Sebanyak 3.423 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung Jawa Barat diterjunkan ke masyarakat yang ada di Kabupaten Sumedang.Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan kepada Masyarakat (KKN Sisdamas) yang mereka ikuti ini merupakan bagian dari nota kesepahaman (MoU) antara Kampus UIN SDG Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Rektor UIN SGD Bandung H. Mahmud menjelaskan bahwa kehadiran mahasiswa UIN SGD Bandung yang sedang melaksanakan KKNSisdamas ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung dan mensukseskan salah satu program unggulan Kabupaten Sumedang dalam bidang pemberdayaan kepada masyarakat melalui program Digitalisasi Desa.
Karena, lanjut Rektor, mahasiswa yang KKN ini dapat mengisi tenaga teknis atau operator jika terjadi kekosongan disuatu tempat yang ada di Sumedang. Lalu, lanjutnya lagi, mahasiswa diharapkan mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi yang baik kepada masyarakat,
“mahasiswa diharapkan bisa melakukan digitasliasi desa sebagai bagian dari implementasi MoU UIN SGD Bandung dengan Pemkab Sumedang,” ungkapnya, di Kampus I, Jl. A.H. Nasution No 105 Cipadung Cibiru Kota Bandung, Senin (12/08/2019).
Tentunya, harap Mahmud, jika mengalami beberapa kendala tidak menjadikan kendala dalam mendukung Bupati Sumedang dalam mensukseskan program Sumedang yang sejahtera, agamamis, maju, profesional dan kreatif (SIMPATI) yang tersebar di 83 Desa yang berada di 13 kecamamatan. “kampus akan terus mendampingi, memberikan arahan untuk segera terwujudnya program digitalisasi desa yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas,”tukasnya.
Selain itu, untuk mendukung upaya itu, pihak kampus melalui Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bersama Sekretaris Daerah Sumedang dan Dewan TIK Nasional telah menyelenggarakan Workshop Sistem Informasi Desa (SID). “Sebagai salah satu cara untuk mempercepat terwujudnya program digitalisasi desa. Segala informasi tentang Desa tertentu di website tersedia, mulai dari profil, potensi daerah, produk unggulan, kuliner, sampai destinasi wisata,” kata Rektor
“Tugas anda memfasilitasi Desa untuk menginput, bukan tugas sendiri mahasiswa. Dampingi petugas Desa yang akan menginput data tsb. Jika, data di Desa belum ada, ajak Kepala Desa untuk memberikan arahan, misalnya melibatkan RT dan RW setempat atau ada tim yang dibuat khusus untuk itu. Saya kira anda akan cerdas sendiri menghadapi kasus perkasus setiap Desa. Intinya libatkan warga atau aparat Desa setempat yah, jangan kerja sendiri,” pungkasnya lagi (HELMI/SOLLA).
Sumber, Pendis Kemenag 13 Agustus 2019