Klinik UIN SGD Disiapkan untuk Layanan Umum & BPJS

[www.uinsgd.ac.id] UIN Sunan Gunung Djati Bandung akan meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan fungsi Klinik UIN SGD. Selain melayani kesehatan gratis bagi sivitas akademika dan karyawan, juga dibuka pelayanan medis untuk masyarakat umum.

Rektor UIN SGD Bandung Prof Dr H Mahmud, M.Si menyatakan hal itu saat memberikan sambutan pada acara lomba paduan suara antar-dharma wanita fakultas dalam rangka Dies Natalis ke-50, di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN SGD, belum lama ini.  

Klinik, yang semula hanya melayani mahasiswa, dosen, dan karyawan, dalam waktu dekat akan dipindahkan ke depan kampus agar memudahkan masyarakat berobat ke Klinik UIN SGD. “Saya pikir akan banyak manfaatnya, karena bisa membantu masyarakat dalam mengakses kesehatan. Sekaligus dapat  menambah income untuk kas BLU (Badan Layanan Umum),” ujar Rektor.

Pengembangan ini, lanjut Prof Mahmud, tentu saja berpengaruh pada aspek-aspek lain. Sehingga UIN SGD akan segera membenahi atau membangun sarana prasarana gedung yang lebih representatif, bila perlu menambah dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya. “Ini harus segera terwujud, karena peningkatan status klinik ini akan menjadi embrio atau langkah awal pendirian Fakultas Kedokteran,” katanya.

Kepala Poliklinik UIN SGD Dr Adon Nasrulloh, M.Ag kini tengah mengurus perizinan klinik ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung. Sudah delapan tahun izin klinik UIN SGD ini tidak diurus, sehingga prosesnya sangat berat, karena pengurusan izin harus  dari nol lagi. “Begitu kita ke sana, pihak Dinas Kesehatan menolak, dengan alasan sarana gedungnya tidak representatif. Tapi tetap kita upayakan agar perizinan tetap diproses, sambil menyiapkan pembangunan gedung dan sarana prasarana lainnya yang representatif,” jelas Dr Adon.  

Dr Adon meyakinkan bahwa dalam waktu dekat pihak Dinkes akan melakukan visitasi ke UIN Bandung. Jenis klinik yang disusulkan adalah Klinik Pratama, tahap berikutnya Klinik Utama  yang dilengkapi dengan dokter spesialis. “Bahkan kita pun bisa bekerjasama dengan pihak BPJS agar bisa menjadi fasilitas kesehatan tingkat pertama BPJS,” kata Dr Adon.(Nanang Sungkawa)

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter