Membincang Kurikulum 2013

Rencana penerapan Kurikulum 2013 pada Juli mendatang di jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK perlu dikaji ulang karena sampai saat ini masih berubah-ubah dan pihak-pihak terkait belum siap untuk melaksanakannya. Mengingat pemerintah sendiri selalu menaikkan alokasi anggaran kurikulum 2013 sehingga selalu berubah-ubah kebijakannya.

Bagi Ahmad Tafsir, Guru Besar Emeritus Pendidikan Islam mengatakan,”Saya sampai sekarang belum paham apa kurikulum 2013 itu? Coba dilihat dari landasan filosofisnya saja tidak jelas. Ini sangat berbahaya,” keluhnya.

Padahal ciri dari pendidikan itu harus mencakup tiga aspek; “Pertama, Ilmu pengetahuan. Kedua, Keterampilan bekerja. Ketiga, Akhlak. Untuk itu, berdaya saing, mandiri, keterampilan, cinta bangsa merupakan sifat dari akhlak mulia,” pesannya.

Acara yang diikuti oleh 500 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan guru Se-Jabar yang dibuka secara resmi oleh Pembantu Rektor IV, Prof. Dr. H. Moch Najib, M.Ag, pihak Rektorat sangat mengapresiasi kegiatan ini “Sebagai salah satu usaha civitas akademika dalam merespon persoalan yang dihadapi bangsa. Karena pendidikan itu penting dan sepanjang masa. Meskipun dalam pendidikan, yang termasuk di dalamnya kurikulum itu terjadi dinamika dan perkembanganya selalu terus berkembang sebab pendidikan merupakan bagian dari kehidupan yang tidak bisa dipisahkan,” katanya.

Untuk itu, dalam khazanah keislaman pendidikan itu menjadi penting. “Saking pentingnya kita diwajibkan untuk terus belajar, menuntut ilmu, mencari pendidikan dari buaian sampai mati,” jelasnya.

Dekan FTK, Prof. Dr.  H. Mahmud, M.Si sangat mengapresiasi dan mendukung segala kegiatan mahasiswa yang memberikan kontribusi positif ini. “Sangat urgen untuk guru-guru karena peran guru dalam kurikulum 2013 ini sangat penting,” paparnya.

“Dengan adanya kurikulum 2013 ini diharapkan guru-guru bisa lebih profesional. Meskipun tahapan-tahapan penguatan keilmuannya harus diperkuat, sehingga tidak ada pemisahan antara ilmu agama dengan umum,”tambahnya.

Bagi Wahyu Saripudin, Ketua SMF TK menyampaikan, kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi masyarakat, khususnya mahasiswa untuk mempersiapkan implementasi kurikulum 2013. “Yang berubah itu adalah kurikulum sebagai dokumennya. Itu akan menjadi pedoman bagi para pendidik. Apa jadinya jika pedoman itu belum dipahami bahkan belum diketahui oleh sebagian besar pengajar. Yakinlah pedoman itu hanya sebatas dokumen yang tidak memberikan manfaat. itulah realita yang terjadi,” cetusnya.

“Kurikulum berubah-berubah tetapi tidak memberikan efek yang signifikan terhadap pendidikan di Indonesia,” keluhnya.

Wahyu berharap dengan adanya kegiatan yang dikikuti oleh mahasiswa dan mahasiswa FTK, Guru-guru dan Dosen di STAI se-Jabar ini “Bisa melahirkan guru yang profesional dibidangnya, yang tidak hanya segera mensosialisasikan dan menginplementasikan kurikulum 2013 ke masyarakat luas saja,” pungkasnya.*** [Ibn Ghifarie]

 

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter