Kurban dan Syahwat Merdeka

(UINSGD.AC.ID)-Ibadah kurban, baik yang ditunaikan sebagai dam haji tamattu maupun yang dilaksanakan sebagai bentuk kepatuhan atas perintah Allah. Diantara orientasinya adalah untuk menyembelih karakteristik kebinatangan yang kerap kali hinggap, masuk dan menusuk ke dalam jantung manusia. Sebab dalam pentunjuk Qs. Syams ayat 8, setiap manusia Allah anugerahi dua potensi kontradiktif, yakni ilham fuzurah dan ilham taqwa.

Ilham fuzurah adalah potensi hawa nafsu. Didalamya ada potensi bahimiyah (binatang ternak), sabuiyah (binatang buas) bahkan potensi syaitoniyah. Sedangkan ilham taqwa adalah potensi kebaikan. Dalam praktinya, hidup manusia itu adalah pertarungan abadi antara potensi hawa nafsu dan potensi kebaikan. Bila potensi kebaikan menjadi panglima, maka hidup manusia dekat dengan Allah. Namun bila potensi hawa nafsu yang mengendalikan, Maka hidup manusia akan jauh dari Allah.

Dalam kutub tertentu, ketika potensi hawa nafsu dominan menjadi pengendali potensi kebaikan. Perilaku manusia bisa lebih sesat darpada binatang. Allah menggambarkan dalam QS. Al-A’raf ayat 179, “Dan sungguh Kami jadikan (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.

Sekaitan dengan itu, Taufik Islamil, seorang budayawan Muslim terkemuka di negeri ini. Beliau menyebut, pada hari ini, di sini, di negeri ini. Kita tengah dikepung oleh sebuah gerakan berbahaya, yakni “gerakan syahwat merdeka”. Disimpulkan berbahaya, sebab dalam gerakan ini, nafsu binatang begitu bebas merdeka menjadi panglima segalanya.

Gerakan syahwat merdeka tidak bersosok organisasi resmi, dan jelas tidak berdiri sendiri. Mereka bekerja sama bahu membahu melalui jaringan mendunia, dengan kapital raksasa yang mendanainya, idiologi gabungan yang melandasinya, dan banyak media massa cetak dan elektronika begitupun media sosial sebagai pengeras suaranya.

Menurut Taufik, gerakan ini semakin berbahaya, sebab mendapat dukugan massif dan fanatis dari banyak pihak. Diantara pendukung itu adalah; para praktisi sek bebas yang terdiri dari kaum homoseksual, lesbian dan kaum heteroseksual baik yang terang-terangan maupun yang sembunyi-sumbunyi. Para pemilik situs-situs porno di internet. Para penulis, penerbit, dan propagandis buku-buku komik, sastra dan non sastra cabul.
Pendukung lain yang tak kalah fanatisnya adalah; para pemilik pabrik-pabrik alkohol. Para produsen dan pengguna narkoba. Para pengiklan gigolo dan perempuan-perempuan pelacur. Para germo dan pelanggan prostitusi, baik langsung maupun online. Berikutnya Para dukun dan dokter-dokter nakal praktisi aborsi. Dalam analisa Taufik Ismail, angka aborsi di Indonesia adalah 2,2 juta jiwa pertahun. Maknanya, hampir setiap 15 detik seorang calon bayi meningggal di suatu tempat di negeri ini, akibat salah satu atau gabungan dari faktor-faktor tadi.

Dalam kondisi demikian, dam haji tamattu juga momentul idul adha yang mensyariatkan ibadah qurban, sesungguhnya merupakan momentum strategis yang sejatinya bisa mengingatkan umat Islam akan bahaya “Syahwat Merdeka”. Ketika abai atas hal ini, kemudian syahwat merdeka menjadi panglima, maka kemulian manusia akan turun degradatif menjadi binatang. Bahkan bisa lebih keji daripada binatang. Naudzubillah.

Aang Ridwan, Pembimbing Haji Plus dan Umroh Khalifah Tour dan Dosen FDK UIN Bandung

Sumber, Pikiran Rakyat 12 Juli 2022

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *