Mahasiswa Mesti Punya Pengalaman Konferensi

Pastinya udah banyak mahasiswa yang tau dan pernah terlibat di ajang konferensi. Se-enggaknya pernah mendengar istilah itu. Tapi pasti ada juga yang belum mengenalnya.

Baiklah, konferensi adalah ajang temu ilmiah para akademisi untuk mempresentasikan paper (artikel) hasil penelitian. Konferensi ada skala nasional dan ada skala internasional. Konferensi nasional hanya melibatkan akademisi nasional saja. Sedang konferensi internasional melibatkan akademisi global paling sedikit dari tiga negara.

Konferensi internasional pastinya mesti menerapkan bahasa yang diakui dunia internasional, Inggris atau Arab. Biasanya dihadirkan pembicara kunci utusan dari berbagai pendidikan tinggi dunia. Pembicara kunci dihadirkan dari kalangan ahli untuk mengusung topik yang menjadi isu utama penyelenggaraan konferensi.

Ada ratusan konferensi tiap tahun di berbagai negara. Konferensi umumnya diadakan reguler tahunan. Biasanya konferensi diadakan oleh asosiasi ilmu pengetahuan. Karenanya masing-masing konferensi dibedakan oleh lingkup ilmu spesifik. Pelaksanaan konferensi tahun mendatang biasanya telah terjadwal yang ditangani oleh asosiasi di suatu negara secara bergiliran.

Konferensi tahunan paling tua di dunia adalah konferensi yang diadakan oleh asosiasi dokter dunia. Di tahun 2020 ini merupakan konferensi yang ke-64. Para dokter dunia berkumpul untuk presentasi hasil penelitian mereka untuk mendapat tanggapan dari peserta konferensi.

Peserta konferensi adalah mereka yang mengirim artikel ke penyelenggaraka konferensi. Ngak semua artikel diterima karena diseleksi setidaknya topik mesti sesuai dengan lingkup keilmuan suatu konferensi. Artikel terpilih diundang untuk dipresentasikan serta ditanggapi oleh para juri yang telah disiapkan. Di akhir konferensi biasanya diumumkan artikel terbaik dan presenter terbaik.

Setelah dipresentasikan, artikel konferensi pasti diterbitkan di jurnal. Tentu, artikel harus direvisi dulu sesuai masukan dari juri dan peserta konferensi.

Ngak hanya diterbitkan loh! Artikel-artikel hasil konferensi sering dibidik oleh para pengambil keputusan untuk dijadikan pertimbangan kebijakan, baik pemerintah maupun dunia usaha. Selebihnya lagi, para pemenang Nobel dilahirkan dari dunia konferensi.

Ada banyak serunya nih Guy! Ajang konferesi dimanfaatkan untuk saling berkenalan dengan para akademisi dari berbagai negara. Dari kenalan itu berlanjut ke riset bersama secara kolaborasi dan tentunya publikasi bersama pula. Di situ pula muncul berbagai proyek riset berkelanjutan.

Nah, lebih serunya lagi nih. Khususnya, bagi mereka yang suka traveling. Usai konferensi itu ada city tour. Wah, orang bisa konferensi keliling dunia tuh! Kecuali di masa pandemi pasti polanya virtual. City tour itu bonus aja sih karena yang paling berkesan tetap pengalamanya itu.
Karena itu, mahasiswa semasa kuliah wajib punya pengalaman pernah terlibat di konferensi. Caranya, bermitra dengan dosen sejak pelaksanaan penelitian. Ngak sedikit artikel dosen dipresentasikan oleh mahasiswa di konferensi loh!

Asyiknya konferensi pasti dibiayai oleh dosen atau dibiayai oleh institusi pendidikan tinggi dan ada pula yang dibiayai oleh sponsor. Nah bagi yang belum pernah ikut konferensi ngak usah nyari di luar negeri dulu deh cukup konferensi di dalam negeri saja dulu.

Penulis ini pernah konferensi di Malaysia tahun 2017. Dari Bandung naik Bus ke Jakarta dan terbang ke Batam lalu nyebarang pake Boat dengan mahasiswa tentunya. Di sana kenalan dengan akademisi dari Jepang, hingga sekarang kami korenspondesi melalui email.

Itu dulu yaa, terlalu kepanjangan tuh. Intinya mahasiswa pada ikut konferensi yaa! Cari dosen yang sedang berencana terlibat di konferensi.

Bandung, 05 November 2020
Yudi W. Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *