(UINSGD.AC.ID)-Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model manajemen pembiayaan pondok pesantren berbasis kewirausahaan sosial agribisnis yang dapat meningkatkan produktivitas pendidikan pondok pesantren. Penelitian ini menggunakan design-based research (DBR) pada pimpinan yayasan, kiyai (pimpinan pondok pesantren), pengurus koperasi pondok pesantren, dewan pendidik, dewan santri, dan tokoh masyarakat.
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan FGD (focus group discussion). Hasil penelitian menemukan bahwa Model Manajemen IPOO (Input, Process, Output, Outcome) dapat digunakan untuk manajemen pembiayaan pondok pesantren berbasis kewirausahaan sosial agribisnis.
Model manajemen IPOO dimulai dengan analisis input (I) baik instrumental (komponen kebijakan dan teori pendidikan) maupun enviromental ‘lingkungan’ (internal dan eksternal); proses (P) manajemen pembiayaan yang mencakup PICAE (Planning, Implementation, Controlling, Accountability and Evaluation/Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian, Akuntabilitas dan Evaluasi); output (O) berupa pembiayaan pondok pesantren yang efektif dan efisien, dan outcome (O) berupa meningkatnya kepercayaan masyarakat, lulusan yang berdaya saing, pesantren yang produktif, dan SDM (pendidik dan tenaga kependidikan) yang sejahtera.
Model manajemen IPOO yang didukung oleh kepemimpinan kewirausahaan sosial kiyai dan koperasi pondok pesantren akan memiliki efektivitas yang lebih tinggi dengan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pembiayaan pesantren.
Prof. Dr. H. Badrudin, M.Ag., CIIQA, CEAM, Guru Besar Bidang Ilmu Administrasi Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Untuk membaca selengkapnya Orasi Ilmiah Pengukuhan 14 Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jilid II dapat diunduh pada laman ini