MAARIF Institute kembali menggelar Kopdar Generasi Milenial #PercayaIndonesia #MeyakiniMenghargai. Setelah sebelumnya sukses menyelenggarakan Kopdar Generasi Milenial di Pekanbaru, Makassar, dan Garut pada 2018 lalu, awal tahun ini Kopdar Generasi Milenial hadir di Kota Bandung pada 10 Januari 2019.
Berlokasi di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Kopdar kali ini dihadiri 100 peserta dari kalangan aktivis muda, mahasiswa, maupun pelajar yang bertemu dan membicang terkait toleransi, keindonesiaan, serta membedah buku Antologi Esai dan Kompilasi Vlog terbaik dari peserta Indonesia Millennial Movement 2018.
Indonesia Millennial Movement merupakan sebuah Kongres Pemuda yang telah sukses digelar di Jakarta pada November 2018 lalu, menghadirkan 100 pemuda dari 34 Provinsi Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Dalam rilis yang diterima galamedianews.com, Muhd. Abdullah Darraz, Direktur Eksekutif Maarif Institute mengungkapkan, komitmen dan dukungannya dalam rangka menyebarkan karya-karya Indonesia Milennial Movement kepada generasi muda lainnya, agar anak-anak muda lainnya termotivasi untuk mengkampanyekan perdamaian.
“Kami percaya bahwa karya-karya terbaik yang dihasilkan oleh Duta Indonesia Millennial Movement dalam bentuk Buku dan Vlog terbaik ini patut untuk disampaikan pada generasi muda lainnya sebanyak-banyaknya. Harapannya, karya ini bisa menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi generasi muda untuk terus berkarya, dan mengawal narasi perdamaian di Indonesia”, ungkap Darraz.
Islam Moderat
Kopdar Generasi Milenial ini dibuka oleh Prof. Dr. Rosihon Anwar, Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung. Rosihon memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini, karena selaras dengan misi Fakultas Ushuluddin yang mendeklarasikan Islam moderat di tanah air.
“Fakultas Ushuluddin harus menjadi garda terdepan dalam pengembangan moderasi Islam di Indonesia. Mengingat angka kekerasan, khusunya indeks jihadis di Jawa Barat cukup tinggi, 47,6 sementara secara nasional 46,2,” katanya.
Rosihon berpesan kepada Maarif Institute untuk memperluas kegiatan dan memberikan advokasi terhadap pesantren-pesantren.
Selain itu, Maarif Institute harus giat mengkampanyekan Islam damai, moderat, sejuk melalui media sosial.
“Chanel di youtube mesti dijadikan media dakwah untuk menghadirkan Islam moderat, karena kecenderungan orang belajar Islam dari youtube,” paparnya.
Islam moderat adalah pemahaman dan prilaku keberagamaan yang melahirkan sikap toleransi dalam menghadapi keragaman, tertutama menyangkut isu pluralisme agama, sehingga mewujudkan nilai-nilai damai dalam Islam.
“Sikap ini sangat diperlukan dalam konteks merawat kebineka-tunggalikaan Indonesia yang memiliki banyak keragaman. Moderasi Islam sesungguhnya ini seiring dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia. Untuk budaya masyarakat Jawa Barat yang memiliki nilai silih asah silih asih, silih asuh,” jelasnya.
Turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini diantaranya, 1) Pipit Aidul F (Manajer Program MAARIF Institute for Culture and Humanity), 2) Iu Rusliana (Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung), dan 3) Mela Rusnika (Duta Indonesia Millennial Movement Provinsi Jawa Barat). Sesi bincang-bincang dalam kegiatan ini dipandu oleh Nita Mujahidah (Duta Indonesia Millennial Movement Provinsi Jawa Barat). (Brilliant Awal)
Sumber, Galamedia News 10 Januari 2019