Kualitas PT Tak Tergantung Jumlah Prodi

[www.uinsgd.ac.id] Kualitas pendidikan pada perguruan tinggi bukan tergantung pada seberapa banyak jumlah program studi (prodi), melainkan tergantung pada kualitas program studi yang ditawarkan kepada generasi penerus. Oleh karena itu perguruan tinggi Islam harus tetap menjaga kualitas program studi dengan menunjukkan akreditasi yang baik. Selama umat Islam masih ada di muka bumi ini, perguruan tinggi Islam tidak akan pernah mati.

Demikian diungkapkan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Kamarudin Amin, M.A. pada seminar sehari “Strategi Peningkatan Kualitas Riset, Inovasi, dan Pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI)” yang diselenggarapkan LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung di Aula Pascasarjana Kampus II, Jln. Soekarno-Hatta, Kota Bandung.

“Ini demi kemajuan pendidikan bagi generasi muda kita,” ungkapnya.
Dikatakannya, penyelenggaraan pendidikan tinggi harus ada korelasinya dengan kemajuan bangsa. Oleh karena itu segala sesuatu yang telah, sedang , dan akan dikerjakan oleh perguruan tinggi harus berkontribusi pada kemajuan bangsa.

“Ini harus dijadikan visi dan misi oleh PTKI di seluruh Indonesia. Keberadaan PTKI mesti memberikan manfaat bagi kemajuan bangsa dan negara,” ujarnya.

Ditegakannya pula, perguruan tinggi tidak boleh terputus dari kebutuhan masyarakat, kebutuhan industri, dan kebutuhan sosial yang nyata (the real social world).

Tantangan dalam meningkatkan mutu dan kualitas perguruan tinggi, katanya, harus mengikuti isu utama saat ini, yaknirevolusi industri 4.0 yang berbasis internet of things.

“Kita harus peduli terhadap realitas ini. ika tidak, maka akan tertinggal oleh masyarakat dunia,” katanya.

Kamarudin mengatakan ada lima tujuan utama dari sebuah penyelenggaraan pendidikan, yakni memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge), pengamalan, internalisasi (bagaimana caranya untuk menjadi sesuatu), mampu hidup bersosialisasi bersama masyarakat, dan melakukan transformasi sisoal yakni mengubah masyarakat.
“Tujuan dari pendidikan tidak hanya metransfer pengetahuan, melainkan bagaimana mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari dan kehidupan sosial,” tegasnya.

Kamarusin juga mengatakan, sampai saat ini anggaran penelitian bagi para peneliti di PTKI sangatlah besar, yakni antara Rp. 100-250 miliar. Akan tetapi dana tersebut belum terserap seluruhnya.
“Ini menjadi tantangan bagi para peneliti untuk segera melakukan penelitian. Anggaran ada, kok. Besar. Tinggal kesungguhan kita. Mana hasil penelitian kita?” katanya.

Sementara Ketua Penyelenggara Seminar sekaligus Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan (Kapuslitpen ) LP2M UIN SGD Bandung), Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag., mengatakan, kegiatan seminar bertujuan untuk meningkatkan kualitas penelitian di lingkungan UIN SGD Bandung.

Menurutnya, UIN memang sudah banyak melakukan penelitian dan banyak prestasi yang sudah tunjukan sehingga mendapat berbagai penghargaan, akan tetapi penelitian harus tetap dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya.

“Kami tidak boleh ketinggalan dalam persaingan dunia. Hasil penelitian dari para peneliti harus menembus ke tingkat internasional. Ini akan meningkatkan daya saing para dosen UIN di tingkat dunia,” katanya. (Nana Sukmana, Endan Suhendra)

Sumber, galamedianews.com

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter