam bentuk tutur kata yang lembut, perprilaku dengan sopan dan santun, istiqomah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda Rasulullah SAW bersabda;
ليسَ Ù…Ùنَّا مَنْ لمْ يرØَمْ صغيرَنا ويÙÙˆÙŽÙ‚Ùّرْ كبيرَنَا ويَعْرÙÙÙ’ لعَالÙÙ…Ùنَا Øَقَّه٠(أخرجَه٠أØمد٠والطبرانيّÙ)
“bukanlah termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua dan tidak mengenal hak orang alim.
Allahu akbar 3x wa lillahi al-hamdu
Ma’asyiral Mukminin Sidang Idul fitri rahimakumullah
Gegap gempita gemuruh takbir dan tahlil membahana mendayu terdengar saling bersautan membesarkan asma Allah SWT, sejak terbenamnya sang surya menutup bulan ramadhan, bulan penuh barokah, rahmah, dan maghfirah Allah SWT, dimana didalamnya curahan kemuliaan telah diserap oleh segenap relung jiwa kaum muslimin di seluruh penjuru semesta ini. Lantunan takbir tersebut melahirkan kebahagiaan yang teramat sangat bagi segenap kaum muslimin baik bagi si kaya dan si miskin, kaum ningrat dan masyarakat sepi derajat. Begitupun kondisi yang terjadi pada diri si upik kecil si yatim-piatu, suara takbir yang membahana menambah rasa kegembiraan yang teramat sangat, terlebih mengetahui surya pagi telah menyingsing hari pertama di bulan syawal; Dengan bergegas ia mandi pagi dan melaksanakan sholat subuh hatinya penuh rasa gembira sehingga ia terlupa sejenak akan konsisi dirinya; selepas ia mengenakan pakaian seadanya dangan sedikit menegok ke jendela ia melihat cahaya matahari mulai membiaskan pandangan samar di pagi itu, sementara lantunan takbir dari lapangan yang akan digunakan pelaksanaan sholat Ied terus berngiang; ia pun bergegas pergi ke lapangan untuk melaksanakan shalat sunnah muakadah tersebut; sesampainya di lapangan kegembiran itupun terasa mencapai puncaknya tatkala melihat kaum muslimin dan muslimah telah berkumpul rapih dalam safnya masing-masing. Terlihat olehnya juga kegembiraan dalam raut-raut muka kaum muslimin yang duduk disampingnya. Rasa bahagia itu pun semakin terasa ketika ia melihat diarahnya ada anak kecil yang datang diaping kedua orang tuannya ia hadir dengan baju baru, celana baru, sepatu baru, bahkan mukena yang dikenakan anak sebayanya itu juga baru. Si upik pun tersenyum melihat keceriaan sebayanya itu, tetapi ketika ia memperhatikan dirinya sendiri tidak ada lagi baju baru, tidak ada lagi celana baru, dan tidak ada lagi sepatu merah baru, dan tatkala ia menengok ke samping kanan dan kirinya tidak ada lagi ayah-bunda yang tahun lalu masih mendampinginya; si upik pun baru sadar kembali bahwa ayah dan ibunya telah dipanggil lebih awal oleh yang Maha Kuasa Allah rabul alamin, ia pun segera berucap Allahummagfirlii waliwalidaya warrhamhuma kama rabbayani shogiro
Allahu akbar 3x wa lillahi al-hamdu
Ma’asyiral Mukminin Sidang Idul fitri rahimakumullah
Kisah tadi hendaklah menjadi bahan renungan dan perhatian bagi kita sekalian betapa banyak orang-orang lemah yang bernasib seperti dalam kisah singkat tadi hadir di sekitar kita. Ramadhan yang telah kita lewati merupakan bulan latihan dan pendidikan (riyadhoh wa tarbiyyah) dalam pandangan al-Ghazali dan Bint Syati, di mana di dalamnya kita kaum muslimin dididik dan dilatih agar memiliki kepekaan terhadap kaum lemah sehingga selama bulan tersebut kita dirangsang untuk lebih optimal dalam hubungan baik dengan Allah (hablu minallah) dalam bentuk saum dan qiamu ramadhan dan dengan sesama manusia (hablu minannas) dalam bentuk cepat tanggap terhadap sesama, senang berderma dan tidak berprilaku kikir. Allah SWT berfirman;
ÙَاتَّقÙوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتÙمْ وَاسْمَعÙوا ÙˆÙŽØ£ÙŽØ·ÙيعÙوا ÙˆÙŽØ£ÙŽÙ†ÙÙÙ‚Ùوا خَيْرًا Ù„ÙّأَنÙÙسÙÙƒÙمْ Û— ÙˆÙŽÙ…ÙŽÙ† ÙŠÙوقَ Ø´ÙØÙŽÙ‘ Ù†ÙŽÙْسÙÙ‡Ù ÙÙŽØ£ÙولَٰئÙÙƒÙŽ Ù‡Ùم٠الْمÙÙْلÙØÙونَ
“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.†(QS. At-Taghabun: 16)
serta menunaikan salah satu kewajiban di penghujung ramadhan dalam bentuk zakat fitrah. Seperti dalam hadist rasulullah SAW;
عَنْ ابْن٠عَبَّاس٠قَالَ Ùَرَضَ رَسÙول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْÙÙطْر٠طÙهْرَةً Ù„ÙلصَّائÙÙ…Ù Ù…Ùنْ اللَّغْو٠وَالرَّÙÙŽØ«Ù ÙˆÙŽØ·Ùعْمَةً Ù„ÙلْمَسَاكÙين٠مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاة٠ÙÙŽÙ‡ÙÙŠÙŽ زَكَاةٌ مَقْبÙولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاة٠ÙÙŽÙ‡ÙÙŠÙŽ صَدَقَةٌ Ù…Ùنْ الصَّدَقَات٠. ” رواه أبو داود 1371 قال النووي : رَوَاه٠أَبÙÙˆ دَاوÙد Ù…Ùنْ رÙوَايَة٠ابْن٠عَبَّاس٠بÙØ¥Ùسْنَاد٠ØَسَنÙ
Hadist di atas memberikan indikasi Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi yang melaksanakan saum dari prilaku yang sia-sia dan ucapan-ucapan yang tidak baik selama ramadhan dan juga sebagai bentuk pencukupan bagi kaum miskin, yang penunaiannya diharuskan sebelum didirikannya shalat Ied, karena apabila ditunaikan selepas pelaksanaan sholat Ied maka hanya bernilai shadaqah saja.
Hadist di atas pun menekankan secara syar’i bahwa penunaian zakat fitrah harus ditunaikan sebelum dilaksanakan shalat Ied karena tujuan utamannya adalah memberikan rasa bahagia bagi kaum miskin dan kaum marginal sehingga segenap duka dan nestapa sedikit terobati atas uluran tangan para muzaki.
Allahu akbar 3x wa lillahi al-hamdu
Secara kebetulan hari kemenangan kita kali ini berdekatan dengan HUT RI yang ke-67, apabila ditinjau dari kaca mata sejarah kemerdekaan negeri kita terjadi pada hari jum’at, 17 Agustus 1945 dimana pada kala itu bertepatan dengan bulan ramadhan pula. HUT RI kali ini pun hampir persis kejadiannya seperti 67 tahun yang lalu yakni pada bulan ramadhan dan hari jum’at. Dari dua kemenangan ini kita bisa mengambil hikmah bahwasanya†kemenangan dari apapun bentuknya tidak akan tercapai kecuali harus dibarengi dengan pengorbananâ€. Kemenangan dan kemerdekaan bukanlah semata-mata atas jerih payah kita sendiri, akan tetapi merupakan anugrah dari Allah SWT kepada kita. Kemenangan adalah nikmat, kemerdekaan Negara Indonesia adalah nikmat, diutusnya Nabi Muhammad adalah nikmat, hidayah Iman dan Islam adalah nikmat, Al-Qur’an adalah nikmat, berpuasa adalah nikmat, berbuka pun adalah nikmat, tawakal adalah nikmat, sabar adalah nikmat, istiqomah adalah nikmat, taqwa pun adalah nikmat dari Alloh SWT yang harus senantiasa kita syukuri.
Allahu akbar 3x wa lillahi al-hamdu
Ma’asyiral Mukminin Sidang Idul fitri rahimakumullah
Kemenangan kita di hari yang fitri ini adalah kemenangan yang tidak hanya dinikmati dan dirayakan dalam bentuk pakaian baru, makan dan hidangan ketupat yang serba enak, berkumpul dengan sanak-saudara dan lain-lain, melainkan harus melahirkan semangat baru untuk mengaktualisasikan semangat- semangat ketaqwaan sebagai mana pepatah dari sayidina Ali bin Abi Thalib;
ليس العيد لمن لبس الجديد Ùان العيد لمن طاعته تزيد اليوم عيد وغدا عيد وبعد غد عيد وكل يوم لا نعصي الله Ùيه Ùهو عيد
Ied bukanlah bagi mereka yang mengenakan pakaian baru, sesunggguhnya Ied adalah bagi siapa saja yang semakin bertambah ketaatannya. Hari ini adalah Ied, besok juga Ied, lusa juga Ied dan setiap hari kita tidak bermaksiat kepada Allah SWT adalah Ied.
Hari kemenangan yang diharapkan (output value) adalah fitrinya; dimana jiwa-jiwa yang telah disucikan Allah SWT melalui ramadhan menjelma menjadi diri-diri yang taqwa yaitu sikap yang terus mendorong diri dan jiwanya untuk berbuat kebajikan dan menolak segenap perbuatan buruk dan sia-sia, dan sikap tersebut terus terjaga sampai akhir hayatnya. Hal ini dikarenakan dengan jiwa yang taqwa maka kemaslahatan demi kemaslahatan dan pemecahan demi pemecahan berbagai prolematika hidup tidak disikapi dengan hawa nafsu melainkan atas hidayah Allah SWT, sebagaimana dalam firman-Nya;
يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا Ø¥ÙÙ† تَتَّقÙوا اللَّهَ يَجْعَل لَّكÙمْ ÙÙرْقَانًا ÙˆÙŽÙŠÙÙƒÙŽÙÙّرْ عَنكÙمْ سَيÙّئَاتÙÙƒÙمْ وَيَغْÙÙرْ Ù„ÙŽÙƒÙمْ Û— وَاللَّه٠ذÙÙˆ الْÙَضْل٠الْعَظÙيمÙ
“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan pembeda bagi kalian, menghapus kesalahan kalian dan mengampuni kalian. Dan Allah memiliki kemuliaan yang agung.†(QS. Al-Anfal: 29).
ÙˆÙŽÙ…ÙŽÙ† يَتَّق٠اللَّهَ يَجْعَل لَّه٠مَخْرَجًا﴿٢﴾وَيَرْزÙقْه٠مÙنْ Øَيْث٠لَا ÙŠÙŽØْتَسÙب٠ۚ
“…..Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah pasti Dia menjadikan untuknya jalan keluar (2). Dan memberinya rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka………..†(QS. At-Thalaq: 2-3).
Sementara ini ayuhal mukminun secara lahiriyah bangsa kita telah mendapatkan anugrah kemerdekaan yang telah dideklarasikan oleh founding father kita pada tahun 1945 lalu, akan tetapi penjajahan kemiskinan dan kebodohan masih membelenggu negeri kita tercinta ini. Kecintan dunia (hubu dunya) para pemimpin kita boleh jadi dan disinyalir menjadi penyebab tidak pernah terselesaikannya masalah ini, sehingga bertambah usia kemerdekaan negeri kita tidak diimbangi dengan terbebasnya pula dari belenggu kemiskinan dan kebodohan, maka bertaqwalah kepada Allah wahai para pemimpin negeri karena Rasulullah bersabda;
ÙŠÙوشÙك٠الأÙمَم٠أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكÙمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَة٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ قَصْعَتÙهَا . Ùَقَالَ قَائÙÙ„ÙŒ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ Ù‚Ùلَّة٠نَØْن٠يَوْمَئÙذ٠قَالَ « بَلْ أَنْتÙمْ يَوْمَئÙØ°Ù ÙƒÙŽØ«Ùيرٌ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙنَّكÙمْ غÙثَاءٌ كَغÙثَاء٠السَّيْل٠وَلَيَنْزÙعَنَّ الله٠مÙنْ صÙدÙور٠عَدÙوّÙÙƒÙم٠الْمَهَابَةَ Ù…ÙنْكÙمْ وَلَيَقْذÙÙَنَّ الله٠ÙÙÙ‰ Ù‚ÙÙ„ÙوبÙÙƒÙم٠الْوَهَنَ ». Ùَقَالَ قَائÙÙ„ÙŒ يَا رَسÙولَ الله٠وَمَا الْوَهَن٠قَالَ « ØÙبّ٠الدّÙنْيَا وَكَرَاهÙيَة٠الْمَوْتÙ.
“Hampir tiba dimana umat-umat saling memanggil untuk melawan kalian sebagaimana orang-orang saling memanggil untuk menyantap hidangannya. Salah seorang bertanya: apakah karena sedikitnya kami ketika itu? Rasul menjwab: bahkan kalian pada hari itu banyak akan tetapi kalian laksana buih dilautan dan sungguh Allah mencabut ketakutan dan kegentaran terhadap kalian dari dada musuh kalian dan Allah tanamkan di hati kalian al-wahn. Salah seorang bertanya: apakah al-wahn itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: cinta dunia dan membenci kematian (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Ditempat lain Rasulullah SAW bersabda dari Abu Said RA:
إنَّ الدÙّنْيَا ØÙلْوَةٌ٠خَضÙرَةٌ، ÙˆÙŽØ¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ اللَّهَ Ù…ÙسْتَخْلÙÙÙÙƒÙمْ ÙÙيْهَا ÙَيَنْظÙر٠كَيْÙÙŽ تَعْمَلÙوْنَ، ÙَاتَّقÙوْا الدَّنْيَا، وَاتَّقÙوْا النÙّسَاءَ ÙÙŽØ¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ أَوَّلَ ÙÙتْنَة٠بَنÙÙŠ Ø¥ÙسْرَائÙيْلَ كَانَتْ ÙÙÙŠ النÙّسَاءÙ
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (menyenangkan) dan Allah mengangkat kalian sebagai pimpinan di dunia. Maka Dia akan melihat apa yang kalian kerjakan. Maka bertaqwalah kalian dalam hal dunia dan bertaqwalah dalam hal wanita. Fitnah pertama yang menimpa Bani Israel adalah wanita.†(HR.Muslim).
Allahu akbar 3x wa lillahi al-hamdu
Ma’asyiral Mukminin Sidang idul fitri rahimakumullah
Akhirnya marilah kita jaga segenap nilai-nilai ketaqwaan yang telah kita timba selama ramadhan lalu dengan terus menjaga amaliah baik kita kedepan, lanjutkanlah selepas ramadhan ini dengan berpuasa enam hari ke depan agar mendapatkan pahala yang besar sebagaimana sabda Rasulullah SAW; Ù…ÙŽÙ† صَامَ رَمَضَانَ Ø«Ùمَّ أَتبَعَه٠سÙتًّا Ù…ÙÙ† شَوَّال٠كَانَ كَصÙيَام٠الدَّهر٠” رَوَاه٠مÙسلÙÙ…ÙŒ وَغَيرÙÙ‡Ù berbuat baiklah dan maafkan atas kesalahan-kesalahan saudaramu serta tersenyumlah dihadapannya, perhatikanlah anak yatim dan orang-orang miskin, niscaya Allah SWT akan mengkayakan kita sekalian. Sebagai penghujung perhatikanlah sabda Nabi berikut ini insya Allah kita akan selamat dunia dan akhirat
إتَّقÙوا الله وَصلÙّوا خَمْسَكÙمْ ØŒ وَصÙومÙوا شَهْرَكÙمْ ØŒ وَأَدÙّوا زَكاةَ أَمْوَالÙÙƒÙمْ ØŒ ÙˆÙŽØ£ÙŽØ·ÙيعÙوا Ø£ÙمَرَاءكÙمْ تَدْخÙÙ„Ùوا جَنَّةَ رَبÙّكÙمْ . ( رواه الترمذي(
â€Bertaqwalah kalian kepada Allah, shalatlah yang lima waktu, puasalah di bulan kalian, tunaikan zakat harta kalian, dan taatilah pemimpin kalian, niscaya kalian akan memasuki surga Tuhan kalian.†(Tirmidzi)
بارك الله لي ولكم ونÙعني وإياكم بما Ùيه من الأياة Ùˆ الذكر الØكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو الغÙور الرØيم
الخطبة الثانية لعيد الÙطر
الله أكبر ×٧ الله أكبر كبيرا والØمد لله كثيرا وسبØان الله بكرة وأصيلا لاإله إلا الله والله أكبر ولله الØمد.
اللَّهÙمَّ Ù„ÙŽÙƒÙŽ الْØَمْد٠كÙلّÙÙ‡Ù ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙŽ الشّÙكْر٠كÙلّÙÙ‡Ù ÙˆÙŽØ¥Ùلَيْكَ يَرْجÙع٠اْلأَمْر٠كÙلّÙه٠عَلاَ Ù†ÙيتÙه٠وَسÙرّÙÙ‡ÙØŒ Ùأهلٌ أَنْتَ أَنْ تÙØْمَدَ، وَأَهْلٌ أَنْتَ أَنْ تÙعبَدَ، وَأَنْتَ عَليَ ÙƒÙلّ٠شَيْئ٠قَدÙيْرٌ. اللهم Ù„ÙŽÙƒÙŽ الْØَمْد٠Øَتَّي تَرْضَي، ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙŽ الْØَمْد٠إÙذاَ رَضÙيْتَ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙŽ الْØَمْد٠بَعْدَ الرّÙضاَ
أشهد أن لا إله إلا الله ÙˆØده لا شريك له وأشهد أن سيدنا Ù…Øمدا عبده ورسوله الدَّاعÙÙŠ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ رÙضْواَنÙÙ‡Ù. اللهم صل على عَبْدÙÙƒÙŽ وَرَسÙوْلÙÙƒÙŽ سَيّÙدÙناَ ÙˆÙŽØ´ÙŽÙÙيْعÙناَ وَمَوْلاَناَ Ù…ÙØَمَّد٠وَعَلىَ آلÙه٠وَأَصْØاَبÙه٠وَسَلَّمَ تَسْلÙيْماً ÙƒÙŽØ«Ùيْرًا.
أما بعد: Ùيا أيها الناس اتقواالله ÙÙيْماَ أَمَرَ وَانْتَهَوْا ÙÙيْماَ Ù†ÙŽÙ‡ÙŽÙ‰ وَزَجَر، وَاعْلَمÙوْا أَنَّ الله أَمَرَكÙمْ بÙأَمْر٠بَدَأَ ÙÙيْه٠بÙÙ†ÙŽÙْسÙه٠وَثَنَّى بملائكته بقوله عَزَّ Ù…Ùنْ قَائÙÙ„: إن الله وملائكته يصلون على النبي، ياأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما.
اللهم صل وسلم على سيدنا Ù…Øمد وعلى أنبيائك ورسلك وملائكتك المقربين، وارض اللهم عن الخلÙاء الراشدين المÙهْدÙيّÙيْنَ: أبي بكر وعمر وعثمان Ùˆ علي وعن بقية الصØابة والتابعين وتابعي التابعين لهم بإØسان إلى يوم الدين وَارْضَ عَناَّ مَعَهÙمْ بÙرَØْمَتÙÙƒÙŽ ياَ أَرْØÙŽÙ…ÙŽ الراَّØÙÙ…Ùيْنَ.
اللهم اغْÙÙرْ Ù„ÙلْمÙؤْمÙÙ†Ùيْنَ وَالْمÙؤْمÙناَت٠وَالْمÙسْلÙÙ…Ùيْنَ وَالْمÙسْلÙماَت٠اْلأَØْياَء٠مÙنْهÙمْ وَاْلأَمْواَت٠إÙنَّكَ سَمÙيْعٌ قَرÙيْبٌ Ù…ÙجÙيْب٠الدَّعَواَت٠ياَ قاَضÙÙŠÙŽ الْØاَجاَتÙ
اللهم انْصÙرْ مَنْ نصر دÙيْنَ Ù…ÙØمد٠واخْذÙلْ مَنْ خَذَلَ دÙيْنَهÙØŒ اللهم انْصÙر٠الإÙسْلاَمَ والمسلمين وأَهْلÙك٠الكَÙَرَةَ والظالمين، اللهم اعْصÙمْناَ وَاØÙ’Ùَظْناَ Ù…Ùنْ جَمÙيْع٠الْÙÙتَن٠وَعاَÙÙناَ وَسَلّÙمْناَ Ù…ÙÙ†ÙŽ الْبَلاَياَ وَالْمÙØÙŽÙ†ÙŽ وَالْوَباَءَ وَالْÙÙŽØْشاَءَ وَالْمÙنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسّÙÙŠÙوْÙÙŽ الْمÙخْتَلÙÙÙŽØ©ÙŽ وَالشَّداَئÙدَ ماَ ظَهَرَ Ù…Ùنْهاَ وَماَ بَطَنَ Ù…Ùنْ بَلَدÙناَ هٰذاَ Ø¥ÙنْدÙونيسية خاَصَةْ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ بÙلْداَن٠المسلمين عاَمَة ياَ ذاَالجلال والإكرام بÙØÙرْمة وَجْهÙÙƒÙŽ الكريم أَعْطÙنا صÙØَّةً ÙÙÙŠ التَّقْوَي ÙˆÙŽØ·Ùولَ عÙمْر٠ÙÙŠ ØÙسن٠عَمَل٠وسعة٠رزق٠ولا تÙعَذّبنا عليه إنّك علي كل شيئ قدير
ربنا اغÙر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل ÙÙŠ قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤو٠رØيم
عباد الله إن الله يأمر بالعدل والإØسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الÙخشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون Ùاذكروا الله يذكركم واشكروه علي نعمه يزدكم واسألوه من Ùضله يعطكم ولذكر الله أعز وأكبر والله يعلم وأنتم لا تعلمون.
والسلام عليكم ورØمة الله وبركاته