Mau Jadi Anak Rantau? Ikuti 5 Tips Ini Biar Sukses

Ilustrasi perantau/Dok Tripfes

(UINSGD.AC.ID) — Banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah ke kota, menunjukan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi umat Islam. Seperti hadis berikut ini
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah dari Anas RA).

Menuntut ilmu merupakan salah satu ibadah yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Orang yang berilmu juga memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah SWT. Banyaknya tempat menimba ilmu menjadikan kita harus memilih, bahkan setiap orang memiliki impiannya masing-masing untuk dapat terus mencari ilmu, ada juga yang rela merantau demi menuntut ilmu di kampus (UIN Sunan Gunung Djati Bandung) impiannya dan tidak sedikit juga yang memutuskan untuk merantau.

Berikut ini bisa menjadi tips penting bagi anak rantau:

1. Mencari tempat tinggal dekat kampus

Hal pertama yang harus diperhatikan ketika merantau yaitu tempat yang akan kita tinggali, kosan atau kontrakan merupakan pilihan untuk menjadi tempat tinggal. Bagi mahasiswa yang belum memiliki kendaraan pribadi, mencari tempat tinggal yang menjadi fasilitas kampus (seperti Mahad Al-Jamiah Kampus I, Mahad Tahfidz Kampus III), pesantren, atau kost-an yang dekat kampus juga merupakan salah satu solusi. Kelebihan di Ma’had dan Pesantren adalah program-program kajian dan pengajian yang dapat diikuti untuk meningkatkan wawasan keilmuan dan pembiasaan kedisiplinan.

2. Mempelajari Bahasa dan budaya sekitar
Dengan banyaknya budaya yang ada di masyarakat, kita harus mengetahui dan mempelajari budaya masyarakat yang akan kita tempati. Adanya peribahasa “dimana bumi dipijak di situ langit di junjung” memberi arti bahwa kita wajib untuk untuk menghormati adat istiadat dan juga kebiasaan di mana pun kita berada. Di antara yang perlu cepat dipelajari dan dibiasakan adalah bahasa yang digunakan masyarakat sekitar, agar kita dapat diterima dengan cepat oleh masyarakat. Kalau disiplin belajarnya, maka kita dapat menguasai Bahasa “baru” semasa kuliah (sekitar 4 tahun atau lebih).

3. Belajar hidup hemat
Ketika jauh dari orangtua, kita dituntut untuk hidup lebih mandiri. Kita harus pintar mengelola keuangan yang sudah diberikan orangtua. Jangan sampai habis begitu saja ketika diberi, tuliskan yang menjadi kebutuhan dan keinginan, utamakan yang menjadi kebutuhan dan skala prioritas terlebih dahulu. Kamu juga bisa mencatat setiap pengeluaran, agar menjadi bahan pertimbangan untuk diri sendiri kedepannya.

4. Mengikuti kegiatan positif
Untuk mengisi waktu senggang ketika selesai kuliah, ikuti kegiatan-kegiatan yang positif seperti mengikuti organisasi kemahasiswaan. Dengan mengikuti hal tersebut kamu memiliki kegiatan yang dapat diikuti, selain itu kamu juga mendapatkan banyak teman dan mendapatkan pengalaman yang berharga. Selain menambah relasi, setidaknya kamu tidak akan merasa kesepian. Perlu juga banyak-banyak berkunjung ke perpustakaan universitas atau fakultas, supaya mendapatkan banyak sumber dan referensi, sekalipun aktivitas searching sumber-sumber digital juga jangan diabaikan. Selebihnya, sesekali ikutlah berbagai aktivitas yang dilakukan oleh lingkungan atau masyarakat sekitar untuk sosialisasi serta menguatkan silaturahmi dan kebersamaan.

5. Menjaga kesehatan
Mengurus diri sendiri dengan baik harus mulai dibiasakan, kamu harus menjaga ketahanan tubuh agar tidak mudah sakit. Jangan lupa, biasakan minum air putih minimal 2 liter perhari, begitupun pola makan harus dijaga agar dapat teratur. Selain pola makan dan minum, tidur dengan cukup akan mempengaruhi kesehatan anda. Ketika kesehatan fisik sudah terjaga, kesehatan mental pun perlu dijaga karena kesehatan mental dapat mempengaruhi kesehatan fisik.

Hidup jauh dari orangtua bukanlah hal yang mudah, kekhawatiran orangtua akan anaknya begitupun sebaliknya dapat diminimalisir, dengan bisa mempertahankan prinsip tersebut dapat membantu menjaga diri dan juga survive. Karena dengan hidup diperantauan, hanya diri sendiri yang dapat memahami dan mengerti situasi yang sedang dihadapi. Semoga sukses ya! (Taorena Sandra/Humas)

 

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *