Kontribusi untuk Indonesia

Indonesia memasuki kultur baru publikasi ilmiah. Di tingkat Asean, Indonesia menduduki urutan pertama. Indonesia 33.183, Malaysia 32.988, Singapore 22.514, Thailand 18.365, Vietnam 8.806, dan Philippines 3.868. Sumber Scopus 25 Juli 2019. Data ini menunjukan bahwa kultur baru publikasi ilmiah reputasi global tumbuh di Indonesia.

Percepatan publikasi Indonesia berlangsung 4 tahun terakhir. Yaitu, setelah pencanangan visi pemerintah Indonesia unggul di tingkat Asean pada 2019. Visi ini menjadi arah kebijakan Indonesia. Dia menjadi mandat untuk seluruh lembaga dan institusi untuk meningkatkan publikasi ilmiah. Berbagai lembaga dan institusi pendidikan tinggi menyusun pengembangan strategis untuk meningkatkan publikasi ilmiah bereputasi global.

Arah kebijakan pemerintah Indonesia berperan efektif dalam menumbuhkan kultur baru publikasi ilmiah di pendidikan tinggi. Berbagai pengaturan disusun. Perguruan tinggi menyiapkan manual, prosedur, dan instruksi kerja. Setiap pimpinan pendidikan tinggi berperan menjadi pemimpin publikasi ilmiah di dunia kampus. Tumbuhlah kultur baru publikasi ilmiah reputasi global dunia kampus di Indonesia.

Asosiasi keilmuan berhimpun menyelenggarakan berbagai konferensi internasional. Ajang konferensi dinilai efektif untuk publikasi hasil-hasil penelitian. Makalah dipresentasikan di agenda konferensi dan diterbitkan dalam bentuk prosiding reputasi global semisal Scopus dan Web of Science (WoS). Konferensi internasional berperan besar dalam meningkatkan publikasi ilmiah akademisi Indonesia secara pesat.

Kelas-kelas menulis artikel bergulir di dunia kampus. Para dosen membentuk peer group (kelompok sejawat) dengan saling memberikan ulasan perbaikan paper. Berbagai informasi terkait tips penulisan paper dihimpun dan disusun menjadi pengetahuan sistematis penulisan artikel serta dipraktekan di kelas-kelas menulis dalam bentuk groups sejawat. Terciptalah produksi pengetahuan melalui penulisan artikel ilmiah. Tercipta pula iklim kondusif akademik publikasi ilmiah.

Dosen berbagai disiplin ilmu melakukan kolaborasi penulisan artikel. Kolaborasi lintas program studi, lintas fakultas, dan lintas pendidikan tinggi. Aktivitas klinik paper berlangsung. Paper dikirim ke konferensi atau ke jurnal reguler. Dengan begitu, terbukalah cakrawala publikasi ilmiah di Indonesia.

Dunia kampus mulai melibatkan mahasiswa dalam publikasi ilmiah. Dosen berperan sebagai pembimbing penulisan paper. Disebut agenda kemitraan dosen dan mahasiswa dalam publikasi ilmiah. Mahasiswa diperankan sebagai presenter di berbagai ajang konferensi. Mahasiswa diberangkatkan menjadi delegasi kampus.

Sivitas akademik beradaptasi dengan tantangan publikasi ilmiah. Memahami tubuh paper, menguasai aplikasi references, melakukan paraphrase, translate dan tata bahasa, dan cek plagiarism. Termasuk korespondensi dalam submit dan revisi paper. Akademisi beradaptasi dengan cepat. Dosen dituntut menguasai untuk dipaparkan ke mahasiswa secara luas.

Semua itu sekilas pengalaman. Sampai 30 Juli 2019 UIN Sunan Gunung Djati Bandung memiliki 256 dokumen index Scopus. Kontribusi untuk Indonesia. []

Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag, Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M UIN SGD Bandung

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *