(UINSGD.AC.ID)-Wakil Rektor III UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof Dr H Ah Fathonih, M.Ag mengajak semua pihak untuk mengawasi prilaku mahasiswa di dalam kampus. Ini dilakukan dalam upaya penyelamatkan mahasiswa sebagai generasi muda agar lebih bermoral dan berakhlak, sehingga bisa diandalkan untuk kebaikan masyarakat ke depan.
Gagasan ini disampaikan oleh Prof Fathonih pada pembukaan Rapat Kerja Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD, di Auditorium FAH, belum lama ini. Pembukaan rakor juga menghadirkan narasumber Warek I Prof dr H Rosihon Anwar, M.Ag; Warek II Prof Dr H Tedi Priatna, M.Ag; dan Wakil Rektor IV Prof Dr Hj Ulfiah, M.Si.
Ikut hadir dalam kesempatan itu Dekan FAH Dr H Setia Gumilar, M.Si; para wakil dekan, ketua/sekretaris jurusan, ketua laboratorium, para dosen, tenaga kependidikan, pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa, Senat Mahasiswa, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan.
Prof Fathonih mengungkapkan kekhawatirannya tentang pergaulan mahasiswa, yang menunjukkan rendahnya nilai-nilai moralitas dan akhlak. “Jangan sampai ada mahasiswa dan mahasiswi yang masih nongkrong di kampus hingga pukul 10.00. Itu tidak bagus! Tunjukkan sebagai mahasiswa yang baik sesuai dengan tuntunan agama dan norma yang berlaku di masyarakat,” katanya.
Prof Fathonih ingin mempertegas visi misi UIN SGD dalam bidang kemahasiswaaan dan alumni. Ada keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual, sehingga mahasiswa dan alumni semakin memahami nilai-nilai moral dan akhlak. “Mari kita bina mereka, agar menjadi orang cerdas dan hebat karena tinggi ilmunya, dan menjadi panutan masyarakat karena keluhuran akhlaknya,” katanya.
Program di tahun 2023 ia terus membangun soft skill, hard skill dan life skill mahasiswa; membangun mindset ke arah kemandirian; membangun laboratorium leadership; menumbuhkan budaya akademik; mensejahterakan mahasiswa; dan menjembatani mahasiswa dengan dunia kerja.
Menyinggung soal prestasi, dari tahun ke tahun prestasi mahasiswa terus meningkat. Itu bisa dilihat dari peningkatan jumlah mahasiswa berprestasi. Pada 2021 peraih medali sebanyak 98 mahasiswa (nasional) dan 42 (internasional). Sedangkan pada 2022 meningkat menjadi 127 (nasional) dan 68 (internasional).
Target 80 Guru Besar
Di bagian lain, Wakil Rektor I Prof Rosihon menargetkan 25 guru besar, hingga di tahun 2023 jumlahnya mencapai 80 guru besar. Ia juga akan meningkatkan perolehan sertifikasi profesi internasional dan keterlibatan dalam forum internasional.
“Kami pacu juga jumlah keluaran penelitian, pengabdian dan publikasi, agar mendapat rekognisi nasional dan internasional. Kita terus perbaiki peringkat, tidak boleh terlena karena merasa sudah meraih ranking kesatu antar-PTKIN versi Webomentrics Ranking of World Universitas,” kata Prof Rosihon.
Di internal kampus, Prof Rosihon akan terus memperbaiki sistem PMB (penerimaan mahasiswa baru), meningkatan jumlah mahasiswa asing, akselerasi mutu akreditasi, dan penerapan skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Warek II Prof Tedi akan melakukan perubahan serius pada aspek tata kelola manajemen. Sebab perkembangan teknologi informasi dan globalisasi membawa dampak pada persaingan perguruan tinggi, yang tidak terbatas pada lingkup nasional, tetapi juga internasional.
“Mari kita mengokohkan kembali komitmen dalam membangun sinergitas dan kolaborasi yang kuat, dalam rangka mencapai visi besar UIN Bandung di tahun 2024 sebagai Kampus Unggul dan Kompetitif di level ASEAN,” ajaknya.
Sebagai wakil rector II, ia akan melakukan penguatan dan pengembangan digitalisasi layanan mahasiswa, dosen, dan pegawai. Juga layanan smart class dan akses wifi area kampus; pembangunan dan renovasi sarana kampus; tata kelola sumber daya manusia berbasis kompetensi dan sertifikasi Internasional; dan penguatan Badan Layanan Umum (BLU).
Adapun Warek IV Prof Ulfiyah akan melakukan internasionalisasi bidang kerjasama berupa pertukaran dosen dan mahasiswa, pengadaan program penelitian bersama, bantuan program studi lanjut bagi para dosen, dan program kuliah bersama.
“Untuk mendorong reputasi internasional, akan membangun kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri, dalam rangka mobility (inbound dan outbound), international publication, and joint research,” jelasnya.
Mengenai rekognisi dosen disediakan program visiting professor ke perguruan tinggi internasional, menjadi keynote speaker/inited speaker pada pertemuan ilmiah tingkat internasional, menjadi staf ahli di lembaga tingkat internasional, menjadi editor atau mitra bestari pada jurnal terakreditasi internasional, dan meningkatkan publikasi jurnal internasional.
Sedangkan penguatan akses dan konten kerjasama luar negeri, perlu penguatan International Office, beasiswa luar negeri, pendampingan program pengiriman dosen untuk beasiswa S3 ke Luar Negeri (Fellowship), dan program pengiriman mahasiswa ke luar negeri (student exchange).[nanang sungkawa]