(UINSGD.AC.ID)-Jika ada yang bertanya “Di mana sekarang letak UIN SGD Bandung dalam peta Perguruan Tinggi di Indonesia?” Maka, jawabannya dapat dilihat dari Grand Design Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI tahun 2020.
Grand Design PTKI ini disusun dalam empat tahap 2015-2045. Tahap Penguatan Kapasitas dan Tata Kelola (Strengthening Institutional Capacity and Governance) tahun 2015–2019; Tahap Unggulan di Tingkat Nasional (National Comparative Advantages) tahun 2020–2024; Tahap Berdaya Saing Regional (Regional Competitive Advantages) tahun 2025–2029; dan Tahap Rujukan Pendidikan Islam Dunia (World Center for Islamic Higher Education) tahun 2030–2045.
Saat ini UIN Bandung berarti pada Tahap Unggulan di Tingkat Nasional. Kebijakan tahap ini ditandai dengan dorongan peningkatan kualitas, kinerja, produktivitas dan daya saing, membawa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam pada keunggulan komparatif dan unggul di tingkat nasional. Keberhasilan tahap ini ditandai dengan masuknya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam telah menduduki peringkat 10 besar perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, serta seluruh PTKI telah mendapatkan akreditasi universitas dengan nilai A dan terpenuhinya kriteria perguruan tinggi yang unggul, mandiri dan akuntabel.
Baik, mari kita lihat UIN Bandung di posisi nasional. Menurut versi Scimago Institution Rangkings (SIR), salah satu lembaga perangking perguruan tinggi di dunia, pada tahun 2021, UIN Bandung berada pada posisi ke-2 setelah Universitas Indonesia (UI). Versi Webometrics di tahun yang sama, UIN Bandung berada pada posisi ke-38 di antara PTN, dan ke-1 di antara PTKIN. Versi World University Ranking, UIN Bandung berada pada posisi ke-41 di antara PTN di Indonesia.
Jadi, di Tingkatan Nasional, daya saing UIN Bandung dengan perguruan tinggi lainnya sudah dapat dibanggakan dan dapat dikatakan sudah mencapai target. Kurang lebih dua tahun lagi sampai tahun 2024 yang dapat dimanfaatkan UIN Bandung untuk meningkatkan daya saingnya sebelum memasuki tahapan selanjutnya pada tahun 2025.
Beberapa capaian UIN Bandung sampai saat ini dapat memperkuat daya saingnya di tingkat nasional. Misalnya, kampus ini kini memiliki 46 jurnal berupatasi. Jumlah ini sekaligus mengukuhkannya sebagai Perguruan Tinggi Islam yang memiliki jurnal bereputasi paling banyak di lingkungan PTKIN. Keberadaan jurnal ini tentu saja penting sebagai media publikasi hasil riset dosen, sekaligus menunjukkan kinerja riset kampus.
Misal lainnya adalah beberapa prodi di UIN Bandung yang sedang dipersiapkan untuk memperoleh sertifikat dan atau tingkat akreditasi internasional seperti AUN-QA, ASIIN, dan FIBAA. Tentu tidak semua prodi akan diupayakan untuk mendapatkannya. Beberapa yang nantinya akan memperoleh sertifikat dan akreditasi tersebut diharapkan menjadi rujukan bagi prodi-prodi lain dalam menjamin mutu pengelolaan perguruan tinggi bertaraf internasional.
Menuju Tahap Daya Saing Regional (2025-2029)
Beberapa persiapan untuk menuju daya saing Tingkat Regional (Asia Tenggara) sudah dan sedang dipersiapkan oleh UIN Bandung. Di bidang pendidikan dan pengajaran, kampus ini sudah membuat Learning Management System (LMS) yang bernama E-Knows, dan sedang terus disempurnakan. LMS ini nanti sekaligus sebagai media pembelajaran daring tatkala kampus ini membuka kelas-kelas daring yang menampung mahasiswa-mahasiswa dari luar negeri.
Beberapa infrastruktur sudah disiapkan dengan baik. Contoh, banyak ruang kelas yang sudah dilengkapi dengan sarana pembelajaran hibrid (bauran). Beberapa ruangan akan dilengkapi dengan media telecomprence. Ruangan ini nantinya akan digunakan untuk perhelatan ilmiah secara daring yang terhubung secara global, baik webinar, seminar, dan lain sebagainya.
Program MBKM menjadi andalan lain untuk memperkenalkan dosen dan mahasiswa dengan atmosfir akademik di luar UIN Bandung, termasuk di kampus-kampus luar negeri. Melalui program ini diharapkan banyak dilakukan program pertukaran dosen dan mahasiswa (student exchange) dengan kampus-kampus di luar negeri.
Rintisan kelas-kelas internasional sudah mulai dilakukan di tahun 2022 ini. Beberapa tahun ke depan, beberapa prodi di UIN Bandung akan memilikinya. Tentu kelas internasional ini sangat penting dalam konteks internasionalisasi kampus.
Di bidang penelitian, UIN Bandung berupaya berada di garda terdepan dalam publikasi internasional. Berbagai skema penelitian kolaboratif dengan para peneliti di tingkat regional atau internasional dicoba mulai dilakukan. Tentu saja skema publikasi hasil riset dosen dan mahasiswa di jurnal-jurnal bereputasi tetap akan menjadi kebijakan kampus dalam bidang penelitian.
Di bidang pengabdian kepada masyarakat, UIN Bandung tetap menerapkan kebijakan berbasis luaran publikasi ilmiah. Hasil pengabdian kepada masyarakat, baik yang dilakukan dosen maupun mahasiswa, harus mempunyai luaran berupa publikasi ilmiah dan produk-produk lainnya, seperti jurnal, buku, paten, HKI, dan prosiding. Program MBKM akan dioptimalkan untuk menemukan skema pengabdian yang menguatkan daya saing UIN Bandung di tingkat regional dan internasional.
Smart Campus akan menjadi program prioritas UIN Bandung. Pelayanan berbasis daring dan integrasi data/pelayanan ini diharapkan segera terlaksana sebelum tahun 2025. Saat ini UIN Bandung sedang berada dalam tahap penyempurnaan Smart Campus ini.
Prinsip “Bekerja sama dan sama-sama bekerja” yang selama ini digaungkan oleh Rektor UIN Bandung, Prof. Mahmud, menjadi etos kerja bagi seluruh civitas akademik. Semoga pada saat berada di fase Daya Saing Regional (2025-2029), UIN Bandung benar-benar sudah siap menapakinya. Semoga.
Prof Dr H Rosihon Anwar, M.Ag., Wakil Rektor I Bidang Akademik UIN SGD Bandung.