[uinsgd.ac.id] Sekitar 100 mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung menggelar demo di depan Gedung Rektorat Kampus UIN di Jln. A.H Nasution No. 105, Kota Bandung, Rabu (14/3). Mahasiswa menuntut agar Pedoman Organisasi Kemahasiswaan (POK) dan Pedoman Organisasi Kemahasiswaan Intra (POKI) di amandemen karena dengan sistem tersebut mereka tidak bisa memilih langsung wakilnya menjadi senat mahasiswa.Koordinator Lapangan aksi tersebut Muhammad Alamsyah mengatakan, sistem pemilihan senat mahasiswa ala POKI hanya mengenal sistem perwakilan sehingga meniadakan pemilu raya dengan sistem one man one vote. Artinya, bahwa ketika sistem pemerintahan mahasiswa tidak mengikuti arus jaman dan sistem negara, maka kampus bukan lagi menjadi tempat mahasiswa berproses dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.”Sistem POKI sudah cukup membodohkan dan memberikan cambuk besar bagi pergolakan mahasiswa. Mahasiswa harus bangun dan tersadarkan bahwa hak mahasiswa dalam menentukkan pimpinannya harus dengan sikapnya sendiri,” ucap Alamsyah kepada “PRLM” seusai orasi, di Kampus UIN SGD Bandung, Rabu (14/3).Menurut Alamsyah,mahasiswa harus terbebaskan dalam menentukan pemimpinnya sendiri, tidak lagi diwakili orang lain. Ia menambahkan, sudah tiga tahun atau sejak tahun 2007 hingga awal 2011 pemilihan senat mahasiswa dilakukan dengan sistem delegasi perwakilan. Hingga membuat hak-hak mahasiswa dalam pemilu raya dikebiri melalui sistem POKI.”Sistem POKI berdampak kepada ditangguhkannya pemilihan senat mahasiswa untuk periode 2011-2012. Mahasiswa menginginkan pemilihan senat kali ini menggunakan sistem pemilu raya,” ucapnya.Dengan demikian, pihaknya yang tergabung pada himpunan mahasiswa Sunan Gunung Djati (HAMAS) menyatakan sikap menolak pemilihan pemimpin mahasiswa melalui sistem perwakilan. Dan, menuntut birokrasi kampus mencabut SK Nomer : dj.I/253/2007 tentang pedoman organisasi kemahasiswaan intra (POKI).Menanggapi aksi tersebut, Pembantu Rektor III UIN Sunan Gunung Djati Bandung Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, secara pribadi sangat mendukung dengan diselenggarakannya pemilu raya dengan sistem one man one vote. Oleh karena itu, saat ini pihaknya sedang mengamandemen pedoman tersebut agar pemilu raya bisa diselenggarakan. Sehingga, pemilihan senat mahasiswa bisa secepatnya diselenggarakan.”Saya minta waktu agar pembahasannya segera selesai. Insya Allah, bulan Mei pedoman tersebut selesai diamandemen,” ucapnya. (A-194/A-108)***Sumber, Pikiran Rakyat Rabu, 14/03/2012 – 15:16
Mahasiswa UIN SGD Tuntut Pemilu Raya di Kampus
WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter
Artikel Populer
-
-
5 Februari 2020 Dekan, Kolom Pimpinan
-
18 Desember 2019 Dekan, Kolom Pimpinan
Inspiratif
Pojok Rektor
Berita Utama
-
Pentingnya Penguatan Literasi Fikih Zakat untuk Amil yang Inovatif
21 November 2024 -
Fesqu 2024 Dibuka: Menggapai Kebersamaan dengan Seni dan Al-Qur’an
20 November 2024 -
Selamat! 37.849 Peserta Lulus SKD Calon PNS Kementerian Agama 2024
19 November 2024 -
Menag Minta Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
19 November 2024
Inspiratif
-
8 Rahasia Lulus Tepat Waktu dengan Segudang Prestasi
15 September 2024