Kunjungan FUAD IAIN Batusangkar ke UIN SGD untuk Benchmarking Program Studi

Rektor UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si didampingi Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, Drs. H. Akhmad Luthfi, M.M., Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. H. Jaenudin, M. Ag, menerima kunjungan dari Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar berjumlah 10 orang di gedung O. Djauharuddin AR, Kampus I, Jl. A. H. Nasution No 105 Cipadung Cibiru Kota Bandung, Kamis (26/09/2019).

Hadir Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP, MT., Dekan Fakultas Ushuluddin (FU), Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag., Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Dr. H. Ahmad Sarbini, M.Ag., Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Dr. H. Setia Gumilar, S.Ag.,M.Si, Dekan Fakultas Psikologi (FPsi), Dr. Agus Abdul Rahman, S.Psi., M.Psi., pada saat penerimaan kunjungan dari FUAD IAIN Batusangkar dalam rangka bencmarking.

Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si sangat menyambut kunjungan ini, “Atas nama Rektor saya mengucapkan selamat datang di kampus UIN SGD Bandung kepada ketua rombongan, Dekan FUAD beserta jajaranya untuk sama-sama belajar mulai dari sistem pembelajaran, penelitian, sampai pengabdian kepada masyarakat,” tegasnya.

Rektor menjelaskan, jalinan kerjasama antara IAIN Batusangkar dengan UIN SGD Bandung dalam bidang tridharma perguruan tinggi sudah lama terjalin. “Pada saat perubahan status dari STAIN ke IAIN tahun 2016, saya berada di sana bersama rekrot IAIN Batusangkar untuk meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan PTKIN. Oleh karen itu, kehadiran kunjungan ini harus dijadikan kekuatan untuk membangun kerjasama dan sama-sama berkerja dalam rangka meningkatkan kualitas, mutu dan lulusan di lingkungan PTKIN yang siap bersaing dengan kampus yang lain,” paparnya.

Diakui Rektor, untuk lingkungan perguruan tinggi negeri di Bandung, mulai dari ITB, UNPAD, UPI sampai UIN “Sudah tidak ada lagi persaingan antar kampus, tapi keemapat perguruan tinggi ini telah memiliki komitmen bersama-sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Bandung dan secara umum di Jawa Barat. Untuk itu, mari kita berkolaborasi, berkomunikasi, dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara melalui potensi yang dimiliki perguruan tinggi masing-masing,” ujarnya.

Dekan FUAD IAIN Batusangkar, Dr. Adripen, M.Pd, menjelaskan kunjungan bersama rombongan ke UIN SGD Bandung untuk, pertama, dalam rangka silaturahmi. Kedua, membangun benchmarking FUAD IAIN Batusangkar bersama Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Psikologi. Ketiga, melakukan nota kesepahaman (MoU) antara FUAD IAIN Batusangkar dengan UIN SGD Bandung.

“Dalam melakukan benchmarking FUAD ini sudah seharusnya kita belajar dan mencari tahu soal peningkatan kualitas kampus kepada UIN, karena UIN SGD Bandung telah banyak menorehkan prestasi yang membanggakan. Salah satunya dalam hal publikasi jurnal terakreditasi dan bereputasi,” tuturnya.

Untuk itu, penyerpurnaan kurikulum, melakukan praktikum yang tepat sasaran, penelitian bersama antara dosen dengan mahasiswa, pengembangan jurnal antara kampus harus dilakukan dalam meningkatkan performa PTKIN.

“Dengan adanya kunjungan ini diharapkan dapat memberikan motivasi, dorongan dan membukakan peluang untuk terus meningkat benchmarking FUAD IAIN Batusangkar,” jelasnya.

Dekan FU, Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag., menegaskan benchmarking diarahkan untuk peningkatan manajemen program studi (Prodi) dalam persiapan akreditasi nasional 9 standar. “Tantangan baru akreditasi menekankan poin keluaran (output) dan capaian (outcome).,” tegasnya.

Selain itu, kedua pihak bersepakat melaksanakan penandatanganan MoU. Ada empat poin materi MoU yakni : evalusi kurikulum, model praktikum, penguatan jurnal ilmiah, dan peningkatan mutu dosen dan mahasasiswa.

Berkenaan dengan MoU itu para Dekan terkait di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyepakati empat hal. Pertama, evaluasi kurikulum melalui koordinasi dengan perhimpunan keilmuan serta melibatkan pakar di bidang pengembangan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Kedua, pengembangan model praktikum pembelajaran efektif open educational reseources sesuai tatangan revolusi industri 4.0.

Ketiga, penguatan jurnal ilmiah melalui pengembangan kapasitas sumber daya manusia tata kelola open journal system (OJS) dan substansi artikel dengan menyiapkan agenda prioritas percepatan akreditasi nasional jurnal ilmiah.

Keempat, peningkatan mutu dosen dan mahasiswa melalui agenda seat-in, kolaborasi penelitian, parisipasi masyarakat, dan publikasi ilmiah kemitraan dosen dan mahasiswa.

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter